Sukses


BRI Liga 1: Persebaya Pernah Protes soal Larangan Suporter Tandang, tapi Tak Digubris

Bola.com, Jakarta Regulasi larangan suporter menghadiri laga tandang klub BRI Liga 1 masih menjadi masalah. Dalam beberapa pekan saja, regulasi ini diprotes oleh klub dan suporter, terutama yang terkena sanksi berupa denda.

Persebaya Surabaya sudah mendapat hukuman berupa denda Rp25 juta akibat ada suporter yang hadir saat tim bertandang ke markas PSIS Semarang (16/7/2023). Hal ini kemudian memunculkan polemik baru.

Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, mengungkapkan bahwa pihaknya pernah memprotes regulasi ini. Sebab, regulasi ini malah bisa jadi celah untuk membuat klub menerima denda yang berpotensi mengganggu keuangan klub.

Apalagi, tak ada yang bisa memastikan bahwa pihak yang diduga sebagai suporter tamu itu benar-benar suporter. Ada peluang bagi pihak lain yang memanfaatkan celah ini dan menyamar sebagai suporter tertentu.

“Kami ingin aturan itu dihapuskan. Semua tergantung. Kalau regulasi itu dihapus, kami juga harus hati-hati,” kata Yahya Alkatiri kepada Bola.com.

“Kami waktu di manager meeting itu sudah protes. Tapi, belum ada respons, mungkin mereka tetep kekeuh di situ. Waktu itu ada beberapa klub lain protes. Kalau Persebaya ini, suporter tandangnya lumayan jadi pemasukan,” imbuhnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Protes

Kebijakan ini sempat diprotes keras oleh suporter Persebaya, Bonek, setelah klubnya dipaksa membayar denda sebesar Rp25 juta. Mereka lantas menggalang dana untuk bisa membantu keuangan klub.

Bonek berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp25.192.700 demi membantu klub Bajul Ijo pada pekan lalu.

Protes Bonek juga juga didasari oleh alasan yang sama. Tak ada yang bisa memastikan bahwa suporter tamu memang tidak membeli tiket saat timnya bertandang. Berbagai cara untuk melakukan penyusupan juga bisa dilakukan.

Apalagi, suporter dengan warna kebesaran hijau itu dikenal kerap menemani Persebaya melakoni laga tandang. Kebiasaan ini malah kerap membantu ekonomi daerah setempat yang dikunjungi oleh Bonek.

3 dari 4 halaman

Donasi

Bonek mengejawantahkan protes itu lewat sebuah gerakan yang diberi tajuk “Donasi untuk P$$I”. Ya, huruf “s” pada PSSI mereka ubah dengan simbol mata uang dollar Amerika Serikat.

Sejauh ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, hanya bisa mengklaim bahwa regulasi baru terkait suporter ini didasarkan pada rekomendasi FIFA. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh Tragedi Kanjuruhan yang meletus pada 1 Oktober 2022.

Kini, Persebaya berpotensi bakal terkena denda lagi. Pasalnya, mereka akan melakoni partai tandang ke markas Persija Jakarta dalam pekan kelima BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/7/2023).

 

4 dari 4 halaman

Imbauan

Duel ini padahal jadi momen penting untuk Bonek dan The Jakmania. Keduanya sempat dalam hubungan yang kurang baik, tapi kini masih bagaikan saudara yang terbiasa untuk saling mengunjungi.

“Kami mengimbau Bonek untuk tidak berangkat. Soal keberangkatan itu pribadi-pribadi, saya tidak tahu ada yang berangkat atau tidak. Kami sudah sering ngomong ke suporter,” ucap Yahya Alkatiri.

Di media sosial sendiri sudah ramai sambutan The Jakmania untuk kedatangan Bonek. Keduanya tetap bisa menjalin silaturahmi, tapi sayangnya PSSI tidak merestui jika itu terjadi di dalam stadion.   

Timnas Indonesia Masih Punya Peluang ke Olimpiade 2024

Video Populer

Foto Populer