Sukses


Cerita WNI saat Nonton Bola di Malaysia: Doa untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Jelang Laga Kedah Darul Aman Vs JDT

Bola.com, Jakarta - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur sudah terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu. Tragedi yang menewaskan ratusan suporter Arema FC, Aremania itu terus saja menarik perhatian dunia.

Nyaris semua liga di belahan dunia menaruh perhatian dengan tragedi menyedihkan itu. Termasuk di liga negara tetangga, Liga Super Malaysia.

Bola.com berkesempatan mewawancarai salah satu Warga Negara Indonesia bernama Muhamad Abas yang kini tinggal di Malaysia. Abas kerap menonton pertandingan Liga Super Malaysia di berbagai kota.

Pada Selasa (4/10/2022) malam lalu, Abas berkesempatan menyaksikan laga antara Kedah Darul Aman melawan Johor Darul Ta'zim. Laga itu digelar di Stadion Darul Aman, Kedah.

Laga itu cukup dinanti di Malaysia. Sebab, Kedah kontra Johor adalah satu di antara partai klasik di kancah sepak bola Negeri Jiran.

2 dari 5 halaman

Penonton Tiba-Tiba Ramai

Menurut pengakuan Abas, Stadion Darul Aman tiba-tiba ramai. Padahal biasanya stadion berkapasitas 32 ribu penonton itu jarang sekali terisi penuh.

"Sebenarnya kemarin JDT sudah dipastikan juara Liga Super, di sini kebetulan entah karena itu (Tragedi Kanjuruhan) menjadikan penonton terbanyak di sepanjang Liga Super di kandang Kedah," kata Abas kepada Bola.com.

Abas menyebutkan sebelum pertandingan dimulai, di Malaysia ada tradisi, yakni menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia dan lagu negara bagian, tergantung di mana laga itu dimainkan.

Namun, pada laga antara Kedah dan JDT pada Selasa (4/10/2022) ada hal yang menarik. Sebelum laga, ada sesi mengheningkan cipta dan berdoa secara khusus untuk korban Tragedi Kanjuruhan.

"Sebelum laga, setelah menyanyikan lagu kebangsaan dan nyanyi lagu kedah, dan ada one minute silent, khusyu sih, orang-orang pada berdoa. Saya langsung terbayang, ini tragedi besar, semua orang di sini doanya tertuju dengan apa yang terjadi di Malang," katanya.

3 dari 5 halaman

Menjadi Perbincangan Semua Orang

Abas pun menyebut di Malaysia, Tragedi Kanjuruhan menjadi perbincangan hampir semua orang. Banyak media di Negeri Jiran mengangkat isu itu dan menjadikan isu itu sebagai bahasan utama.

Tak hanya itu, di kalangan arus bawah, topik soal Tragedi Kanjuruhan pun ramai diperbincangkan. Warung-warung kopi di Malaysia yang selalu ramai dikunjungi masyarakat pun turut membicarakan Kanjuruhan.

"Di Malaysia itu udah jadi headline yang sangat besar, di TV di media online dan lain-lain jadi headline juga. Orang AFC banyak yang bicara juga di sini," ujar Abas.

"Di banyak warung kopi di Malaysia juga tragedi di Malang jadi bahan obrolan hampir semua orang. Mereka juga ikut sedih," sambungnya.

 

4 dari 5 halaman

Bedanya Stadion di Malaysia dan Indonesia

Lebih lanjut, Abas menyebut stadion di Indonesia dan Malaysia tidak terlalu banyak memiliki perbedaan. Namun, ia merasa kondisi stadion di Malaysia lebih rapi.

"Fasilitas terjaga, orang-orang buang sampah di stadion sedikit. Sepak bola itu emang benar-benar buat hiburan keluarga, cukup aman bagi keluarga untuk membawa anak-anak," ungkapnya.

Ada satu fakta menarik mengenai stadion-stadion di Malaysia yang ditemui Abas, yakni semua stadion di sana menggratiskan tempat parkir baik untuk kendaraan roda dua maupun empat. Sesuatu yang sulit terjadi di Indonesia.

"Tempat parkir di sini gratis, itu yang tidak pernah saya temuin di stadion kita di Indonesia. Di sini semuanya gratis, karena aman dan dijagain Polisi," katanya.

5 dari 5 halaman

Tidak Anarkistis

Abas kemudian berbicara mengenai kultur suporter sepak bola di Malaysia. Ia merasa rivalitas suporter di sana tidak sepanas di Indonesia.

Bahkan, di laga-laga yang sebenarnya tergolong laga klasik di Malaysia, suporter dari kedua tim tetap bisa berbagi tribune. Tentu dengan penanganan yang baik pula.

"Banyak pertandingan di sini, dua suporter misalkan itu rival misalnya dalam laga JDT vs Kedah itu tetap bisa duduk bareng ke stadion. Pasti ada jatah buat suporter tim away dan ada tribune yang dikosongkan. Cuma enggak ada anarkistis," tandasnya.

Video Populer

Foto Populer