Sukses


Liga 1: Manajemen Madura United Curhat Susahnya Daratkan Pemain Baru

Bola.com, Pamekasan - Skuad Madura United sudah mulai berlatih sejak beberapa minggu yang lalu. Walau beberapa pemain sempat absen, seluruh penggawa sudah dinyatakan hadir per awal Juni ini.

Cleberson Martins dan Lulinha sudah tiba dari Brasil. Sementara Lee Yu-jun yang sempat menemani anaknya yang sakit, juga sudah bergabung.

Klub berjulukan Laskar Sape Kerrap itu juga telah melengkapi susunan tim kepelatihan. Gerson Rodrigues Rios dihadirkan untuk mengisi pos pelatih kiper.

Namun sayangnya, Madura United masih menyisakan banyak ruang dalam skuadnya. Mereka baru memiliki 22 pemain yang bermain di level profesional.

Selebihnya merupakan sekumpulan pemain muda. Mereka pun juga masih menyisakan dua slot pemain asing dari enam yang tersedia.

Walau begitu, mereka telah mengisi slot pemain ASEAN dengan mendaratkan bek Singapura berdarah Denmark, Jacob Mahler.

 

 

2 dari 3 halaman

Madura United Sulit Gaet Pemain

Manajer Madura United, Umar Wachdin mengakui bila timnya kepayahan di bursa transfer. Hingga kurang dari satu bulan sebelum kompetisi baru, mereka masih terus berburu pemain.

Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah keputusan memindahkan homebase ke Pamekasan. Perlu perjalanan darat sekitar 4-5 jam dari Bandara Juanda di kota Sidoarjo.

"Perlu dipahami, Madura United ini tim unik di Liga Indonesia. Kami tim yang dalam tanda kutip paling jauh dari kota. Homebase kami latihan di Pamekasan walaupun juga bertanding di Bangkalan," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Pemain Lokal Pikir-Pikir

Jauh dari pusat hiburan membuat Madura United tak punya nilai tawar dibandingkan klub lain. Jangankan pemain asing, merayu pemain lokal juga butuh perjuangan ekstra.

"Itu merupakan handicap yang tidak mudah. Pemain manapun yang kami inginkan, sedari awal harus diyakinkan akan tinggal di sini. Ada beberapa pemain yang mungkin tidak nyaman dengan situasi ini. Meskipun mereka profesional," jelasnya.

"Karena punya anak yang usia sekolah misalnya, ada enggak sekolah internasional di sini. Kalau enggak ada kan mulai pikir-pikir. Handicap inilah yang berusaha dipecahkan manajemen," terang pria asal Pamekasan tersebut. 

 

Video Populer

Foto Populer