Bola.com, Jakarta - Tiga tim yakni PSS Sleman, Persik Kediri, dan Barito Putera hingga pekan ke-15 BRI Liga 1 2022/2023 masih setia menghuni zona merah. Padahal putaran pertama musim ini tinggal menyisakan dua pertandingan lagi.
Namun, dari trio kontestan terbawah tersebut, hanya PSS yang punya peluang menjauhi zona degradasi. Tim yang dijuluki Super Elang Jawa tersebut berada di peringkat ke-16 dengan mendulang 13 poin.
Baca Juga
Advertisement
Mereka unggul empat poin atas Persik Kediri di posisi ke-17 dan lima angka atas Barito Putera yang masih terdampar di dasar klasemen.
Alhasil, Persik dan Barito Putera diprediksi akan menutup paruh musim tetap berimpitan di tubir jurang degradasi. Apa sih penyebab Tim Macan Putih dan Tim Laskar Antasari sulit bangkit dan bersaing dengan kontestan lainnya di BRI Liga 1 musim ini?
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persik Salah Belanja Pemain
Ketika musim baru 2022/2023 akan dimulai, Persik Kediri cukup selektif dalam belanja pemain pada bursa transfer. Juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 itu hanya merekrut pemain sesuai kebutuhan tim.
Saat itu, Javier Roca masih dipercaya melanjutkan kiprahnya bersama klub asal Kota Kediri itu. Persik membeli beberapa pemain baru dengan latar belakang beragam.
Mereka mendatangkan pemain eks Persipura, Persela, dan Persiraja yang terdegradasi musim 2021/2022, seperti Feri Pahabol, Riyatno Abiyoso, Rahel Radiansyah, dan M. Rifaldi.
Persikmania pun menyoroti bergabungnya para pemain tersebut. Kecuali pada sosok Feri Pahabol yang tampil bagus bersama Persipura.
Untuk memupus keraguan publik Kediri, Persik mengikat Rohit Chand dan Renan Silva. Dua legiuner itu ini adalah penyabet gelar Pemain Terbaik Liga 1 2018 dan 2019.
Ketika tim masih mencari bentuk permainan terbaiknya pada awal musim, Persik dihantam prahara dengan pemutusan kontrak Javier Roca. Kehadiran arsitek baru dari Portugal, Divaldo Alves, memunculkan harapan baru.
Â
Advertisement
Hanya Bisa Koleksi 15 Poin
Namun mantan jurutaktik Persebaya 1927 itu bukan lah sosok Midas yang tiba-tiba mengubah patung batu menjadi emas. Alves harus berjuang keras dengan warisan skuad yang sedang tertatih-tatih di Liga 1.
Kondisi ini diperparah mandulnya striker asing asal Brasil, Joanderson, yang hingga kini belum menyumbang satu gol pun untuk Persik. Pelan tetapi pasti, poin demi poin mulai dikumpulkan Divaldo Alves dan anak buahnya.
Dua tim legendaris Indonesia, Persija dan Persebaya bisa ditahan dengan skor identik 1-1. Sejauh ini, Persik Kediri baru meraih satu kemenangan, yakni ketika membungkam Dewa United dengan skor 1-0.
Jelang paruh musim BRI Liga 1, Persik menyisakan dua partai menghadapi Persikabo 1973 dan Persis Solo. Dua laga terakhir itu harus direbut Persik dengan kemenangan mutlak jika ingin bangkit dari keterpurukan.
Jika Arthur Irawan dkk. sukses merengkuh kemenangan, total poin pada paruh musim bisa mencapai nilai 15. Tetapi, koleksi poin tersebut masih belum aman, karena pesaing terdekat, Barito Putera tak akan tinggal diam.
Â
Barito Putera Ulangi Kesalahan Sama
Lalu bagaimana dengan Barito Putera? Setali tiga uang dengan Persik. Klub milik keluarga besar almarhum HA Sulaiman HB itu juga bakal sulit beranjak dari dasar klasemen.
Klub asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu tak mengambil pelajaran dari kegagalan musim lalu yang nyaris terdegradasi. Pada musim ini, Barito Putera tak terlalu ekspansif dalam belanja pemain.
Mereka masih percaya dengan tiga pemain impor asal Brasil, mulai dari Renan Alves, Rafinha, dan Rafael Silva yang jadi penyelamat musim lalu dari degradasi.
Tak disangka dan dinyana, Rafinha dan Rafael Silva dihantam cedera pada awal musim. Ini pukulan hebat yang membuat Barito Putera terseok-seok. Sementara itu, pemain lokal yang mayoritas berusia muda, masih minim jam terbang dan dinilai belum layak bersaing di Liga 1.
Meski sempat menjadi kuda hitam di Piala Presiden 2022, Barito Putera tak mampu menjaga stabilitas permainan di Liga 1. Akibatnya, pelatih Dejan Antonic pun harus lengser dan menyerahkan tugas sebagai pelatih kepada Rodney Goncalves.
Â
Advertisement
Mengantongi 3 Laga Sisa
Seperti Divaldo Alves di Persik, pelatih asal Brasil itu juga mendapat warisan tim compang-camping. Posisi Rodney sebagai pelatih debutan di Liga 1 lebih sulit, ketimbang Divaldo Alves yang telah beberapa tahun melatih di Indonesia pada era kompetisi LPI lalu.
Jelang akhir putaran pertama ini, Barito Putera masih memiliki dua sisa laga melawan rival papan bawah, Bhayangkara FC dan Persita Tangerang yang sedang berambisi naik ke papan atas, serta satu partai tunda kontra PSM Makassar.
Tiga pertandingan itu tentu saja tak akan mudah bagi Barito Putera. Jika Rizki Pora dkk. berhasil mengamankan laga ini dengan kemenangan, total poin mereka bisa sampai angka 17.
Dengan asumsi kalkulasi tersebut, posisi ini jelas lebih bagus dibanding Persik yang maksimal mengumpulkan total 15 pada paruh musim nanti.