Sukses


Jelang Liga 1: Bek Madura United Dinilai Terlalu Sering Ambil Resiko

Bola.com, Madura - Madura United kembali menjalani latihan bersama kontra Putra Jombang di Stadion Gelora Madura Ratu Pamellingan, Kamis (24/6) sore. Dalam pertandingan tersebut, klub berjuluk laskar sape kerrap tersebut berhasil unggul 2-0 atas klub asal Liga 3 tersebut.

Dua gol kemenangan Madura United seluruhnya dicetak di babak kedua. Slamet Nurcahyono mencetak gol di menit 64 dan empat menit kemudian umpan silang Alfin Tuasalamony membut lawan menciptakan gol bunuh diri.

Meski kembali menang, pelatih Rahmad Darmawan menyoroti kelemahan timnya yang sangat mencolok. Para pemain belakang beberapa kali mencoba melakukan hal yang tak perlu dan justru menciptakan kesempatan bagi pemain lawan.

"Mereka (pemain belakang) terlalu berani ambil resiko-resiko hilang bola di area pertahanan sendiri, seperti dribbling enggak penting. Harusnya main simple di bawah tapi semuanya masih mau menyusahkan diri sendiri," ketusnya.

Dirinya pun mengaku heran mengapa hal itu bisa terjadi setelah beberapa pertandingan persahabatan. Namun, dirinya tak terlalu khawatir hal tersebut bakal terbawa ke kompetisi nanti.

"Itu sesuatu yang menurut saya tidak terlalu sulit untuk diingatkan ke mereka. Saya sudah lama tidak melihat momen-momen itu tapi kali ini saya justru melihat pemain melakukannya," tambah pria yang akrab disapa RD tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Pemahaman Taktik Masih Kurang

Pelatih asal Lampung tersebut mengaku tengah menjajal taktikal baru pada pertandingan tersebut. Dirinya ingin pemain bisa memahami secara langsung perintahnya dan mensimulasikannya di lapangan.

"Kami memang sengaja setting tim untuk menunggu lawan di sepertiga tengah dan mencoba untuk (bermain) cepat dengan pass attack menyerang dengan cepat," jelasnya.

Tetapi hal tersebut tampaknya tak berjalan mulus. Sebab, para pemain masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan yang justru membuat Madura United kehilangan momentum permainan.

"Di babak pertama ada sekitar 20 menit kami bisa buat hal itu. Tetapi setelah itu kehilangan momentum, anak-anak jadi tidak berani ambil inisiatif kapan waktunya pressing, kapan menunggu jadi pemahaman taktik ini yang harus saya perjelas lagi sama mereka," tegasnya.

 

Video Populer

Foto Populer