Sempat Ikut Seleksi Timnas Indonesia U-22, Luke Xavier Keet Ngaku Kangen Kerupuk dan Mie Instan!

Winger kiri berpostur 181 cm itu mengungkapkan kesan positif dari training camp Timnas Indonesia U-22. Meski hanya beberapa hari mengikuti latihan, Luke Keet sudah cukup akrab dengan rekan setim.

"Setelah kabar bahwa Indra (Sjafri) tidak bisa membiarkan saya melanjutkan, saya duduk di kamar hotel bersama Mauro, Ivar, Rafael, Dion, dan Jens. Jelas, mereka yang berbahasa Inggris," katanya.

"Kami ngobrol selama beberapa jam, membicarakan situasi. Kami ngobrol tentang kehidupan. Kadang-kadang mereka lebih sering bicara dalam bahasa Belanda."

"Tapi, saat kami bicara dalam bahasa Inggris, saya menganggap semua orang yang saya ajak bicara di sana sebagai teman saya sekarang. Saya tidak menganggap saya punya hubungan buruk dengan siapa pun," ungkap Luke Keet.

Winger kelahiran Jakarta itu bercerita, dia meninggalkan Indonesia ketika berusia sembilan tahun pasca-perceraian orang tua. Saat itu, Luke Keet memutuskan untuk ikut sang ayah ke Eropa sekaligus memulai karier sepak bola di sana.

"Pemusatan latihan adalah kali pertama saya berlatih di Indonesia, sejak saya berusia sembilan tahun saat pertama kali meninggalkan Indonesia. Tentu saja ada masalah adaptasi, terutama dengan hanya tiga hari yang diberikan," bebernya.

"Saya tidak memiliki pengetahuan tentang sepak bola Asia Tenggara. Tapi sekarang saya mendapatkan sedikit pengetahuan. Saya berbicara dengan beberapa pemain seperti Brandon, dia bermain di Liga 1 dan beberapa pemain dari Borneo."

"Bahkan Rafael Struick memberi tahu saya bagaimana situasinya di Dewa (United). Jadi, saya mulai mengenal banyak hal. Saya menemukan hal ini sangat menarik," ungkap Luke Xavier Keet.

Winger kelahiran 28 Juli 2003 itu memiliki garis keturunan Indonesia dari ibunya yang lahir di Jakarta. Sebelum meninggalkan Tanah Air, Luke Keet tinggal di daerah SCBD, Kebayoran Baru, Jaksel.

"Ibu saya lahir di Jakarta, sama seperti saya. Saya tinggal di Jakarta, bermain sepak bola di jalanan seperti orang lain di kawasan SCBD," cerita Luke Keet mengenai asal-usulnya.

"Jelas sudah sangat lama, tapi seperti orang lain saya masih ingat bermain sepak bola di jalanan dan makan kerupuk dan Indomie sepulang sekolah."

"Ketika saya kembali sekarang untuk training camp, saya berusaha mencari sebanyak mungkin. Bahkan hal-hal seperti Yakult, seperti Pocari Sweat yang tidak ada di Eropa," ungkapnya sembari tertawa.