Sukses


5 Benteng Tua di Grup A dan B Turnamen Pramusim 2022

Bola.com, Jakarta - Jelang BRI Liga 1 2022, sepak bola Indonesia akan diramaikan dengan turnamen pramusim 2022. Ini bakal dimanfaatkan betul oleh seluruh pemain, termasuk penggawa tua, untuk menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing dengan para napas muda.

Turnamen pramusim 2022 yang belum memiliki sponsor ini terbagi menjadi empat grup, di mana tiap grupnya berisikan tuan rumah. Adapun empat kota yang ditunjuk sebagai tuan rumah yakni Solo, Samarinda, Bandung, dan Malang.

Grup A berisikan lima tim, yakni Persis Solo (tuan rumah), PSIS Semarang, Martapura Dewa United, Persita Tangerang, dan PSS Sleman. Sementara Grup B dihuni oleh Borneo FC, Barito Putera, Persija Jakarta, RANS Cilegon FC, dan Madura United.

Keunikan dua grup tersebut, selain diisi oleh lima peserta, juga diramaikan oleh pemain-pemain yang tak lagi muda. Mengingat bursa transfer BRI Liga 1 2022 masih terbuka, bukan tidak mungkin ini jadi kesempatan terakhir buat mereka bertahan di klubnya saat ini.

Siapa sajakah pemain tua yang masih diandalkan oleh klubnya masing-masing di turnamen pramusim 2022? Berikut ini ulasannya:

 

2 dari 6 halaman

Fabiano Beltrame

Bek Naturalisasi Indonesia kelahiran Brasil ini sudah memasuki usia 39 tahun. Sempat bermain di Liga 2, kini dia kembali ke kasta tertinggi bersama Persis Solo. Tim yang dibawanya promosi dari Liga 2 musim lalu. Secara permainan, tentu Fabiano tak secepat dulu. Tapi dia sudah merasakan atmosfer Liga 1 di paruh musim lalu.

Arema FC sempat meminjamnya. Fabiano tampil dalam 9 pertandingan. Artinya dia masih dapat tempat. Padahal Arema musim lalu punya Bagas Adi Nugroho dan Sergio Silva. Diprediksi, dalam turnamen pramusim 2022, Fabiano masih dapat tempat di skuat utama Persis Solo. Karena dia sosok leader di jantung pertahanan Persis. Saat membela Persis di Liga 1, Fabiano selalu jadi starter.

Sampai saat ini, Fabiano sepertinya belum berfikir pensiun. Padahal namanya sempat tenggelam saat memutuskan gabung Persib Bandung musim 2019. Kini dia berhasil bangkit dan jadi pemain penting di klubnya. Para striker tim yang tergabung di Grup A sepertinya harus memperhitungkan pengalaman dan ketenangan Fabiano.

 

3 dari 6 halaman

Dedy Gusmawan

Karier stoper 36 tahun ini bisa dibilang naik turun. Dia lama membela Mitra Kukar. Lalu sempat merantau ke Liga Myanmar bersama Zeyar Shwe Myay FC. Dia sempat merasakan dua laga bersama Timnas Indonesia. Setelah itu, karirnya turun dan berkiprah di Liga 2 bersama Sulut United dan Semen Padang. Tapi musim lalu dia kembali ke Liga 1 membela Persita Tangerang.

Kini, Dedy jadi bagian PSS Sleman dan akan bermain di Grup A Turnamen pramusim 2022.

Dedy harus bersaing untuk dapat tempat di tim utama. Namun pengalamannya masih bisa diandalkan. Jika bisa membuktikan kualitasnya, Dedy bisa jadi tandem Mario Maslac di lini belakang.

Bersama Persita paruh musim lalu, Dedy tampil sebanyak 15 kali. Artinya, dia masih belum habis. Performa apiknya musim lalu jadi salah satu alasan PSS merekrutan musim ini. Kebetulan PSS kehilangan Asyraq Gufron yang pindah ke Bhayangkara FC.

 

4 dari 6 halaman

Wildansyah

Musim lalu dia masih jadi andalan di lini belakang Borneo FC. Di usia 35 tahun, dia seperti ingin memberi bukti masih bisa bersaing di Liga 1. Meski posturnya tak terlalu tinggi, pemain asal Bandung ini cukup kuat dan bisa mengimbangi kecepatan lawannya.

Kini posisinya tak lagi jadi bek kanan. Tapi stoper berpasangan dengan Javlon Guseynov. Di Turnamen pramusim 2020, sepertinya dia bakal dapat banyak saingan. Karena Borneo punya stoper yang lebih muda seperti Indra Mustafa, Komang Trisnanda, Nurdiansyah dan lainnya.

Tapi masih ada kans bagi Wildansyah dapat kesempatan main. Karena dia unggul pengalaman dari para pemain muda tersebut. Mantan pemain Persib Bandung ini seperti sudah hafal menghadapi berbagai karakter striker lawan. Karena Borneo jadi tuan rumah Grup B di turnamen ini, Wildansyah pasti ingin memperlihatkan performa terbaiknya didepan suporter.

 

5 dari 6 halaman

Maman Abdurrahman

Persija Jakarta masih memperpanjang kontraknya. Meskipun usia Maman sudah memasuki 40 tahun. Musim lalu, dia bermain dalam 30 laga. Maman tak pernah terkena akumulasi kartu. Itu jadi bukti ketenangannya di lapangan. Padahal pemain belakang sangat rawan terkena kartu.

Sayangnya prestasi Persija yang kurang bagus di Liga 1 musim lalu. Di Turnamen pramusim 2022, Persija tergabung di Grup B. Demi menjaga kans untuk dapat kesempatan musim depan, Maman harus start mencuri perhatian pelatih sejak saat ini.

Maklum, Persija punya stoper yang lebih muda seperti Ryuji Utomo dan Hansamu Yama. Posisi Maman tentu terancam oleh dua pemain tersebut. Apalagi dari segi tenaga dan kebugaran, Ryuji dan Hamsamu lebih bagus. Tapi Maman tetap punya pengalaman yang membuatnya tenang diatas lapangan.

 

6 dari 6 halaman

Otavio Dutra

Sepertinya lini belakang Persija punya beberapa pemain gaek. Setelah Maman Abdurrahman, ada bek naturalisasi Indonesia kelahiran Brasil, Otavio Dutra. Tapi posisi Dutra sejak musim lalu mulai tergeser. Dia hanya tampil dalam 18 pertandingan.

Di usia 38 tahun, Dutra sering keteteran saat mengawal striker yang punya kecepatan. Seperti pemain gaek pada umumnya, dia mengandalkan pengalaman saat duel satu lawan satu dengan penyerang lawan. Selain itu, sebenarnya ada satu kelebihan yang dimiliki Dutra. Postur tubuhnya yang jangkung membuat lini belakang Persija kuat dalam menghalau bola atas.

Selain itu, Dutra bisa diandalkan saat Persija dapat peluang lewat tendangan sudut. Musim lalu, mantan pemain Persebaya Surabaya ini menyumbangkan 1 gol untuk Persija. Jadi, saat Persija dapat lawan yang punya striker jangkung, Dutra bisa jadi solusi untuk mengawalnya.

Video Populer

Foto Populer