Sukses


Awan Hitam Persipura di BRI Liga 1 dan Periode Terburuk Jacksen Tiago

Bola.com, Jakarta - Rasanya sulit membayangkan Persipura Jayapura terseok-seok menjalani BRI Liga 1 2021/2022. Realitanya, tim besutan Jacksen F. Tiago ini memang pontang-panting bahkan untuk sekadar meraih satu poin.

Di BRI Liga 1 2021/2022, Persipura baru menang sekali dari sembilan pertandingan. Dua lainnya imbang, sedang enam laga diakhiri dengan kekalahan, dan menempatkan tim berjulukan Mutiara Hitam itu di posisi kedua dari bawah.

Pemandangan di papan klasemen sementara sangat tidak menggambarkan tim sekelas Persipura, apalagi dengan tangan dingin Jacksen Tiago. Bisa jadi, musim ini adalah periode terburuk pelatih berdarah Brasil itu sepanjang kariernya di sepak bola Indonesia.

Jacksen bukan pelatih sembarangan. Sosok yang dikenal suka menyelipkan pendekatan religius pada setiap aktivitas tim ini sukses besar dengan tiga gelar Liga Indonesia periode 2008 hingga 2014.

"Saya melihat bahwa saat ini Tuhan yang membawa saya ke sini lagi. Saya akan pegang teguh itu dalam bekerja sehari-hari dan itu akan menjadi keyakinan saya untuk bekerja sama dengan para pemain untuk bisa mengembalikan Persipura ke posisi yang selayaknya," ucap Jacksen saat kembali ke Persipura Jayapura pada 2019.

Sayangnya, musim ini Persipura Jayapura seakan tak bertaji. Jangankan bersaing meraih gelar juara BRI Liga 1 2021/2022, untuk lepas dari jeratan zona degradasi saja sangat sulit.

Apa yang salah dengan Persipura musim ini? Apakah kehilangan Boaz Solossa yang pindah ke Borneo FC awal dari periode buruk tim kebanggaan rakyat Jayapura tersebut?

 

2 dari 5 halaman

Kekuatan Tergerus

Sejatinya, Persipura Jayapura merupakan satu dari sedikit tim dengan persiapan paling matang dan panjang. Mereka tidak mengikuti Piala Menpora 2021, yang artinya banyak waktu buat Jacksen memoles tim.

Ditengarai, Persipura tidak mengikuti Piala Menpora 2021 agar bisa fokus di ajang Piala AFC, kompetisi antarklub Asia setingkat di bawah Liga Champions Asia. Nahas, kompetisi tersebut dibatalkan karena pandemi virus corona.

Dalam beberapa kali sesi wawancara bersama awak media, coach Jacksen mengeluhkan sulitnya mencari pemain asing yang ideal dalam kerangka timnya. Penyebabnya bisa macam-macam, bisa karena finansial maupun birokrasi.

Badai cedera pemain asing hingga kepergian Boaz Solossa plus Yustinus Pae pada awal musim juga menjadi tamparan telak. Menyisakan sedikit pemain senior di tengah kepungan pemain muda agaknya menjadi boomerang buat Persipura.

“Apapun yang terjadi, kami siap menerima konsekuensinya. Kami tahu bagaimana caranya kerja setiap hari Saya merasa momentum ini membuat kami berada di posisi paling rendah,” kata Jacksen usai kekalahan dari Barito Putera.

“Setiap hari kami berpikir bagaimana mencari persoalan dan mengatasinya. Hasil menang, kalah, atau imbang itu sudah biasa dalam situasi sepak bola,” imbuh arsitek tim berkewarganegaraan Brasil tersebut.

Persipura Jayapura bahkan melewati empat pekan lima laga BRI Liga 1 2021/2022 dengan mengandalkan full pemain lokal. Hasilnya pun bisa ditebak, Persipura kesulitan bersaing dengan para raksasa di kompetisi elite Indonesia itu.

 

3 dari 5 halaman

Legiun Asing Minim Kontribusi

Jacksen memiliki kriteria tersendiri soal pemain asing. Ia menginginkan pemain asing yang bergabung tidak awam dengan sepak bola Indonesia khususnya, atau Asia pada umumnya.

Selain itu, ia juga tak mau terganggu birokrasi. Artinya, Jacksen berharap pemain asing yang diinginkannya sudah berada di Indonesia atau setidaknya berdomisili di Asia.

Persipura pada akhirnya merekrut tiga pemain asing, yang sayangnya, masih minim kontribusi. Mereka adalah bomber asal Ukraina, Yevhen Bokhashvili, gelandang berdarah Jepang, Takuya Matsunaga, dan bek berkebangsaan Brasil, Henrique Motta.

Cap one season wonder cocok melekat pada Yevhen Bokhashvili. Striker asal Ukraina itu begitu tajam pada 2019, namun masih mandul di musim ini.

Nama Yevhen Bokhashvili melejit pada 2019 ketika berhasil membukukan 16 gol dari 33 penampilan bersama PSS Sleman. Namun, produktivitas Yevhen Bokhashvili menurun pada 2021. Bomber berusia 28 tahun itu hanya mampu membuat sebiji gol dari 10 pertandingan dengan klub Malaysia, Pahang FC.

Loyonya penampilan Yehven Bokhashvili membuat kontraknya diputus oleh Pahang FC. Mantan bomber Timnas Ukraina U-21 itu memilih untuk kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Persipura.

Takuya Mastunaga menjadi satu-satunya pemain asing yang dipertahankan Persipura sejak musim lalu. Namun, ia mengalami cedera lulut sejak musim belum bergulir. Cedera itu memaksanya absen dalam enam partai Persipura di seri pertama BRI Liga 1.

Setali tiga uang, Motta pun sempat mengalami cedera jelang bergulirnya BRI Liga 1 dan cuma bermain dua kali pada seri pertama. Kondisi ini menunjukkan betul betapa pemain asing yang ada bak datang dalam rapor merah.

 

4 dari 5 halaman

Siap Bertanggung Jawab

Satu-satunya kemenangan yang mereka raih adalah kontra Persiraja Banda Aceh dengan skor 2-1 pekan keempat (24/9/2021). Tiga poin ini juga tidak istimewa mengingat Persiraja adalah satu-satunya tim yang berada di bawah Persipura Jayapura, alias penghuni dasar klasemen sementara.

Jacksen masih dalam upaya membuat timnya bisa bangkit dan bisa meraih kemenangan lagi. Pelatih berusia 53 tahun itu masih mencari sumber masalah dan berusaha menyelesaikannya sesegera mungkin.

“Kami selalu mencoba melakukan sesuatu tindakan kembali ke jalur kemenangan. Kami melakukan sesuatu dalam internal tim. Kami cari apa yang bisa membuat tim ini kembali ke jalur kemenangan,” ujar Jacksen.

Lantas, bagaimana kiprah pemain asing? Yevhen Bokhasvili, Henrique Motta, dan Takuya Matsunaga belum mampu memberikan kontribusi optimal. Sebagai pemain depan dan tengah, mereka belum mencetak gol.

Namun, Jacksen memilih pasang badan melihat kritik yang tertuju kepada para pemain impor itu. Jika ada yang ingin disalahkan atas keterpurukan ini, dia ingin itu ditujukan pada dirinya sendiri sebagai pelatih kepala.

“Saya tidak perlu bicara pada media soal pemain asing. Kami komunikasi secara rutin dan intens. Persoalannya bukan cuma pemain asing, tapi juga pelatih, pemain lokal, dan kami semua bagian tim,” ucapnya.

“Kami belum mampu memberikan yang terbaik buat kami sendiri sehingga tim ini tidak menang. Saya bukan tipe orang yang menyalahkan orang lain. Saya sebagai pelatih adalah orang pertama yang bertanggung jawab,” tutur mantan pelatih Persebaya Surabaya itu.

5 dari 5 halaman

Posisi Persipura Saat Ini

Video Populer

Foto Populer