Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-20 menutup kiprahnya di Piala Asia U-20 2025 dengan hasil hanya bertahan pada fase grup. Skuad Garuda Muda finis di posisi ketiga klasemen akhir Grup C, dengan nilai satu.
Skuad besutan Indra Sjafri awalnya kalah 0-3 dari Iran di laga pertama. Kemudian kandas 1-3 di tangan Uzbekistan pada laga ketiga.
Baca Juga
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Reaksi Netizen Setelah Timnas Indonesia Babak Belur di Kandang Australia: Harapan Total Football, Realita Total Bobol
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Debut Tragis Patrick Kluivert, Timnas Indonesia Dihabisi Australia 1-5
Advertisement
Terbaru, Dony Tri Pamungkas dan rekan-rekannya harus puas bermain imbang 0-0 kontra Yaman, Rabu (19/2/2025).
Timnas Indonesia U-20 mengoleksi satu poin, unggul selisih gol dari Yaman yang ada di posisi juru kunci. Adapun tiket ke babak perempat final diraih Iran dan Uzbekistan.
Kegagalan ini sekaligus membuat Timnas Indonesia juga gagal melaju ke Piala Dunia U-20 2025. Banyak yang mempertanyakan lamanya persiapan yang dilakukan, namun tidak menghasilkan prestasi ciamik di turnamen sesungguhnya.
Â
Â
Â
Berita video penggawa Timnas Indonesia U-20, Jens Raven sudah gabung ke skuad asuhan Indra Sjafri dan sudah siap untuk Kualifikasi Piala Asia U-20 2025. Ia juga mengatakan tidak ingin anggap remeh lawan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lebih Penting Jam Terbang
Persiapan Indra Sjafri dan anak asuhnya bisa dikatakan sudah dibangun hampir satu tahun. Mereka melakoni beragam pemusatan latihan atau training camp (TC), meramaikan turnamen di luar negeri, hingga melakoni babak Kualifikasi sebelum lolos ke putaran final Piala AFF U-20 2025.
"TC dan uji coba internasional itu memang sangat penting. Tapi seberapa penting TC itu ketika kita tidak bisa memainkan strategi bermain saat di pertandingan yang sesungguhnya,"Â terang pengamat sekaligus mantan pesepak bola nasional, Vennard Hutabarat.
"Berlama-lama TC juga kadang bosan. Mungkin tidak perlu harus 2-3 bulan, pemain juga perlu dapat jam terbang, main di klubnya."
"Uji coba kadang-kadang juga menyesuaikan calon lawan. Kalau saya lebih ke kompetisi yang berjenjang, menurut saya kembali ke jam terbang pemain. Seperti di Liga 1 harus ada pemain U-20 yang wajib dimainkan," imbuhnya dalam kanal Youtube Sportify Indonesia.
Â
Â
Â
Advertisement
Klub Wajib Jalankan Fungsi
PSSI telah memberlakukan regulasi dalam kompetisi di Liga 1 menyangkut potensi pemain muda Indonesia.
Klub sedikitnya harus mempunyai lima pemain U-22 yang didaftarkan untuk Liga 1 musim depan, tapi cukup satu pemain yang masuk starting line-up.
"Tapi sayangnya ada sedikit klub yang bisa seperti itu, karena tidak punya pembinaan yang bagus. Ada klub yang tidak punya pemain untuk kompetisi Elite Pro Academy, alhasil comot pemain dari SSB, bukan produk sendiri. Ke depannya regulasi ini memang harus dipatuhi," terang Vennard Hutabarat.
"Bisa ditiru pembinaan dari Persija. Banyak pemain dari beragam level itu disumbang oleh Persija. Persib juga bagus. Mungkin bagi klub karena tidak ada cuan mencetak pemain muda," ucap pria yang akrab disapa Veve.
"Banyak pemain-pemain muda ini juga tidak mendapat jam terbang di klub. Sehingga mentalitas berhadapan dengan tim lawan akhirnya akan ciut. Jangan sampai ada budaya kalah sebelum bertanding."
Â
Â
Â
Pengaruh Mentalitas
Hal lain yang disinggung oleh Vennard adalah perkara mental bertanding. Mantan penggawa Timnas futsal Indonesia itu melihat bagaimana banyak pemain diaspora dan berkiprah di Eropa yang saat ini menjadi bagian di skuad Timnas Indonesia senior.
Mulai dari Jay Idzes, Maarten Paes, Kevin Diks, Mees Hilgers, Calvin Verdonk, Thom Haye, sampai Ragnar Oratmangoen bisa menunjukkan mentalitas berbeda dan membuat pengaruh besar untuk permainan Timnas Indonesia.
"Jay Idzes, bermain di level tertinggi di Serie A, mainnya cool. Lalu Rizky Ridho yang bisa dianggap punya ketenangan dan mental bagus seperti pemain diaspora, tapi tidak semua pemain bisa seperti ini," lanjut pria juga pernah menjadi bagian dari Timnas futsal Indonesia.
"Saya berharap Sayuri juga bisa mengambil satu tempat di tim inti Timnas Indonesia. Jujur saja untuk pemain U-20 ini punya potensi untuk naik terus ke level senior. Ada Dony Tri, Kadek Arel, Ikram, Toni Firmansyah yang bermain luar biasa," tandas Veve.
Sumber: Sportify Indonesia
Advertisement