Sukses


Deretan Striker Hebat yang Pernah Dilahirkan Jateng dan DIY: Tembus Timnas Sebagai Bukti

Bola.com, Jakarta - Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk menjadi kawah candradimuka bagi sepak bola Indonesia. Banyak klub bersejarah dan punya nama besar ada di dua wilayah tersebut.

Ada tim-tim era perserikatan seperti Persis Solo, PSIS Semarang, PSIM Yogyakarta, atau PSS Sleman yang masih eksis hingga sekarang. Atau sekian banyaknya sekolah sepak bola (SSB) hingga adanya Diklat Salatiga yang cukup melegenda di masanya.

Dari situlah kemudian muncul pemain yang akhirnya punya kualitas dan diiringi nama besar. Bisa dikatakan klub-klub yang berada di wilayah Jateng-DIY menjadi batu loncatan pada awal karier.

Rata-rata kiprahnya berpengaruh terhadap prestasi klub maupun individu yang diraih. Tidak hanya di level klub, sebagian sukses di klub lain bahkan memberikan sumbangsih untuk negara dengan bermain di Timnas Indonesia.

Bola.com merangkum sejumlah pemain yang memiliki nama besar di persepakbolaan tanah air, dan mereka berasal dari wilayah Jawa Tengah dan DIY. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya:

 

Video

2 dari 6 halaman

1. Kurniawan Dwi Yulianto

Satu di antara pemain besar yang pernah dilahirkan Indonesia. Pemain berjulukan Si Kurus ini lahir di Magelang, 13 Juli 1976. Kurniawan adalah aset berharga dengan segudang pengalaman.

Sejak masih belia, bakatnya sudah diprediksi bakal menjadi pesepakbola besar. Kurniawan sebagai jebolan program PSSI Primavera, juga pernah belajar di klub Serie A Italia, Sampdoria.

Kemudian ia malang-melintang di sepak bola Indonesia dengan bergabung di banyak tim besar. Di antaranya, Pelita Jaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, hingga Persebaya Surabaya.

Bersama tim Merah-putih, ia sudah menjadi andalan pada ajang SEA Games 1997 sampai Piala Tiger (AFF) tahun 2004. Di Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto mencatat 59 kali penampilan dan koleksi 33 gol.

 

3 dari 6 halaman

2. Bambang Pamungkas

Merupakan satu di antara striker hebat yang pernah dilahirkan Jawa Tengah, selain Kurniawan Dwi Yulianto. Pria asli Getasan, Kabupaten Semarang ini lahir dan tumbuh di lingkungan sepak bola Salatiga.

Ia mengawali karier di SSB Ungaran, dan bakatnya terasah bersama Diklat Salatiga. Bersama Diklat Salatiga, pria yang akrab disapa Bepe ini menemukan ketajaman sebagai seorang striker meski postur tubuhnya kurang ideal untuk ukuran ujung tombak.

Nyatanya ia berhasil lulus dari Diklat Salatiga sebagai pemain penuh potensi. Benar saja, Bepe meroket dengan mengenyam pengalaman bermain di Liga Belanda bersama EHC Norad.

Gerbang kesuksesan diraihnya bersama Persija Jakarta dan dicap legenda oleh tim Macan Kemayoran karena pengabdiannya, meski sempat hijrah ke klub Selangor dan Pelita Bandung Raya.

Bepe dikenal memiliki naluri mencetak gol tinggi baik dengan kedua kakinya yang sama tajam. Terutama adalah kualitas bola atas yang menjadi andalannya. Bambang Pamungkas juga berpredikat sebagai pencetak gol terbanyak Timnas Indonesia dengan 37 gol dari 85 laga.

 

4 dari 6 halaman

3. Tugiyo

Pemain yang lahir di Purwodadi 13 April 1977. Bomber PSIS yang fenomenal pernah dijuluki Si Maradona dari Purwodadi. Tak lain karena punya tinggi badan 162cm namun jago untuk urusan membobol gawang lawan, layaknya Diego Maradona.

Satu momen paling bersejarah baginya adalah menjadi pahlawan PSIS saat merengkuh gelar juara Ligina 1999. Melawan Persebaya Surabaya dalam final di Stadion Klabat, Manado, ia mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan.

Sayangnya setelah menjuarai kompetisi bersama PSIS, nama Tugiyo seperti redup, karena cedera yang dialaminya. Tugiyo menghabiskan kariernya bersama PSIS hingga tahun 2003 dan saat ini menggeluti pembinaan usia muda.

Tugiyo pernah mencicipi seragam Timnas Indonesia, setelah sukses mempersembahkan gelar juara untuk Mahesa Jenar PSIS tahun 1999. Bernard Schumm yang waktu itu menangani Tim Nasional tertarik untuk memanggilnya ke Timnas Indonesia.

Akan tetapi pada saat berlatih bersama Timnas Tugiyo mengalami cedera lutut parah dan menggagalkan impian Tugiyo memperkuat Timnas. Meski sebelumnya di level junior, ia sudah beberapa kali mengenakan seragam Merah-putih.

 

5 dari 6 halaman

4. Gendut Doni Christiawan

Pemain kelahiran Salatiga, 7 Desember 1978. Merupakan putra daerah asli Salatiga yang bakatnya sudah terasah bersama Diklat Salatiga. Jerih payahnya dengan ikut berlatih di Diklat Salatiga berbuah manis.

Gendut Doni langsung merasakan gelar juara Liga Indonesia bersama PSIS Semarang pada tahun 1999. Saat itu dirinya masih sangat muda dengan menimba pengalaman bersama PSIS.

Dua tahun kemudian, dirinya berseragam Persija Jakarta. Lagi-lagi prestasi emas dengan mengantarkan tim Macan Kemayoran juara Liga Bank Mandiri tahun 2001.

Ketajaman Gendut Doni sebagai striker haus gol, menular bersama Timnas Indonesia. Tim Merah-putih dibelanya dalam ajang Piala Tiger tahun 2002 di Jakarta.

Meski sayangnya prestasi Timnas Indonesia kala itu harus puas menjadi runner-up usai kalah dari Thailand di final. Setidaknya menjadi bukti jebolan Diklat Salatiga ini cukup bersinar.

 

6 dari 6 halaman

5. Seto Nurdiyantoro

Legenda PSS Sleman cukup pantas disandang pria kelahiran Sleman, 14 April 1974. Ia tidak hanya pernah sukses sebagai pemain PSS Sleman saja, namun juga sukses menjadi pelatih di tim Elang Jawa.

Sebenarnya Seto mengawali karier dengan membela tim asal kelahirannya, PSS Sleman pada awal 1990 silam. Kemudian potensi besarnya ditebus oleh Pelita Jaya hingga membuatnya sebagai pemain besar dan mampu menembus Timnas di Piala Tiger tahun 2000.

Setelah puncak kariernya di Pelita Solo, Seto lantas kembali pulang ke PSS untuk beberapa musim. Kemudian Seto bermain di dua tim tetangga yakni PSIM Yogyakarta dan hingga pensiun di Persiba Bantul.

Seto juga sempat berkiprah di Timnas Indonesia, ketika dirinya masih menjadi punggawa Pelita Jaya. Seto tercatat pernah tampil dalam periode tahun 1999 sampai 2001. Dengan catatan tiga gol dari 14 kali penampilan.

Video Populer

Foto Populer