Sukses


4 Fakta Setelah PSIS Semarang Kalahkan Arema FC di BRI Liga 1: Rapor Buruk Singo Edan

Bola.com, Jakarta - PSIS Semarang berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 dari Arema FC di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (21/01/2023). Winger pengganti Riyan Ardiansyah jadi pahlawan kemenangan PSIS atas gol tunggalnya di menit 81.

Hasil ini membuat PSIS menyamai poin milik Arema. Yakni 26 poin. Dua tim kini berada di urutan 7 dan 8 klasemen sementara.

Dari permainan, Arema sebenarnya bisa mengendalikan permainan. Tapi serangan yang dibangung masih kurang tajam. Sehingga mereka tak sanggup menjebol gawang PSIS.

Sebaliknya, tuan rumah bermain menunggu dan memanfaatkan serangan balik cepat. Agak ironis. Karena PSIS bermain layaknya tim tamu. Namun, hasilnya, tim berjuluk Majesa Jenar itu sukses mengamankan kemenangan.

Bola.com merangkum ada 4 fakta dari hasil laga ini. Mulai dari rekor buruk yang dialami Arema FC. Hingga keberanian pelatih karteker PSIS, M. Ridwan memberikan debut untuk pemain keturunan Jerman berusia 17 tahun. Berikut fakta tersebut.

 

 

2 dari 6 halaman

Arema Jadi Medioker yang Seret Gol

Trend buruk sedang dialami Arema. Kini mereka jadi tim medioker atau papan tengah yang paling seret gol. Mereka baru mencetak 20 gol dari 18 pertandingan. Paling sedikit diantara tim papan tengah lainnya.

Tapi jika melihat tiga pertandingan terakhir yang dijalani Arema, lini serang mereka sedang tumpul. Tidak ada gol yang dicetak dalam tiga laga terakhir.

Tentu ini jadi tamparan keras bagi pelatih Arema, Javier Roca. Karena di laga ini, dia punya lini depan yang komplit. Tidak ada yang cedera. Tapi duet Dedik Setiawan dan Abel Camara sampai saat ini masih tumpul.

Selain seret gol, Arema masih punya rekor buruk lainnya. Mereka kalah dalam tiga pertandingan beruntun. Sebelumnya, Singo Edan ditekuk Madura United dan Bhayangkara FC. Ini membuat Arema semakin sulit untuk bersaing ke papan atas.

 

 

3 dari 6 halaman

Kiper Baru PSIS Belum Kebobolan di Putaran Kedua

Satu persoalan PSIS sudah teratasi di putaran kedua. Yakni sektor penjaga gawang. Kiper, Adi Satryo membuktikan jika PSIS tak salah mendatangkannya dari Persik Kediri.

Karena gawangnya belum pernah kemasukan di putaran kedua. Sebelum lawan Arema, dia mencatatkan cleansheet melawan Rans Nusantara.

Saat melawan Arema, kiper 21 tahun ini menyelamatkan 3 tendangan ke gawang yang dilakukan Arema. Semua merupakan penyelamatan krusial. Akan beda cerita jika Adi tidak dalam performa terbaiknya.

Ini jadi pembuktian jika mantan kiper Timnas Indonesia U-19 ini patut diperhitungkan. Karena putaran pertama, dia hanya tampil dalam dua pertandingan bersama Persik Kediri.

 

 

 

4 dari 6 halaman

Debut Brandon Scheunemann

Pelatih PSIS, M. Ridwan cukup berani memberikan debut untuk bek muda, Brandon Scheunemann. Padahal pemain 17 tahun itu baru promosi dari tim PSIS Youth, tapi sudah dipercaya jadi starter melawan tim sekelas Arema FC.

Brandon sendiri merupakan pemain keturunan Jerman yang berdomisili di Malang. Dia adalah putra dari mantan pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann.

Di laga ini, Brandon tampil penuh. Namun di awal pertandingan, dia terlihat agak canggung. Karena sempat dua kali melakukan kesalahan yang membuat Arema membuat peluang emas. Yakni lewat Dedik Setiawan dan Abel Camara. Beruntung dua peluang itu bisa diselamatkan kiper PSIS, Adi Satryo.

Tapi setelah itu, permainan Brandon membaik. Dia lebih percaya diri. Apalagi di babak kedua. Dia tak segan berduel dengan para pemain Arema yang lebih senior. Bisa dibilang Brandon punya debut yang manis. Selain menang, PSIS tidak kebobolan.

 

5 dari 6 halaman

Pertama Kalinya Tim Arema Tampil Dihadapan Suporter Pasca Tragedi Kanjuruhan

Pertandingan PSIS melawan Arema FC disaksikan puluhan ribu suporter di Stadion Jatidir, Semarang. Ini jadi pertandingan pertama bagi Arema dihadapan penonton pasca Tragedi Kanjuruhan. Karena pekan lalu, pertandingan pertama Singo Edan di putaran kedua harus ditunda.

Jika melihat permainan Arema, mental pemainnya terlihat sudah kembali. Mereka tak canggung bermain dihadapan suporter. Karena sempat dikhawatirkan pemain Arema agak canggung dan punya beban tersendiri saat melakoni pertandingan dengan suporter di tribun.

Pelatih Arema, Javier Roca melihat jika anak buahnya bisa bermain normal di lapangan. Namun dia memahami jika didalam hati anak buahnya, mereka tetap menyimpan momen sedih Tragedi Kanjuruhan. Dimana pada 1 Oktober lalu, setelah Arema kalah dari Persebaya, ada 135 korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

6 dari 6 halaman

Yuk Lihat Peta Persaingan

Video Populer

Foto Populer