Sukses


Cerita Eky Taufik: Nyaris Tinggalkan Sepak Bola, Jadi Pebisnis dan Mendirikan SSB

Bola.com, Jakarta - Eky Taufik sudah berkostum Persela Lamongan di level senior sejak musim 2011. Kalau ia bertahan sampai gantung sepatu di Persela sesuai keinginannya, maka pria kelahiran Sragen, 15 Februari 1991 ini bakal masuk dalam daftar pemain terlama membela Laskar Joko Tingkir.

Selain Eky, ada nama mendiang Choirul Huda dan Zaenal Arifin.Sejatinya, Eky nyaris meninggalkan dunia sepak bola justru ketika usianya masih remaja. Dalam channel youtube Omah Balbalan, Eky mengungkap cerita pahit ketika dirinya baru lulus dari Diklat Salatiga.

Saat itu, ia sedang menunggu panggilan bergabung di Persebaya Surabaya U-21 yang sudah mengontak pelatihnya di Diklat Salatiga.Durasi penantian Eky ke Persebaya U-21 berlangsung selama dua bulan.

Pada momen itu, ia menerima ajakan sebuah klub di Salatiga yang ingin memakai jasanya dengan perjanjian ia bisa pergi setelah ada panggilan dari Persebaya U-21. Ternyata kompetisi yang diikuti klub itu jadwalnya molor.

Pada waktu bersamaan Eky diminta segera datang ke Surabaya. Ironisnya, klub yang mengontraknya itu meminta dana transfer Rp10 juta. Padahal, Eky mengaku belum menerima sepeser apa pun dari klub itu. Ia hanya diberi sepasang sepatu bola dan kats.

"Saya diancam tak diberi surat keluar kalau tak membayar. Saat itu, saya sempat berpikir berhenti dari sepak bola. Karena belum menghasilkan apa-apa sudah menyusahkan orangtua. Beruntung, orangtua saya berusaha keras menyelesaikannya dan meminta saya fokus ke sepak bola," kenang Eky Taufik.

Video

2 dari 3 halaman

Disiplin Tinggi Berkat Didikan Orang Tua

Eky Taufik pun akhirnya bisa bergabung di Persebaya U-21 dan kemudian melanjutkan kariernya bersama Persela Lamongan sampai saat ini.

Sebagai pemain, Eky dikenal sebagai pribadi yang disiplin baik di dalam mau pun luar lapangan. Menurut Eky, sikap dan karakternya terbangun dari kecil berkat didikan kedua orangtua.

"Ayah dan Ibu sama-sama berprofesi guru. Ibu saya malah jadi guru Bimbingan Penyuluhan di sekolahnya," kata Eky.

Itulah mengapa, Eky mengaku selalu 'menghadirkan' sosok kedua orangtuanya dalam jiwanya saat bertanding. Contoh kecil, Eky dikenal sebagai pemain yang selalu memasukkan jerseynya dalam sepanjang pertandingan. Rambutnya pun tersisir rapi layaknya anak sekolahan.

"Saya merasa nyaman bermain di lapangan dengan cara itu."

Eky tak mempermasalahkan anggapan penampilannya terbilang tak istimewa saat membela Persela. Menurutnya, anggapan itu bisa jadi betul.

"Saya juga merasakannya. Itulah mengapa, saya terus meningkatkan kemampuan dari hari ke hari dengan melakukan latihan tambahan di luar jadwal reguler. Mungkin karena itu, Persela masih mempertahankan saya sampai sekarang," terang Eky.

3 dari 3 halaman

Buka Bisnis dan SSB

Layaknya seorang pemain, Eky sudah merenda asa bila tak lagi berstatus pemain. Ia berencana fokus melanjutkan bisnis ternak lele dan butik bersama sang istri.

"Sebenarnya kedua bisnis itu sudah jalan sebelum pandemi.Lumayan berjalan lancar. Malah ternak lele yang dijalankan sejumlah pemuda di desa sudah beromzet satu juta rupiah per hari," papar Eky yang mengaku bersyukur bisa memberikan lapangan pekerjaan buat sesama yang membutuhkan.

Selain itu, Eky ingin mendirikan sekolah sepak bola agar bisa menyalurkan ilmu dan pengalamannya buat pemain usia muda. Saat ini, Eky sudah mengantongi lisensi kepelatihan D nasional.

"Saya tentu akan menambah ilmu kepelatihan saya dengan mengikuti jenjang kursus selanjutnya," pungkas Eky.

Video Populer

Foto Populer