Sukses


2 Sinyal Utama Akhir Karier Arsene Wenger di Arsenal

Bola.com, London - Arsene Wenger sudah menangani Arsenal selama 20 tahun. Musim ini, statusnya bertambah, yakni menjadi manajer paling senior yang berkiprah di Premier League. Selama 2 dekade, pria asal Prancis tersebut sudah merasakan manis pahit berkarier di Premiership.

The Professor, julukan Wenger, berada dalam tahun terakhir kontraknya bersama The Gunners. Wenger pernah menjadi pujaan suporter ketika klub masih berada pada masa jaya. Namun kini, pria kelahiran kota Strasbourg, menjadi bulan-bulanan fans karena dinilai sudah tidak memiliki ambisi meraih strata juara. Spanduk 'In Arsene We Trust' sudah jarang terlihat berada di tribun stadion.

Selama beberapa musim terakhir, tim Meriam London hanya menjadi pelengkap posisi empat besar di Premier League. Kondisi tersebut tergolong prestasi yang tidak menggembirakan untuk klub yang mengoleksi 13 titel juara Liga Inggris.

Kali terakhir Arsenal menjadi juara Premier League adalah pada 2002-2003. Sejak saat itu, tim yang sebelumnya bermarkas di Stadion Highbury tersebut hanya bisa menyaksikan para pesaingnya mengangkat trofi jawara. Bahkan pada musim 2015-16, Arsenal dilewati Leicester City, yang notabene baru dua musim berlaga di turnamen kasta tertinggi se-Inggris Raya tersebut.

Berikut ini  2 sinyal kuat yang bisa membuat Arsene Wenger terpental pada akhir musim 2016-2017.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sepi Aktivitas Bursa Transfer

1. Malu-Malu di Bursa Transfer
Kegagalan klub mengundang pemain bintang membuat Arsenal sulit bersaing di papan atas Premier League. The Gunners gagal tampil kompetitif dengan Chelsea, Manchester City dan Manchester United. Maklum, tiga klub itu tergolong royal dalam kebijakan pembelian pemain. Wenger membutuhkan waktu lama untuk memboyong pemain baru, hingga akhirnya proses transfer justru urung terjadi.

Tren Premier League saat ini sudah bergeser, namun Wenger masih mencoba untuk memperjuangkan idealisme dengan memaksimalkan pemain yang dimiliki. Ia  tidak ingin mengeluarkan dana besar untuk belanja pemain, sekaligus condong memaksimalkan pemain muda.

Sebagai satu di antara klub sepak bola kaya di dunia, Arsenal mempunyai kapabilitas untuk membeli pemain dengan harga mahal. Namun Wenger merasa hal tersebut tidak esensial dalam sepak bola. Hal inilah yang membuat The Gunners kerap gagal dalam mendatangkan pemain buruannya. Fakta ini menunjukkan kalau sang nakhoda menolak untuk beradaptasi dengan tren sepak bola modern.

Baru-baru ini, Arsenal yang sedang krisis pemain belakang, gagal mengamankan tanda tangan Shkodran Mustafi dengan alasan harga pemain yang kemahalan. Valencia sebagai pemilik Mustafi memberikan banderol sebesar 50 juta pounds atau sekitar p 872,33 miliar. Harga tinggi tersebut membuat Wenger mundur teratur.

Hal serupa pernah terjadi pada tahun 2013 ketika Wenger mempunyai peluang besar mendapatkan Luis Suarez dari Liverpool. Suarez adalah tipikal striker yang dibutuhkan The Gunners untuk berkompetisi di papan atas. Saat itu, Suarez mempunyai klausul penjualan sebesar 40 juta pounds atau Rp 697,86 miliar. Wenger yang tertarik dengan Suarez mengajukan tawaran sebesar 40 juta pounds, ditambah satu poundsterling. Jelas saja Liverpool menganggap ini sebagai penghinaan dan Suarez pun memutuskan bertahan bersama The Reds.

Ketika ditanya mengenai kenapa ia tidak pernah mengeluarkan biaya besar untuk transfer pemain, Wenger dengan mudah menjawab bahwa ia harus memikirkan 600 staf yang bekerja untuk The Gunners.

3 dari 3 halaman

Takdir Tak Juara Lagi

2. Arsenal Tidak Akan Juara Bersama Wenger
Wenger merupakan satu di antara manajer sepak bola yang cerdas. Ia sosok manajer yang menerapkan permainan atraktif. Ironisnya, hal itu justru membuatnya terjebak pada masa keemasan klub. Prinsip yang diusung tidak lagi berlaku pada era sekarang. Uang telah menjadi satu di antara faktor kesuksesan suatu klub.

Wenger masih menjamin Arsenal finis di posisi empat besar klasemen, namun bukan hal tersebut yang diinginkan para suporter. Saat ini, para Gooners sudah menahan dahaga untuk melihat klubnya kembali berjaya di Inggris.

The Professor tidak akan mengubah prinsipnya walaupun mendapat desakan dari para suporter. Arsenal tidak akan mengeluarkan dana besar untuk belanja pemain selama Wenger masih menjadi manajer klub tersebut.

Arsenal mungkin aman secara finansial, namun sebagai klub papan atas Premier League, klub membutuhkan gelar juara sebagai apresiasi kepada para suporter yang tidak lelah mendukung The Gunners.

Pendapatan Arsenal (musim 2014-15)
1. Hak siar pertandingan : US$ 163 juta (Rp 2,15 triliun)
2. Penjualan aksesoris klub : US$ 86 juta (Rp 1,13 triliun)
3. Tiket terusan : US$ 2.895 /orang (Rp 38,3 juta)

Sumber: Berbagai Sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini 

Video Populer

Foto Populer