Bola.com, Semarang - Arema FC kembali menelan kekalahan di BRI Liga 1 2022/2023. Kali ini tim besutan Javier Roca itu menelan kekalahan tipis 0-1 di kandang PSIS Semarang, Stadion Jatidiri, Sabtu (21/01/2023).
Gol tunggal pemain pengganti PSIS, Riyan Ardiansyah gagal dibalas pemain Arema. Ini menambah derita tim asal Malang tersebut.
Baca Juga
Deretan Pesta Gol PSM di BRI Liga 1 2022 / 2023: Bukti Sahih Juku Eja Layak Jadi Kampiun
3 Fakta Menarik Jelang Duel PSIS Vs PSS di BRI Liga 1: Pembuktian Dua Tim Krisis Kemenangan dan Minim Produktivitas Gol
3 Fakta Menarik Usai Arema Taklukkan Persita di BRI Liga 1: Singo Edan Mulai Produktif Bikin Gol
Karena sebelumnya, Arema menelan dua kekalahan di pengujung putaran pertama BRI Liga 1. Sebenarnya dari segi permainan, Arema tampil lebih dominan saat melawan PSIS.
Terutama dalam ball possesion. Dari statistik lapangbola.com, Arema menguasai 64 persen ball possesion. Mereka bermain layaknya bukan tim tamu.
Karena Evan Dimas dkk bisa memainkan tempo permainan. Umpan satu dua sentuhan sering diperlihatkan. Namun itu tak cukup membuat Arema menang.
Lantas apa yang membuat Arema kalah? Berikut tiga faktor kekalahan Arema versi bola.com
Berita video highlights BRI Liga 1, PSIS menang tipis 1-0 atas Arema, Sabtu (21/1/23)
Buang Peluang Emas di Babak Pertama
Arema sebenarnya bisa unggul di babak pertama. Dua penyerangnya dapat peluang emas dan melakukan tendangan on target.
Seperti Dedik Setiawan yang sudah berhadapan dengan kiper. Dan tendangan Abel Camara dari luar kotak penalti. Tapi keduanya bisa diselamatkan kiper PSIS, Adi Satryo.
Andaikan Dedik dan Camara lebih tenang dalam memaksimalkan peluang yang didapat, situasi di lapangan akan berbeda. Arema bisa lebih percaya diri jika dua peluang tersebut membuahkan gol.
Sebenarnya persoalan ini bukan kali pertama dialami Arema. Karena dua kekalahan sebelumnya lawan Madura United dan Bhayangkara FC, Arema juga gagal mencetak gol. Padahal mereka juga membuat peluang emas di pertandingan.
Pelatih Arema, Javier Roca juga tak pernah lupa memberikan program finishing touch kepada pemainnya dalam latihan. Namun entah kenapa kali ini Arema dijauhi dewi keberuntungan.
Advertisement
Lemahnya Akurasi Umpan Terakhir
Arema boleh menguasai permainan, tapi mereka banyak kehilangan bola saat melakukan umpan terakhir. Baik crossing maupun terubosan yang dilakukan lebih sering dipatahkan pemain belakang PSIS.
Kondisi ini membuat barisan penyerang tidak punya banyak kesempatan. Hanya dua kali peluang emas didapatkan Dedik Setiawan dan Abel Camara di babak pertama. Selebihnya, barisan depan Arema minim sekali dapat suplai bola yang matang.
Padahal lini depan Arema menghadapi kuartet pemain belakang lokal yang diturunkan PSIS. Bahkan salah satu bek PSIS merupakan pemain debutan, Brandon Scheunemann.
Usianya baru 17 tahun dan promosi dari tim muda. Tapi Arema masih belum bisa memanfaatkan celah di lini pertahanan PSIS.
Tidak Ada Penyegaran Pemain Baru
Bisa dibilang permainan Arema bisa ditebak dalam pertandingan ini. Karena komposisi pemain Arema tidak berubah pada putaran kedua BRI Liga 1.
Mengingat para pemain baru yang didatangkan dari tim Liga 2 dan 3 tidak masuk dalam line up pertandingan. Jadi, Ahmad Bustomi dkk yang dibawa dalam away ini hanya jadi penonton di tribun.
Jadi, tidak ada penyegaran di skuat Arema selama transfer window. Berbeda dengan PSIS, mereka menurunkan banyak pemain baru. Seperti Bayu Fiqri, Ryo Fujii, Luthfi Kamal, Brandon Scheunemann dan beberapa nama lain.
Mereka membuat permainan PSIS akan sulit ditebak. Para pemain tersebut ingin memperlihatkan semangat tinggi di lapangan. Mereka ingin memberi bukti jika pantas bermain di PSIS.
Advertisement