Bola.com, Jakarta - Awalnya, Ernando Ari yang tergusur untuk posisinya di Timnas Indonesia. Kini, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri yang bakal terancam kehilangan tempat di Tim Garuda.
Ernando Ari tak lagi menjadi kiper utama Timnas Indonesia sejak kedatangan Maarten Paes. Arek Suroboyo itu absen dalam dua laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, kontra Arab Saudi dan Australia.
Baca Juga
Advertisement
Posisinya diserahkan kepada Maarten Paes dan kiper FC Dallas, AS, itu tampil kinclong. Kegemilangan Maarten Paes punya andil besar di balik kesuksesan Indonesia menahan imbang kedua gurita Asia tadi, 1-1 dan 0-0.
Kini, jelang lanjutan duel melawan Bahrain dan China, pada 10 dan Oktober pekan depan, giliran Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri yang terancam kehilangan tempat atau kekurangan menit bermain.
Kedatangan dua pemain naturalisasi anyar, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, membuat starting XI Timnas Indonesia bakal berubah. Bisa dipastikan, Shin Tae-yong bakal memainkan Mees Hilgers dan Eliano Reijnders sebagai starter dalam skema 3-4-3.
Tiga bek yang menjadi tulang punggung adalah Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Rizky Ridho. Di tengah Sandy Walsh, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, serta Calvin Verdonk. Lalu, tiga tombak di lini terdepan adalah Eliano Reijnders, Rafael Struick, dan Ragnar Oratmangoen.
Mengingat Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri merupakan penyerang sayap, maka peran krusial itu kini diserahkan kepada Eliano Reijnders.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Eliano Reijnders Sudah Tiba
Eliano Reijnders pemain serbabisa. Winger berusia 23 tahun kepunyaan PEC Zwolle, Belanda, sangat mumpuni baik sebagai sayap kiri maupun sayap kanan Timnas Indonesia.
Selain itu, adik kandung gelandang Timnas Belanda dan AC Milan, Tijjani Reijnders, juga bisa diberdayakan sebagai gelandang gedor sekaligus gelandang bertahan.
Bermain di liga teratas Belanda, Eredivisie, tentunya membuat Eliano Reijnders, pemain berdarah Ambon, Maluku, lebih berpeluang mendapat kans lebih besar ketimbang Witan Sulaeman dan Egy Maulana vikri.
Dengan pengalaman serta jam terbang yang menjulang, Eliano Reijnders diyakini bisa menjadi 'pelayan' yang baik bagi dua koleganya di depan, Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen.
Sebelum kemunculan Eliano Reijnders, menit bermain Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri sebenarnya sudah mulai tergerus dalam beberapa laga sebelumnya.
Saat bentrok kontra Filipina pada laga pamungkas Grup F putaran kedua kualifikasi misalnya, posisi sayap kiri justru diberikan kepada Calvin Verdonk. Padahal, di klubnya, NEC, Belanda, Calvin Verdonk bermain sebagai fullback.
Saat itu, Egy Maulana Vikri sama sekali tak dimainkan alias duduk manis di bangku cadangan sampai pertandingaan usai. Witan Sulaeman sendiri absen lantaran menjalani ibadah suci di Tanah Suci.
Pun begitu dalam kekalahan 0-2 dari Irak di partai lainnya, Egy Maulana Vikri hanya bermain beberapa menit sebelum laga berakhir. Ia masuk pada menit ke-88 menggantikan Marselino Ferdinan.
Advertisement
Dedikasi Penuh untuk Timnas Indonesia
Meski begitu, tak ada yang meragukan dedikasi Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri terhadap perkembangan Timnas Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Keduanya merupakan duo pemain muda berbakat yang sukses menembus level senior dan menjadi tulang punggung bagi skuad Garuda jauh sebelum Timnas Indonesia dijejali pemain-pemain naturalisasi.
Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri pernah pula berkarier di luar negeri. Sayang kariernya keduanya tak cukup moncer dan akhirnya memutuskan mudik ke Indonesia.
Namun, pengalaman bermain di negeri orang setidaknya membuat keduanya bemain lebih matang, tenang, dan punya mental pemenang.
Witan Sulaeman memperkuat klub Serbia, Radnik Surdulica, dari 2020 hingga 2021. Di sana, pemain kelahiran 8 Oktober 2001 hanya tampil dalam lima laga di kasta tertinggi Serbia.
Ia kemudian mencob mengadu nasib ke Polandia, bergabung dengan Lechia Gdańsk II, 2021-2022. Namun, karena kalah bersaing, eks mesin gol PSIM Yogyakarta itu dipinjamkan kepada Senica, Slowakia, dan pada tahun yang sama hijrah ke Trenčín, masih di liga Slowakia. Hingga pada 2023, Witan Sulaeman bergabung dengan Persija Jakarta.
Egy Maulana Vikri sempat juga jadi buah bibir. Sebelum merapat ke Dewa United pada 2023, anak Medan jebolan PPOP Ragunan, Jakarta, itu pernah bikin heboh saat bergabung dengan klub-klub luar negeri macam Lechia Gdańsk II, Lechia Gdańsk, FK Senica, dan ViOn Zlaté Moravce.
Kiprahnya bersama klub-klub tersebut cukup membanggakan. Walau tak selalu jadi starter, Egy Maulana Vikri setidaknya mendapat kesempatan bermain 23 kali di Lechia Gdańsk II, 10 penampilan bareng Lechia Gdańsk, 20 kali bersama FK Senica, dan enam kesempatan tampil bareng ViOn Zlaté Moravce.
Tak Akan Begitu Saja Tersingkirkan
Witan Sulaeman, kini berusia 22 tahun, dan Egy Maulana Vikri, 24 tahun, tercatat beberapa kali berprestasi bersama tim kategori umur serta serta punya 'saham' yang tak sedikit mengantarkan Timnas Indonesia ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Lantas, apakah peran keduanya akan dilupakan begitu saja? Pastinya tidak. Biar bagaimana pun, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri masih menjadi bagian armada tempur Shin Tae-yong melawan Bahrain dan China.
Dari 27 nama yang dirilis PSSI, keduanya masih masuk daftar. Seperti duel-duel sebelumnya, baik Witan Sulaeman maupun Egy Maulana Vikri siap lahir batin mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya demi Ibu Pertiwi, meski tak lagi jadi pemain inti.
Tetap semangat, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri!
Advertisement