Sukses


Kasus Aliran Uang Hak Siar Liga 1 2020 Menguap, PSSI Serahkan ke PT LIB

Bola.com, Jakarta - Kasus aliran dana uang hak siar Liga 1 pada 2020 kembali menguap di media sosial. PSSI menyerahkan urusannya kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Pegiat media sosial, Rudi Valinka, atau yang tenar dengan akun @kurawa di Twitter mengungkapkan temuan dari kantor akuntan publik, Ernst & Young, terhadap keuangan PSSI, termasuk PT LIB yang sahamnya juga dipunyai oleh induk sepak bola Tanah Air tersebut.

PT LIB disebutkan hanya menerima uang Rp14 miliar dari hak siar senilai Rp39 miliar yang tercatat dalam pembukuan PSSI.

Selisih Rp25 miliar ini diduga terkait dengan gugatan dari grup media nasional kepada PT LIB pada 2021 perihal sengketa hak siar.

2 dari 7 halaman

Digugat ke Pengadilan

PT LIB didugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 8 September 2021 karena dianggap wanprestasi atau ingkar janji soal tayangan Liga 1, Liga 2, dan Liga 1 U-20 yang disepakati pada Februari 2020.

Grup media nasional tersebut mengaku sudah membayar lunas hak siar sebesar Rp39 miliar, namun PT LIB lewat pengacaranya menyatakan hanya menerima Rp14 miliar.

Lantas, ke mana larinya sisa uang Rp25 miliar? Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, melemparkannya ke PT LIB. "Tanya ke PT LIB saja. Kan yang menerima uang hak siar PT LIB," ujar Arya.

3 dari 7 halaman

PT LIB Bungkam

Bola.com mencoba mengonfirmasi kepada Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus dan Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno. Namun, keduanya tidak merespons hingga berita ini tayang.

Sebelumnya, Ketua PSSI, Erick Thohir, melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ernst & Young pada April 2023 untuk memeriksa laporan keuangan PSSI dalam beberapa tahun terakhir.

Audit keuangan PSSI diberlakukan untuk tiga periode. Pertama, era Edy Rahmayadi, Joko Driyono, dan Iwan Budianto pada 2017-2019, rezim Mochamad Iriawan pada 2019-2023, serta kepengurusan Erick Thohir yang baru berjalan sejak Februari tahun ini.

4 dari 7 halaman

Audit 3 Periode PSSI

"Informasi awal yang bisa saya berikan, dari internal review PSSI, ada tiga periode yang akan diaudit. Periode 2017-2019, 2019-2023, dan kepengurusan Pak Erick Thohir yang baru tiga bulan," ungkap Arya pada awal Mei 2023.

Arya menjelaskan bahwa pihaknya menemukan kejanggalan karena tidak menemukan pembukuan pada keuangan PSSI periode 2017-2019.

PSSI disebutnya sampai harus menyewa teknisi Teknologi informasi (IT) demi mendapatkan berkas elektronik dari bagian keuangan PSSI pada masa itu.

5 dari 7 halaman

Nihil Pembukuan pada 2017-2019

"Dari internal review kami, pada periode 2017-2019, pembukuannya tidak tercatat sama sekali. Sehingga, PSSI harus menggunakan jasa IT," imbuh Arya.

"Gunanya, untuk mendapatkan data-data dari email bagian keuangan pada periode tersebut. Ada beberapa data fisik, namun tidak jelas. Misalnya, pengeluaran cek, namun tidak ada perinciannya," papar Arya.

Arya mengatakan bahwa laporan keuangan PSSI pada era Iriawan perlahan mulai membaik ketimbang sebelumnya, namun masih menerapkan penghitungan manual.

6 dari 7 halaman

Masih Manual

"Pada 2019-2023, sudah mulai tertata dan ada perbaikan dalam urusan transaksional dan prosedur pengeluaran dana. Namun, akuntansi yang digunakan masih manual dan tidak menggunakan sistem akuntasi apapun," terang Arya.

PSSI era Mochamad Iriawan juga disebut menunggak biaya penyelenggaraan Elite Pro Academy (EPA) 2022 yang terdiri dari kompetisi U-14, U-16, dan U-18.

EPA U-18 musim lalu hanya berjalan satu bulan setengah. Kompetisi dibuka oleh Iriawan pada 15 Agustus 2022 dan berakhir pada 2 Oktober tahun yang sama.

7 dari 7 halaman

Tunggak Operasional EPA Rp2,1 Miliar

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengklaim bahwa PSSI belum membayarkan dana operasional EPA yang berjumlah Rp2,155 miliar, padahal telah menerima uang sponsorship Rp8 miliar dari Mola TV.

Setiap klub EPA U-18, termasuk Dewa United U-18, seharusnya menerima subsidi sebesar Rp200 juta dari PSSI.

Akmal menyebut PSSI sudah menyetor Rp100 juta untuk 18 klub EPA sehingga dana kontribusi terutang menjadi Rp1,8 miliar. Selain itu, honor Match Commisioner Rp115 juta dan volunteer Rp240 juta masih ditunggak.

Video Populer

Foto Populer