Bola.com, Jakarta - Wajah Timnas Indonesia berubah sejak Shin Tae-yong menjadi juru taktik. Ditambah banyaknya pemain keturunan yang memperkuat Skuad Garuda, kini semua lawan harus ekstra waspada.
Terbaru, Timnas Indonesia unjuk gigi pada dua laga awal Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia bulan September ini.
Baca Juga
VIDEO: Shin Tae-yong Kaget Timnas Indonesia Pernah Dibantai Bahrain 10-0, Kini Jelaskan Kondisi Pemain Sesungguhnya
Pengalaman Suporter Timnas Indonesia 6 Tahun di Bahrain: Sepak Bola di Sana Ibarat CSR, Tiket Gratis Sudah Biasa
Kediri Connection, Kiper Legenda Persik Bilang Maarten Paes Akan Punya Spirit Berlipat saat Timnas Indonesia Tantang Bahrain
Advertisement
Dua kali, Timnas Indonesia bisa menahan imbang, dua tim yang di atas kertas punya level mentas di Piala Dunia.
Pertama anak asuh Shin Tae-yong membuat kesulitan tuan rumah Arab Saudi di Jeddah 1-1. Lalu Australia juga tidak bisa berbuat banyak ketika main di Jakarta. Timnas Indonesia menahan imbang 0-0.
Jika melihat ke belakang, keganasan Shin Tae-yong meracik startegi Timnas Indonesia sudah membuat lima pelatih kenamaan harus dipecat atau mundur dari jabatannya.
Siapa saja mereka? Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Graham Arnold
Hanya beberapa hari saja sejak Australia ditahan imbang Timnas Indonesia 0-0, sosok Graham Arnold harus mundur dari jabatannya.
Graham Arnold mundur setelah enam tahun menangani The Socceroos, tepatnya sejak 2018. Dia membawa Australia ke 16 besar Piala Dunia 2022 dan seharusnya terikat kontrak hingga Piala Dunia 2026.
"Memimpin Socceroos telah menjadi puncak karier saya dan merupakan suatu kehormatan sejati. Saya sangat bangga dengan pencapaian kami, mulai dari memecahkan rekor hingga membina talenta baru dan mencetak sejarah di panggung global," kata Arnold, dikutip dari Herald Sun.
"Setelah mempertimbangkan dengan cermat, saya yakin inilah saatnya kepemimpinan baru untuk membimbing tim ke depan,” kata Arnold dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Tatsuma Yoshida (Singapura)
Tatsuma Yoshida memilih meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pelatih Singapura usai tersingkir di Piala AFF 2020.
Ketika itu, Singapura hanya mencapai semifinal karena disingkirkan Timnas Indonesia dengan agregat 3-5. Kabar ini cukup mengejutkan.
Sebab, walau sempat mendapat banyak kritik atas performa pada fase grup Piala AFF 2020, Tatsuma Yoshida mampu membawa Singapura melaju ke semifinal.
Tan Cheng Hoe (Malaysia)
Menyusul Yoshida, Tan Cheng Hoe juga mundur dari posisi pelatih Timnas Malaysia. FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) mengumumkan pengunduran diri pelatih berusia 53 tahun tersebut pada Senin (3/1/2021).
Sama seperti Yoshida, Tan Cheng Hoe memainkan laga terakhirnya sebagai pelatih Malaysia dalam duel melawan Indonesia.
Hasilnya pun sama, kalah. Malaysia kalah dengan skor 1-4 dari Timnas Indonesia pada laga terakhir Grup B.
Hasil minor tersebut sekaligus menandai kegagalan Malaysia di Piala AFF 2020. Sebab, kekalahan itu membuat Malaysia gagal lolos ke semifinal. Padahal, mereka berstatus satu di antara tim unggulan.
Kegagalan di Piala AFF menjadi alasan mengapa Cheng Hoe memilih mundur. "Cheng Hoe sempat berdiskusi dengan FAM dan mengungkapkan niatnya menyusul kegagalan melaju ke semifinal Piala AFF," tulis situs resmi FAM.
Advertisement
4. Vitezslav Lavicka (Kuwait)
Pelatih Kuwait, Vitezslav Lavicka murka karena kekalahan timnya dari Timnas Indonesia dalam partai pertama Grup A Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023.
Kuwait takluk 1-2 dari Timnas Indonesia di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City pada Rabu (8/6/2022) malam waktu setempat.
Akibat gagal membawa Kuwait ke putaran final, Vitezslav Lavicka mengundurkan diri pada Juni 2022.
5. Philippe Troussier (Vietnam)
Dua kekalahan beruntun dari Timnas Indonesia pada Ronde 2 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zoan Asia sepertinya tidak bisa diterima Vietnam.
Alhasil, federasi sepak bola Vietnam, VFF langsung mengambil langkah tegas dengan memecat pelatih berpengalaman Philippe Troussier.
Dalam keterangan resmi mereka, VFF menyebut bahwa ada pertemuan dadakan seusai laga Vietnam vs Indonesia. Mereka bertemu dengan Troussier untuk membahas hasil mengecewakan yang diraih The Golden Star itu.
Troussier merasa bertanggung jawab penuh atas hasil buruk yang diterima The Golden Star. Akhirnya ia sepakat untuk memutus kontraknya bersama Timnas Vietnam.
Dalam pernyataan resmi tersebut, Troussier dan VFF juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh warga Vietnam.
Advertisement