Sukses


Cerita Maman Abdurrahman: Karier Sempat Nyaris Berakhir, Diselamatkan Bambang Nurdiansyah

Bola.com, Jakarta - Stoper veteran Persija Jakarta, Maman Abdurrahman, kini sudah 22 tahun berkarier di sepak bola Indonesia. Meski belum memikirkan gantung sepatu pada usia yang sudah 41 tahun, Maman mengaku kariernya hampir berakhir 9 tahun silam.

Fakta menyedihkan itu disampaikannya melalui kanal Sport77 Official di YouTube. Maman Abdurrahman mengalami cedera parah saat membela Sriwijaya FC pada 2014, ketika turnamen pramusim Inter Island Cup.

Saat itu lututnya bermasalah dan harus menepi selama setahun penuh. Kontraknya di Sriwijaya FC juga harus diputus ketika paruh musim.

"Lumayan parah cedera di lutut. Saya berpikir karier sudah selesai. Saya mencoba pemulihan dengan cara apa pun masih terasa sakit dan ngilu di lutut," kenang Maman Abdurrahman.

Imbasnya, pada musim 2015 Maman kesulitan mencari klub baru meski cederanya sudah membaik. Nama besar pernah membela Timnas Indonesia dan klub seperti Persib Bandung seakan tidak membekas.

Tidak ada yang memberikan kepercayaan kepadanya, padahal usianya baru 32 tahun.

"Saya sempat kontak teman-teman yang ada di klub agar memberikan saya kesempatan seleksi. Namun, tidak ada klub yang percaya dengan kondisi saya. Sempat frustrasi juga," lanjut Maman Abdurrahman.

 
2 dari 5 halaman

Bambang Nurdiansyah Percaya

 

Tidak disangka, mantan pelatihnya di PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah, menghubungi Maman Abdurrahman. Banur, sapaan karib sang pelatih, menangani Persita Tangerang saat itu dan memintanya untuk bergabung.

Pada musim 2015, Persita harus bermain di kasta kedua liga Indonesia karena terdegradasi.

"Saya justru tidak tahu kalau Persita terdegradasi, karena musim sebelumnya fokus pemulihan cedera dan tidak mengikuti sepak bola," ujar Maman.

Setelah menceritakan kondisinya yang sempat mengalami cedera parah, Banur tetap percaya, Maman bisa menemukan kembali performanya.

"Setelah ikut latihan, Coach Banur memberikan rekomendasi kontrak. Namun, manajemen masih belum percaya, sehingga saya harus menjalani tes medis. Hasilnya tidak ada masalah," jelas Maman.

Namun, dia tidak memungkiri jika trauma masih dirasakannya, karena saat latihan maupun uji coba, Maman kerap menghindari benturan.

"Namun, akhirnya saya menemukan kepercayaan diri lagi. Setelah mengalami sebuah benturan, tidak ada masalah lagi dengan lutut saya. Sayangnya, kompetisi 2015 berhenti karena sanksi FIFA," kisahnya.

3 dari 5 halaman

Buka Pintu ke Persija

 

Nasib Maman Abdurrahman pun kembali tidak menentu ketika kompetisi tersebut tidak bergulir. Namun, dia sempat bergabung bersama tim Pelita Bandung Raya (PBR), tim kasta tertinggi yang sedang membangun tim. Banyak pemain muda direkrut dan Maman sepakat bergabung hanya untuk sebuah turnamen di Jawa Barat.

“Ketika kompetisi tidak ada, banyak turnamen. Setelah juara sebuah turnamen dengan PBR di Jawa Barat, Coach Banur telepon lagi. Diminta untuk ikut gabung dengan Persija untuk Turnamen Piala Presiden 2015,” katanya.

Saat itu, kontrak Maman dan pemain lain hanya untuk setiap turnamen. Begitu turnamen rampung, mereka dibebaskan lagi. Namun, meski Persija berganti pelatih, ternyata Maman masih tetap diminta bergabung.

 

4 dari 5 halaman

Merasa Terlahir Kembali

Sampai kompetisi Indonesia hidup kembali dengan titel ISC 2016, Maman Abdurrahman dikontrak satu musim. Dia merasa terlahir kembali.

“Pengurus meminta saya tetap di Persija. Dan akhirnya dapat gelar juara Liga 1 2018. Sebelum itu, juga dapat juara Piala Presiden,” ungkapnya bangga.

Dia berhutang budi dengan sosok Banur. Pelatih yang membuka pintu baginya untuk mendapatkan prestasi tertinggi dalam kariernya, saat klub lain tidak memberikan kepercayaan. Banur datang dan memberikan harapan untuk melanjutkan karier sampai saat ini.

Sumber: YouTube Sport77 Official

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1

Video Populer

Foto Populer