Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia U-17 lolos ke Piala Asia U-17 2025. Ajang bergengsi ini rencananya akan berlangsung di Arab Saudi, dari tanggal 3 hingga 20 April tahun depan.
Garuda Muda Nusantara yang berada di Grup G kualifikasi menjadi salah satu dari lima runner-up terbaik.
Baca Juga
4 Pemain Abroad Non-naturalisasi yang Bakal Jadi Andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Asnawi dan Lino Bisa Jadi Tumpuan
3 Pemain yang Layak Ditunjuk Shin Tae-yong Jadi Calon Kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Titah Mantan Kapten Timnas Indonesia buat Pemain U-22 pada Piala AFF 2024: Nothing to Lose!
Advertisement
Mengawali laga dengan kemenangan tipis 1-0 atas tuan rumah Timnas Kuwait U-17, lalu menang telak 10-0 ata Timnas Kepulauan Mariana Utara U-17 dan di laga terakhir bermain imbang tanpa gol dengan Timnas Australia U-17.
Kini, rakyat Indonesia, khususnya pemuja setia timnas, menanti dengan harap-harap cemas apakah Garuda Muda Nusantara bisa bicara banyak di putaran final Piala Asia U-17 2025.
Duel kontra Australia meninggalkan catatan tak sedap, karena kedua negara dituding bermain aman.
Indikasi tersebut terlihat selama 25 menit jelang berakhirnya pertandingan, dimana bek-bek Australia hanya memainkan bola dari kaki ke kaki tanpa berniat melakukan serangan.
Sebaliknya, pemain-pemain Indonesia juga memilih menunggu tanpa ada inisiatif untuk merebut bola dari kaki bek-bek Australia.
Benarkan tudingan main aman tersebut, Nova Arianto, sang pelatih, lewat kanal YouTube Soccer Lover belum lama ini bicara blak-blakan ihwal itu.
"Yang pertama saya bicara dari awal dulu ya, apa yang terjadi pada pertandingan terakhir melawan Australia. Kalau melihat persiapan kami setelah hasil drawing yang mempertemukan kami dengan Australia, memang kami sudah merencanakan taktik apa yang akan kami gunakan".
"Dan pertandingan melawan Australia menjadi sangat sangat penting. Tapi melawan Kuwait juga penting. Saya bahkan sampaikan kepada pemain, lawan Kuwait itu merupakan pertandingan kunci untuk bisa lolos".
"Karena kalau kami bisa menang lawan Kuwait, kami tinggal fokus ke pertandingan selanjutnya. Dan itu memang skema kami dan rencana-rencana itu sudah kami persiapkan dari persiapan kami di Bali."
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelajaran
Nova Arianto selanjutnya bicara khusus soal duel melawan Australia yang dituding bermain aman.
"Kalau kami di table runner up terbaik, kami memang masih di posisi nomor tujuh dan kami memang membutuhkan kalau kami mau lolos ya minimal harus seri. Kalau kalah, kami nggak lolos karena selisih golnya kami kalah dengan Qatar dan India kalau nggak salah," katanya.
"Banyak pertimbangan yang kami ambil. Tapi masalah taktikal, ya kami tetap memakai yang sudah kami rencanakan dari Bali. kami menunggu untuk melakukan counter attack. Penonton kan juga bisa melihat dari awal pertandingan secara permainan kami sama yakni menunggu dulu dan kami mencob melakukan counter attack sangat efektif untuk menghadapi Australia yang secara kualitas berada di atas kami."
"Dan memang di setengah babak, saya coba cek bagaimana posisi di best runner up. Di posisi itu semua pertandingan sudah selesai. Tinggal menunggu pertandingan kami sama Qatar kalau nggak salah. Saya berpikir, kalau seri kami lolos. Tapi kalau kalah kami enggak lolos."
"Sebelum masuk pertandingan ke babak kedua, saya sudah sampaikan kepada pemain karena saya ingin menyampaikan sesuatu apakah menjadi bumerang atau tidak. Tapi saya sampaikan kalau seri lolos. Tapi ini menjadi motivasi bagi pemain untuk lebih konsentrasi. Karena kami tahu di babak pertama Australia juga punya serangan yang cukup berbahaya."
Advertisement
Pernah Mengalami
Nova Arianto mengaku sangat kaget ketika Australia menghentikan serangan dan memilih memainkan bola dari kaki ke kaki hingga pertandingan selesai.
"Saya kaget apa yang dilakukan Australia membuat saya berpikir, kok Australia berubah ya mainnya. Yang dari awal kami sudah antisipasi mau begini-begini, eh ternyata Australia mengubah cara bermainnya. Itu bukan cara Australia bermain".
"Hati saya bergejolak. Walaupun saya tahu, itu sedikit mencederai fair play. Dalam hati mungkin saya bisa berfikir, oh kalau Australia berbuat begitu poin positifnya buat kami apa? kami bisa lolos kan. Tapi kalau kami mencoba agresif menyerang, dan Australia kembali menyerang dan kami kemasukan. Akhirnya kami enggak akan lolos".
Nova Arianto mengatakan ia pernah juga mengalami situasi yang sama ketika masih menukangi tim di Elite Pro Academy (EPA).
"Situasinya sama seperti ini. Saya seri saja lolos, tapi lawan membutuhkan menang atau seri kalau enggak salah. Akhirnya lawan hanya enggak mau maju seperti Timnas Indonesia. Dia menunggu saja. Akhirnya ketika saya berpikir kami bermain all out saja, kami menyerang. Padahal saya hanya butuh hasil seri untuk lolos. Saat itu saya di posisi tim seperti Australia. Akhirnya kami menyerang dan kami kemasukan. kami kalah dan enggak lolos".