Sukses


Respons Bijak Pelatih PSIS Tanggapi Penolakan Klub Lepas Pemain ke Timnas Indonesia U-23

Bola.com, Semarang - Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, memberikan saran penting untuk PSSI terkait polemik pemanggilan pemain Timnas Indonesia U-23 untuk menghadapi ajang Piala Asia U-23 2024.

Di saat sudah ada beberapa klub yang menyampaikan penolakannya mengirim pemain ke Timnas Indonesia U-23, Gilbert Agius sebetulnya belum mengambil sikap yang jelas soal pemanggilan ini. 

Sebab, sampai saat ini, manajemen PSIS belum mendapatkan surat resmi dari federasi soal nama-nama pemainnya yang dipanggil. Oleh karena itu, dia belum bisa memastikan apakah bersedia melepas anak asuhnya.

“Sampai sekarang ini, kami memang belum menerima surat resmi dari PSSI soal pemanggilan pemain untuk Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024,” kata Gilbert Agius.

“Jadi, saya sebetulnya tak bisa memberikan jawaban apa-apa soal kemungkinan itu. Mungkin saja, tidak ada pemain PSIS yang nantinya dipanggil. Saya belum tahu,” imbuhnya.

2 dari 4 halaman

Sebuah Kehormatan

Gilbert awalnya memberikan perspektifnya sebagai bekas pesepak bola. Saat masih aktif bermain, dia merupakan sosok pemain yang mengukir sejarah besar di kancah sepak bola Malta.

Di level tim nasional, Gilbert sukses mengukir 120 caps. Jumlah ini membawanya sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak ketiga dalam sejarah Timnas Malta. Baginya, bisa membantu Timnas adalah kehormatan tertinggi bagi seorang pesepak bola.

“Menurut pendapat saya, jika saya sebagai seorang pesepak bola, mendapatkan pemanggilan dari tim nasional menjadi suatu kehormatan tersendiri. Jadi, saya pikir, pemain bakal merasa senang jika nanti dipanggil tim nasional,” ujarnya.

3 dari 4 halaman

Perbaiki Komunikasi

Menurut juru taktik berusia 50 tahun itu, polemik pemanggilan ini memang tak bisa dilepaskan dari regulasi penggunaan pemain berusia di bawah 23 tahun yang berlaku di BRI Liga 1 musim ini.

Tak hanya itu, Piala Asia U-23 2024 berlangsung bersamaan dengan bergulirnya kompetisi. Itu belum termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menggelar pemusatan latihan (TC). Jadi, menurutnya, yang perlu diperbaiki adalah pola komunikasi antara federasi dengan klub.

“Sebagai seorang pelatih, saya pikir kita harus bisa melakukan komunikasi yang lebih baik dengan PSSI. Karena, mungkin TC-nya berlangsung terlalu lama. Padahal, pada saat yang bersamaan, klub-klub masih berkompetisi. 

“Tak hanya itu, kami juga harus memainkan pemain kategori U-23 pada musim ini. Jadi, ada sisi positif dan negatifnya. Saya rasa, yang perlu diperbaiki adalah pola komunikasi antara klub dengan PSSI.

 

4 dari 4 halaman

Cari Solusi Terbaik

Gilbert berharap, federasi bisa mengajak klub-klub untuk duduk bersama mencari solusi. Sebab, baginya, apa pun masalahnya, semua pihak harus mencari jalan keluar untuk menyelesaikan polemik ini.

“Demi kebaikan sepak bola Indonesia, saya pikir kita bisa mencari solusi. Seperti negara-negara lainnya, kita seharusnya bisa mencari solusi yang terbaik terkait persoalan ini,” pungkas pelatih kelahiran Valletta itu.    

Video Populer

Foto Populer