Sukses


Cerita Direktur Direktur Teknik EPA PSIM, Belajar Langsung Pembinaan Akademi Sepak Bola di Spanyol

Program EPA Future Stars 2025/2026 Academy Director Spain Internship memberikan kesempatan berharga bagi para Direktur Akademi BRI Super League memperdalam ilmu pengelolaan sekolah sepak bola.

Bola.com, Jakarta - Program EPA Future Stars 2025/2026 Academy Director Spain Internship memberikan kesempatan berharga bagi para Direktur Akademi BRI Super League memperdalam ilmu pengelolaan sekolah sepak bola.

Ini menjadi tahun kedua I.League selaku operator kompetisi memberangkatkan Direktur Akademi EPA Super League untuk belajar langsung dari salah satu sistem pembinaan terbaik dunia di Spanyol.

Direktur Teknik EPA PSIM Yogyakarta, Andhika Mulia Pratama, turut serta dalam rombongan tersebut. Dia pun membagikan cerita menarik saat menyambangi dua akademi di Negeri Matador yakni CF Can Vidalet dan Villarreal CF.

"Kami berkunjung ke akademi Can Vidalet, sebuah akademi di kecamatan Barcelona yang tingkat ekonominya paling rendah. Namun, mereka memiliki struktur organisasi yang sangat rapi," cerita Andhika.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Menambah Ilmu

Selama dua pekan kunjungan di Spanyol, Andhika mendapat banyak pelajaran berharga, terutama soal pembinaan level akar rumput. Di sana, kualitas pelatih menjadi hal utama yang benar-benar diperhatikan.

"Di Can Vidalet pengembangannya (development) tidak ke pemain, tapi ke staf pelatihnya. Misalnya dalam pertandingan ada kekurangan, ya kita (pemain) langsung tanya jawab dan evaluasi ke pelatih," katanya.

Menurut Andhika, pendekatan terbuka semacam ini menciptakan ekosistem yang sehat. Kemenangan bukan harga mati, melainkan pemahaman sepak bola yang benar adalah tujuan utamanya.

Logika berpikir seperti itulah yang akan ia tanamkan ke akademi PSIM. "Prinsip mereka, kalau pelatihnya bagus dan paham, otomatis pemainnya pasti bagus," sebut Andhika.

"Tapi kalau hanya pemainnya yang bagus, tetapi diberi pelatih yang kurang kompeten, ya tidak mungkin timnya menjadi bagus," lanjut pria asal Yogyakarta tersebut.

 

3 dari 5 halaman

Mencetak Talenta Berbakat

Inspirasi berbeda datang saat Andhika bertandang ke markas Villarreal. Kota kecil berpenduduk sekitar 50 ribu jiwa ini mengajarkan realitas industri sepak bola modern yang pragmatis.

Klub yang berkompetisi di La Liga Spanyol itu tidak membeli pemain bintang, melainkan mencetaknya sendiri demi keberlangsungan klub. Sebab, Villarreal bukan tim elite layaknya Real Madrid atau Barcelona.

"Mereka mengakui timnya tidak punya banyak uang karena kota mereka itu kota kecil. Makanya sempat dibilang kota ini sebagai ‘Kota Sunyi’ (ketika home match)," ujar Andhika menggambarkan suasana di sana.

Bagi Villarreal akademi adalah jantung klub. Sementara pemain merupakan aset paling berharga untuk menjaga napas tim utama agar tetap berkompetisi di level teratas.

"Jawabannya cukup realistis. Selama kita masih bisa menjual pemain (hasil binaan akademi), tim ini tidak akan degradasi," paparnya.

 

4 dari 5 halaman

Bekal Berharga

Oleh-oleh ilmu dari dua klub berbeda di Spanyol ini menjadi bekal berharga bagi masa depan tim muda Laskar Mataram. Apalagi, akademi PSIM belum lama ini dibentuk.

Andhika menyadari bahwa adaptasi teknologi canggih mungkin membutuhkan waktu dan biaya besar. Namun, perbaikan sumber daya manusia adalah investasi yang bisa dimulai dari sekarang.

"Hal pertama yang mungkin bisa saya terapkan di sini adalah develop (mengembangkan) pelatih. Karena kunci utamanya ada di pelatih," tegas Andhika Mulia Pratama.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Super League 2025/2026

Timnas Corner: Semua Tentang Timnas Indonesia
Timnas Corner: Semua Tentang Timnas Indonesia
Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer