Sukses


Mengulas Rapor Timnas Indonesia di Piala Asia: 4 Kali Tampil, Edisi 2007 Paling Berkesan

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia berhasil melangkah ke putaran final Piala Asia 2023. Edisi di Qatar tahun depan sekaligus menjadi penampilan kelima bagi tim Garuda Merah-putih sepanjang sejarahnya di Piala Asia.

Timnas Indonesia memastikan tiket ke Piala Asia setelah menghajar Nepal 7-0 pada laga terakhir Grup A babak ketiga Kualifikasi di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City, Rabu (15/6/2022) dini hari WIB.

Kemenangan 7-0 membuat Timnas Indonesia menjadi runner-up Grup A. Yordania menjadi pemuncak klasemen setelah memastikan kemenangan atas Kuwait 3-0 pada laga sebelumnya.

Tiket lolosnya Timnas Indonesia ke Piala Asia 2023 karena status tim runner-up terbaik. Anak asuh Shin Tae-yong berada di urutan kedua sebagai runner-up terbaik, dengan enam poin dan surplus tujuh gol.

2 dari 6 halaman

Lama Absen

Timnas Indonesia sudah cukup lama tidak tampil di kompetisi tersebut. Edisi 2007, di mana Indonesia menjadi satu dari empat tuan rumah Piala Asia, menjadi kali terakhir Tim Garuda beraksi di antara tim-tim terbaik di Asia tersebut.

Sebelum edisi tersebut, Timnas Indonesia juga tampil dalam tiga edisi Piala Asia. Dalam empat gelaran Piala Asia itu, Timnas Indonesia memang tidak pernah bisa melangkah lebih jauh dari fase grup.

Namun, sejumlah momen indah tercipta di kejuaraan tersebut, seperti gol jarak jauh Ponaryo Astaman dan gol salto spektakuler yang dilepaskan Widodo C Putro. Yuk simak ulasan menarik Bola.com tentang kiprah Timnas Indonesia sejarah keikutsertaannya di Piala Asia.

3 dari 6 halaman

1. Piala Asia 1996, Debut dan Diwarnai Gol Spektakuler Widodo

Piala Asia 1996 jadi momen perdana Timnas Indonesia berkiprah di Piala Asia. Tim Garuda yang diasuh Danurwindo itu masuk dalam Grup A Piala Asia 1996 yang diikuti oleh 12 tim yang lolos.

Timnas Indonesia tergabung bersama Kuwait, Korea Selatan, dan tuan rumah Uni Emirat Arab. Skuad Garuda diisi oleh pemain-pemain yang cukup menjanjikan saat itu.

Kurnia Sandy menjadi andalan di bawah mistar gawang, dengan Yeyen Tumena, Aples Tecuari, Sudirman, Marzuki Bardiawan, dan Agung Setyobudi mengawal lini pertahanan di pertandingan pertama menghadapi Kuwait.

Bima Sakti, Chris Yarangga dan Supriyono berada di lini tengah, di mana duet lini depan diisi oleh Ronny Wabia dan Widodo Cahyono Putro. Dalam laga inilah gol salto legendaris Widodo tercipta.

Memanfaatkan umpan silang Ronny Wabia dari sisi kanan, Widodo yang berada di dalam kotak penalti bereaksi dengan melompat dan membalikkan badannya untuk melakukan tendangan salto. Bola dengan deras masuk ke dalam gawang Kuwait.

Sayang, Indonesia gagal mengamankan kemenangan dalam pertandingan itu. Meski sempat unggul 2-0 lewat gol Ronny Wabia pada menit ke-40, Kuwait mampu bangkit di babak kedua dan mencetak gol lewat Hani Al Saqer dan penalti Badr Haji Al Halabeej.

Poin yang diraih dalam laga kontra Kuwait itu menjadi satu-satunya poin Tim Garuda di Piala Asia 1996. Timnas Indonesia kemudian kalah 2-4 dari Korea Selatan dan 0-2 dari Uni Emirat Arab dalam dua laga selanjutnya, sehingga tersingkir sebagai juru kunci Grup A.

4 dari 6 halaman

2. Piala Asia 2000, Tak Mampu Bikin Gol

Timnas Indonesia untuk kedua kalinya secara berturut-turut lolos ke Piala Asia pada 2000. Masuk ke putaran final sebagai juara Grup 7 fase kualifikasi, Tim Garuda tergabung dalam Grup B Piala Asia 2000, bersama China, Korea Selatan, dan lagi-lagi bersama Kuwait.

Jika dalam Piala Asia 1996 Timnas Indonesia bermain imbang 2-2 dengan Kuwait, pada edisi 2020 ini kedua tim kembali bermain imbang, tapi tanpa gol. Hasil imbang ini menjadi awal dari kiprah Tim Garuda di Piala Asia 2000.

Namun, nyatanya satu poin di laga awal tak bisa menyelamatkan Timnas Indonesia. Itu menjadi satu-satunya poin bagi Bambang Pamungkas dkk. selama tampil di Piala Asia 2020.

Satu hal yang paling menyakitkan bagi Tim Garuda di edisi kali ini adalah tak ada satu pun gol tercipta untuk Merah-Putih. Timnas Indonesia kalah 0-4 saat menghadapi China di pertandingan kedua dan kalah 0-3 saat bertemu Korea Selatan.

5 dari 6 halaman

3. Piala Asia 2004, Kemenangan Pertama

Timnas Indonesia kembali lolos ke Piala Asia pada 2004 yang digelar di China. Tergabung di Grup A, Indonesia harus kembali menghadapi China yang kini menjadi tuan rumah, kemudian Bahrain dan Qatar.

Budi Sudarsono dkk. memulai kiprah di Piala Asia 2004 dengan menghadapi Qatar. Pertandingan ini menjadi sejarah bagi Tim Garuda karena untuk pertama kalinya meraih kemenangan di level Piala Asia.

Timnas Indonesia berhasil menang 2-1 atas Qatar dalam laga yang digelar di Workers Stadium pada 18 Juli 2004. Bahkan Tim Garuda berhasil unggul dua gol lebih dulu sebelum Qatar membalas pada akhir pertandingan.

Selain kemenangan pertama di Piala Asia, pertandingan Timnas Indonesia kontra Qatar juga menjadi istimewa bagi Ponaryo Astaman. Gelandang yang saat itu membela PSM Makassar itu mencetak gol kedua Indonesia lewat tendangan geledek dari luar kotak penalti yang meluncur deras ke sudut atas kanan gawang Qatar.

Dalam sebuah kesempatan, Ponaryo Astaman pernah menyebut gol indah yang diciptakannya itu hanya sebuah kebetulan yang terjadi di dalam pertandingan.

6 dari 6 halaman

4. Piala Asia 2007, Jadi Tuan Rumah dan Penampilan Terakhir

Indonesia kemudian mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Asia berikutnya, yaitu pada 2007. Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Timnas Indonesia berhasil mengawali kiprahnya di Piala Asia 2007 dengan kemenangan. Bermain di depan 60 ribu pasang mata pada laga pertama, Timnas Indonesia menang 2-1 atas Bahrain dalam laga pertama berkat gol Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas.

Kemenangan tersebut membuat penggemar Timnas Indonesia begitu bersemangat untuk memberikan dukungan yang lebih besar dalam dua laga tersisa di Grup D. Dalam dua laga berikutnya, SUGBK dipadati 88 ribu penonton.

Sayangnya, Timnas Indonesia justru kalah 1-2 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Korea Selatan dan gagal melangkah lebih jauh di Piala Asia 2007 yang pada akhirnya menjadi edisi terakhir Tim Garuda di turnamen tersebut.

Video Populer

Foto Populer