Sukses


Prediksi Top Scorer Lokal BRI Liga 1: Persaingan Ramadhan Sananta dan Dedik Setiawan

Bola.com, Malang - Bursa top scorer BRI Liga 1 2022/2023 masih didominasi oleh penyerang asing. Striker Persib Bandung asal Brasil, David da Silva, masih memimpindengan torehan 19 gol dan diikuti oleh penyerang Brasil lainnya yang membela Borneo FC, Matheus Pato, dengan 15 gol. Lalu bagaimana nasib penyerang lokal dalam persaingan menjadi pengumpul gol terbanyak?

Sebenarnya ada nama Ilija Spasojevic yang sudah mencetak 14 gol. Namun, status Spasojevic adalah pemain naturalisasi.

Sementara itu, pemain lokal tak ingin kalah bersaing untuk jadi top scorer BRI Liga 1 2022/2023. Sebagai contoh pemain muda PSM Makassar, Ramadhan Sananta. Striker PSM itu sudah mencetak 9 gol. Dia juga dikejar oleh penyerang lokal Arema FC, Dedik Setiawan, yang sudah punya koleksi 8 gol.

Dua penyerang lokal ini diprediksi akan terus menambah koleksi golnya. Sananta dan Dedik punya kesempatan main yang tinggi di klub masing-masing.

Meskipun PSM dan Arema FC sebenarnya punya penyerang asing di BRI Liga 1 musim ini, tetapi performa dua striker lokal itu justru lebih subur.

2 dari 5 halaman

Tak Selalu Jadi Starter, tapi Tajam

Kini Sananta sudah tampil dalam 17 pertandingan. Pemain berusia 20 tahun ini memang tidak selalu jadi starter.

Ketika PSM menggunakan formasi satu striker, Everton Nascimento, biasanya dipasang sebagai starter lebih dulu. Namun, hal itu tak mempengaruhi performanya.

Meski turun sebagai pengganti, dia selalu bisa merepotkan pertahanan lawan karena Sananta punya kemampuan komplit sebagai penyerang: postur ideal, stamina bagus, dan punya kecepatan sekaligus akurasi tembakan bagus.

Buktinya, 5 dari 9 gol yang dicetaknya lahir pada babak kedua. Artinya, Sananta lebih berbahaya ketika pemain belakang lawan tenaganya mulai berkurang.

3 dari 5 halaman

Tajam Ketika Jadi Penyerang Tengah

Sementara Dedik Setiawan masih tajam ketika ditempatkan sebagai penyerang utama Arema FC. Hanya saja, dia baru dipasang di posisi itu ketika striker asing Arema FC, Abel Camara, sudah ditarik keluar atau tidak bisa dimainkan.

Selama Camara ada di lapangan, Dedik lebih banyak beroperasi sebagai penyerang sayap, karena dia punya kecepatan. Itu sebabnya 6 dari 8 gol yang dicetak Dedik lahir pada babak kedua. Ketika pelatih Arema FC sudah mengubah posisinya sebagai penyerang murni.

Selain itu, rekan-rekannya lebih memahami bagaimana umpan-umpan yang diinginkan oleh Dedik. Sudah delapan tahun bemain bersama Arema FC membuatnya cukup dikenal oleh rekan-rekannya.

 

4 dari 5 halaman

Sempat Kehilangan Momentum

Sebenarnya, dua penyerang lokal ini bisa saja punya kesempatan mencetak lebih banyak gol pada musim ini. Namun, Sananta dan Dedik sempat kehilangan momentum dengan alasan yang berbeda.

Sananta kehilangan 7 pertandingan bersama PSM karena memenuhi panggilan Timnas Indonesia, yakni saat persiapan dan terjun di Piala AFF 2022.

Sementara Dedik, dia belum menemukan performa terbaiknya pada awal musim. Seperti musim lalu, dia kehilangan insting gol setelah menjalani operasi lutut pada 2020.

Dalam 7 laga awal, lima kali Dedik hanya jadi pemanis bangku cadangan. Baru pada matchday 8 dia berhasil mencetak gol.

Karena performanya yang lambat panas, dia tidak lagi dilirik Timnas Indonesia. Padahal tahun lalu dia jadi anggota Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 yang digelar pada akhir 2021.

Namun, ada sisi positif bagi Dedik. Dia mulai rajin mencetak gol tepat saat Piala AFF 2022 bergulir, yakni di pengujung tahun lalu.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 saat Ini

Video Populer

Foto Populer