Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, meminta suporter Timnas Indonesia untuk menjaga kesantunan setelah PSSI disanksi oleh FIFA.
PSSI didenda FIFA sekitar Rp400 juta dan penutupan 15 persen tribune buntut dari pendukung Timnas Indonesia yang dianggap melakukan xenophobia kepada Timnas Bahrain.
Baca Juga
Di FIFA Executive Football Summit 2025, Erick Thohir Ungkap Presiden FIFA Apresiasi Kelolosan Timnas Indonesia ke Putaran 4
Jadwal Drawing R4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia: Osaka Jadi Saksi
Sederet PR yang Kudu Dibenahi Timnas Indonesia Jelang Bertarung di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Advertisement
Kejadian itu terjadi di sektor 19 Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, ketika Timnas Indonesia menang 1-0 atas Bahrain pada 25 Maret 2025 dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
"Tetap, kita harus mengedepankan kultur asli kita yaitu kesantunan. Itu harus menjadi evaluasi dan juga edukasi kembali," ujar Dito dinukil dari Antara.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yakin Makin Dewasa
Dito yakin bahwa fans Timnas Indonesia bisa makin dewasa setelah adanya sanksi dari FIFA kepada PSSI yang berbuntut kerugian untuk Timnas Indonesia.
"Jadi pastinya ini saya rasa fenomena yang baru untuk masyarakat kita dan pastinya seiring waktu akan makin dewasa," tutur Dito.
"Jadi kesantunan itu yang harus kita perlihatkan agar dunia tahu bagaimana ramahnya Indonesia," ucap menteri berusia 34 tahun tersebut.
Advertisement
Bisa Dibatalkan
Sementara itu, perihal pengurangan 15 persen kapasitas tribune, hukuman dari FIFA ke PSSI itu dapat dibatalkan dengan satu syarat kala Timnas Indonesia meladeni Timnas China pada 5 Juni 2025.
"FIFA juga memberikan ruang untuk alternatif. Boleh saja 15 persen itu diberikan, tapi kepada komunitas anti-diskriminasi atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan. Dan mereka harus memasang nanti spanduk anti-diskriminasi," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, pada beberapa waktu lalu.
"Jadi, kemudian FIFA juga meminta kepada PSSI untuk biki rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia."
"Ini adalah hal yang berat yang kami terima, karena FIFA itu memiliki prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menghargai, dan saling menghormati. Jadi tidak boleh ada ujaran kebencian, tidak boleh ada rasalisme, tidak boleh ada xenophobia, dan lain-lainnya," ungkap Arya.