Sukses


Duel Pemain Bintang PSM Vs Arema di BRI Liga 1: Teknik Tinggi Wiljan Pluim Kontra Agresivitas Kushedya Hari Yudo

Bola.com, Jakarta Duel PSM Makassar versus Arema FC pada ajang BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Pakansari Bogor, Minggu (5/9/2021), tak sekadar pertemuan dua tim yang pernah meraih trofi juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia. Tapi laga ini juga jadi ajang unjuk kemampuan serta motivasi tinggi antarpemain kedua tim yang sama-sama berkarakter cepat, keras dan ofensif.

Pada laga BRI Liga 1 nanti, ada dua pemain yang diprediksi menonjol saat tim mereka menekan lawan yakni Wiljan Pluim dari PSM dan Kushedya Hari Yudo dari Arema.

Meski sama-sama berkarakter ofensif, penampilan Pluim dan Yudo di lapangan berbeda. Pluim mengandalkan skill di atas rata-rata, umpan terukur, dan piawai mencetak gol. Itulah mengapa sejak bergabung di PSM pada putaran kedua Torabika Soccer Championship 2016, eks gelandang Vitesse Arhem (Belanda) itu kerap jadi incaran tekel pemain tim lawan.

Meski berpostur besar dengan tinggi 194 cm, Wiljan Pluim memiliki gerak tubuh yang lentur. Gerakan kedua kakinya cepat dan sulit ditebak. Tak ayal, ketika bola bersamanya, dua sampai tiga pemain datang mengadangnya.

Motivasi dan militansi di lapangan jadi nilai plus tersendiri. Karakter agresif ditambah kecerdasannya yang tinggi membuat Pluim bisa menempati posisi apa saja di lini depan PSM.

Hal itu terlihat pada strategi yang kerap diterapkan dua pelatih PSM sebelumnya, yakni Robert Alberts dan Darije Kalezic. Pada sejumlah partai, Pluim yang sejatinya adalah gelandang serang di belakang striker, kerap dimainkan sebagai penyerang sayap.

Malah, tak jarang Pluim bermain sebagai striker tunggal. Pada era Bojan Hodak yang gemar menerapkan pola 4-4-2, Pluim ditempatkan sebagai penyerang sayap pada formasi awal.

Saat pertandingan berjalan, Pluim lebih terkesan sebagai 'pemain bebas' di lapangan.

Yudo juga kerap bermain sebagai penyerang sayap atau berdiri di belakang striker. Malah, di tim nasional Indonesia, pelatih Shin Tae-yong memainkankannya sebagai ujung tombak di lini depan. Secara teknis, Yudo memang masih di bawah Pluim.

Tapi, pemain kelahiran Malang, 16 Juli 1993 itu memiliki stamina dan kecepatan prima yang membuatnya bisa bergerak liar di area pertahanan lawan.

Kelebihan inilah yang membuat bek lawan kerap kerepotan mengadang pergerakan Yudo. Sebaliknya, Yudo juga efektif sebagai 'tembok awal' saat bek lawan membangun serangan dari lini belakang.

 

2 dari 4 halaman

Rekam Jejak Wiljan Pluim di Indonesia

Sosok Pluim langsung mencuat ketika tampil menawan pada putaran kedua Torabika Soccer Championship 2016. Ia pun menjadi pemain sentral di Juku Eja pada era Liga 1. Pluim tercatat sudah bermain 119 partai bersama PSM pada ajang resmi yakni yakni Liga 1, Piala Presiden, Piala Indonesia dan Piala AFC.

Khusus di Liga 1, Pluim tampil bersama PSM pada 83 laga dengan koleksi gol dan assist, masing-masing 26 kali. Liga 1 2018 jadi musim terbaik Pluim bersama PSM.

Juku Eja memang hanya bertengger di peringkat dua karena kalah satu poin dari Persija Jakarta yang bertengger di posisi puncak klasemen akhir dengan koleksi 62 poin.

Tapi, aksinya mampu mampu membius publik sepakbola Indonesia. Pada musim 2018, Pluim tampil pada 29 laga dengan koleksi 5 gol dan 6 assist. Total menit bermainnya adalah 2.606.

Musim 2019 jadi masa sulit buat Pluim. Cedera engkel terus membayangi penampilannya. Apalagi, setiap tampil bersama PSM, Pluim selalu menjadi incaran lawan untuk dimatikan. Alhasil di Liga 1 2019, Pluim hanya bermain pada 19 laga dari 34 partai yang dimainkan Juku Eja.

Pluim juga pulang ke Belanda sebelum kompetisi berakhir. Meski begitu, musim ini tetap jadi kenangan tersendiri buat Pluim. Meski tak maksimal di Liga 1, Pluim tetap jadi pilar penting Juku Eja saat meraih meraih trofi juara Piala Presiden 2018/2019.

Di final, Juku Eja memupus ambisi Persija yang ingin mengawinkan trofi Liga 1 dan Piala Presiden.

 

3 dari 4 halaman

Rekam Jejak Kushedya Hari Yudo

Sementara Yudo lebih banyak menghabiskan kariernya dengan berkostum tim semenjana selepas memperkuat Arema Junior. Pemain binaan Akademi Arema ini pernah jadi bagian Persib Junior, Persewangi Banyuwangi, PS Badung, Persegres Gresik United, Persekam Metro dan Kalteng Putra.

Namanya mulai mencuat setelah bergabung di PSS Sleman. Ia tercatat tampil pada 29 partai dengan koleksi lima gol. Catatan itu membuat manajemen Arema mengembalikan pemain binaannya itu ke Malang jelang Liga 1 2020.

Di Arema, Yudo mendapatkan momentum terbaiknya. Dalam tiga partai awal Liga 1 2020, ia mengoleksi dua gol. Sayang, Yudo tak melanjutkan aksi trengginasnya menyusul keputusan PSSI membatatalkan kompetisi karena tak kunjung mendapatkan izin dari kepolisian gegara pandemi COVID-19.

Meski begitu, aksinya itu membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, yang dikenal suka dengan pemain agresif dan pekerja keras memasukkan namanya dalam daftar skuad Garuda.

Yudo melakukan debut bersama timnas ketika menghadapi Afghanistan pada laga uji coba internasional, 25 Mei 2021 silam. Setelah itu, ia menjadi bagian penting timnas pada laga lanjtan kualifikasi Piala Dunia 2002 di Uni Emirat Arab.

4 dari 4 halaman

Yuk Tengok Peringkat Terbaru

Video Populer

Foto Populer