Sukses


Bonek Kecewa Mural Persebaya di Tempat Bersejarah Dihapus

Bola.com, Jakarta - Suporter Persebaya Surabaya, Bonek, dibuat heboh dengan penghapusan mural di kawasan Karah, Surabaya, Senin (21/12/2020). Padahal, mural tersebut memuat pesan penting dari kelompok suporter dengan warna kebesaran hijau tersebut.

Mural tersebut bertuliskan “Karanggayam is our history” yang berarti “Karanggayam adalah sejarah kami”. Tulisan tersebut diapit oleh logo Persebaya di sisi kanan, lalu tulisan Tribun Kidul* di sisi kiri. Tagar Balekno (Kembalikan) Karanggayam terdapat di bagian bawah.

Setelah dihapus, tak ada lagi mural yang tersisa. Di media sosial, beredar foto oknum aparat pemerintahan yang telah menghapusnya. Kini, tembok tersebut sudah rata dengan cat berwarna putih.

Dari informasi yang didapat Bola.com, mural tersebut memang dibuat oleh Tribun Kidul*, sebuah kelompok Bonek yang menghuni tribune selatan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

“Saya juga kaget sewaktu dapat kabar ini. Teman-teman Bonek juga tidak sembarangan membuat itu. Muralnya juga baru dibikin belum seminggu lalu,” kata Devara Noumanto, koordinator Bonek Tribun Kidul, kepada Bola.com, Senin malam.

Devara Noumanto menerangkan bahwa Bonek Tribun Kidul membuat mural yang tersebar di empat titik yang berbeda di Surabaya. Masing-masing di kawasan Kutisari, Kebonsari, Setro, dan Karah. Pihaknya juga sudah meminta izin kepada pemilik tembok dan Ketua RW setempat.

Konteks mural itu memang membahas Karanggayam atau Wisma Eri Irianto yang selama ini menjadi tempat bersejarah buat Bonek dan Persebaya. Karanggayam merupakan mes lama Bajul Ijo sekaligus wadah pembinaan sepak bola muda sejak era Perserikatan.

Empat mural yang berbeda itu memuat pesan yang sama, yakni mengembalikan fungsi Karanggayam. Ada yang bertuliskan “Story of Karanggayam”, ada pula yang berisikan “Kami Ingin Bermain Bola Lagi” dengan gambar anak-anak bermain sepak bola.

“Kami meminta izin sebelum membuat mural itu. Butuh sekitar empat malam membuatnya dan baru selesai Jumat lalu (18/12/2020). Lah, ini baru beberapa hari sudah dihapus. Seharusnya ada komunikasi. Ini tidak ada pemberitahuan,” imbuh pria yang akrab disapa Sinyo tersebut.

“Kami sangat menyayangkan apa yang terjadi ini. Terlebih, mereka menghapus logo Persebaya. Kalau tidak terima, seharusnya tulisan Karanggayam saja yang dihapus. Tapi, ini akhirnya membuat Bonek bereaksi karena diperlakukan seperti ini,” tutur Sinyo.

Video

2 dari 2 halaman

Sengketa

Penghapusan ini diduga dilakukan karena Karanggayam masih dianggap dalam sengketa antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Persebaya. Masalah ini sebenarnya sudah berakhir setelah putusan status Karanggayam memang milik Persebaya.

Selanjutnya, Pengadilan Negeri Surabaya memutuskan bahwa Persebaya Surabaya sebagai pihak yang berhak dan mempunyai prioritas untuk mendapatkan hak atas tanah dan memperoleh tanda bukti hak (sertifikat) atas sebidang tanah di lahan sengketa tersebut. 

Pemkot Surabaya juga sempat melakukan banding namun ditolak. Mereka juga secara resmi juga mengajukan kasasi ke tingkat Mahkamah Agung per tanggal 30 November lalu. 

Permasalahan ini tidak hanya menyangkut tanah dan bangunan yang dulunya dijadikan mes. Melainkan, terdapat lapangan juga yang selama ini menjadi tempat bertandingnya kompetisi internal Persebaya.

Persebaya sempat kalang kabut saat Pemkot Surabaya menyegel Karanggayam secara sepihak. Akibatnya, anak-anak yang tergabung dalam klub internal Persebaya terkatung-katung karena tidak bisa bertanding.

Sinyo tidak bisa memastikan pihak mana yang telah melakukan penghapusan mural yang dibuat oleh kelompoknya tersebut. Hanya saja, menurut Sinyo, atribut yang mereka kenakan mirip dengan aparat pemerintah.

“Pesan kami sederhana, ingin mengembalikan Karanggayam sebagai fungsi sebenarnya, sebagai tempat pembinaan untuk anak-anak. Pesan dalam mural itu tidak membahas kepemilikan tanah dan sebagainya,” ujarnya.

Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, juga terjadi penghapusan mural Karanggayam di kawasan Jogoloyo, Gunungsari, Surabaya. Bedanya, kelompok yang menghapusnya tetap menyisakan tulisan “Persebaya”.

Video Populer

Foto Populer