Sukses


Kisah Altariq Ballah, Putra Antony Jomah Ballah yang Kini Memperkuat Dewa United

Altariq Ballah mengikuti jejak sang ayah, berkiprah di blantika sepak bola nasional.

Bola.com, Jakarta - Peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohon sangat pas dialamatkan kepada mantan yang juga legenda Persita Tangerang, Antony Jomah Ballah.

Putranya, Altariq Ballah, juga mengikuti jejak sang ayah, berkiprah di blantika sepak bola nasional.

Altariq Ballah kini memperkuat Dewa United setelah sebelumnya juga pernah memperkuat Persita dan Persebaya Surabaya.

Altariq Ballah merupakan pemain keturunan. Antony Jomah Ballah, ayahnya, yang ia panggil papi, berasal dari Liberia. Sedangkan ibunya dari Indonesia.

Altariq Ballah lahir, tumbuh, dan besar di Indonesia. Saat ini usianya 24 tahun, sangat fasih berbahasa Indonesia.

Pemilik nama lengkap Altalariq Erfa Aqsal Ballah sebenarnya bisa memilih profesi lain di luar sepak bola. Tapi ia sudah lebih dulu jatuh cinta dengan sepak bola.

"Karena memang mungkin sudah darahnya sepak bola. Apalagi dari lahir dan sejak kecilkan papi itu suka bawa-bawa ke lapangan pertandingan. Ya mungkin memang itulah jadinya dan sampai sekarang Alhamdulillahn jadi pemain sepak bola juga," kata Altariq Ballah via kanal YouTube Capt Hamka belum lama ini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Saran Ayah?

Apakah karena anjuran orang tua, terlebih ayah?

"Enggak. Papi sebenarnya dari kecil itu dia dukung saya mau jadi apa. Tapi ya karena memang sudah pengen ngikuti jejak papi juga jadi pesepakbola makanya pengen juga kayak papi. Ditonton banyak orang gitu. Dulu kan masih kecil seru melihatnya," kata Altariq Ballah yang bermain sebagai bek kiri.

Meski begitu, Altariq Ballah tak menampik kalau Antony Jomah Ballah punya pengaruh besar terhadap dirinya.

"Kalau mau dibilang sangat besar sih ya sangat besar ya. Apalagi papi tuh banyak ngasih tahu saya dalam banyak hal agar enggak salah langkah juga di dalam karier. Terus juga dari kecil memang sering dikasih tahu, didukung sama papi," tukas Altariq Ballah.

"Walaupun papi juga dulu kan sering main pindah-pindah kota, tapi tetap selalu mantau Halta juga. Dan banyak, kadang kita tuh sampai sering ya kayak adu argumen juga. Cuma balik lagi kan papi orang tua yang mungkin pengalamannya sudah banyak di sepak bola," ujarnya menambahkan.

3 dari 3 halaman

Inspirasi

Menurut Altariq Ballah, tak terbantahkan lagi pelatih pertamanya adalah sang ayah sebelum akhirnya ia masuk sekolah sepak bola (SSB).

"Pelatih pertama dari masih kecil yang main-main bola ya papilah ya. Dari kecil memang sudah sama papi. Sampai dia masukin ke SSB," ujarnya.

Ditanya mengapa ia menjadi bek kiri sendangkan ayahnya bermain sebagai gelandang, Altariq Ballah menuturkan kalau ia sejatinya seorang gelandang.

"Ada ceritanya itu. Dulu sebenarnya posisi sama kayak papi gelandang. Terus waktu pertama kali trial naik ke Persita senior, itu dulu coach Widodo Cahyono Putro nanyain saya,'Kamu bisa winger enggak?'," kenang Altariq Ballah.

"Saya bilang,'Kalau saya kan pemain muda saya gas saja karena saya pernah main winger di zaman SSB'. Ya sudah, akhirnya main winger. Terus musim berjalan, bek kiri Persita waktu itu, Mas Edo, kebetulan lagi dipanggil timnas. Coach Widodo tanya lagi,'Mau coba bek kiri nggak?'. Saya kan kalau pemain muda waktu itu kan ya gas coach. Nah, dari situ sampai sekarang jadi bek kiri," pungkas Altariq Ballah.

Video Populer

Foto Populer