5 Rivalitas Panas Jose Mourinho dengan Manajer Lain

Cerita perseteruan Mourinho dengan pelatih lain merebak saat FC Porto bertemu Manchester United di Liga Champions pada 2004. Saat FC Porto mencetak gol yang membuat Manchester United tersingkir, Mourinho melakukan selebrasi dengan berlari hampir setengah lapangan di depan para penonton yang memadati Old Trafford.

Tindakan itu jelas membuat Sir Alex Ferguson geram. Menurut Ferguson, Mourinho tidak menunjukkan rasa hormat kepada tim tuan rumah.

Namun, Mourinho beranggapan lain. Dia mengaku begitu bergembira karena timnya yang dianggap hanya memiliki kekuatan finansial 10 persen lebih sedikit ketimbang Manchester United, mampu keluar sebagai pemenang.

Beberapa tahun setelah kejadian tersebut, Mourinho kembali sering berseteru dengan Ferguson di pentas Premier League. Akan tetapi, perseteruan mereda setelah Mourinho menyebut Manchester United sebagai tim hebat ketika Real Madrid menyingkirkan mereka pada Liga Champions 2013.

Babak baru perseteruan Mourinho dengan manajer lain terjadi di Premier League. Mourinho yang melatih Chelsea terlibat perang urat saraf dengan manajer Liverpool Rafael Benitez.

Perseteruan itu dimulai saat Mourinho membawa Chelsea mendominasi di Inggris. Benitez yang kesal dengan sang manajer menyebut Chelsea bukan tidak terbaik di dunia.

Perang kata-kata antara keduanya kembali terjadi di Italia. Setelah meraih tiga gelar, Mourinho meninggalkan Inter Milan dan digantikan Benitez.

Benitez mengklaim bakal meraih trofi lebih banyak ketimbang Mourinho di Inter Milan. Namun, Mourinho membalasnya dengan sindiran bahwa Benitez tidak akan bisa meraih kesuksesan sepertinya.

Kisah menarik soal perseteruan Mourinho dengan manajer lain memunculkan nama Arsene Wenger. Ya, Mourinho saat itu sedang melatih Chelsea.

Pada periode kedua melatih The Blues, Mourinho terlibat friksi dengan Wenger yang menangani Arsenal. Mourinho mengecap Wenger sebagai manajer dengan spesialisasi kegagalan.

"Saya tidak terbiasa dengan kegagalan. Namun, Wenger sudah menjalani itu karena tidak meraih gelar selama delapan tahun. Itu jelas sebuah kegagalan," kata Mourinho pada 2014.

Perseteruan keduanya semakin memanas di berbagai tempat, seperti ruang konferensi pers hingga pinggir lapangan karena mereka pernah terlibat kontak perang kata-kata secara langsung dan harus dipisahkan ofisial pertandingan.

Cerita terpanas Mourinho soal friksi dengan pelatih lain terjadi di Spanyol. Mourinho melatih Real Madrid dan Guardiola menangani Barcelona.

Rivalitas memanas karena sejarah persaingan kedua klub itu. Pada 2009 dan 2011, Mourinho mengatakan Guardiola seharusnya membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions dengan cara yang sportif.

Lalu pada momen berbeda, Mourinho tertangkap kamera mencolok mata asisten pelatih Barcelona, Tito Vilanova, saat terjadi keributan antarpemain kedua tim.

Perseteruan itu memanjang ke pentas Premier League ketika Mourinho melatih Manchester United dan Guardiola menangani Manchester City. Namun, keduanya sedikit lebih tenang, meski tersiar kabar sempat terjadi perselisihan di ruang ganti pada laga kedua tim di Old Trafford.

Perseteruan terbaru Mourinho dengan manajer lain terjadi saat Antonio Conte melatih Chelsea. Pada pertemuan kedua tim musim lalu, Chelsea meraih kemenangan telak atas Manchester United.

Kemenangan itu disambut selebrasi Conte. Di mata Mourinho, selebrasi Conte terlalu berlebihan dan tidak menghormati tim lain.

Pada musim panas lalu, Mourinho sempat menyindir masalah rambut yang disinyalir merujuk kepada Conte karena melakukan transplantasi rambut. Beberapa bulan kemudian, Conte menyebut Mourinho sebagai orang yang pikun dan dibalas Mourinho dengan menyindir Conte soal dugaaan pengaturan skor yang sempat ditujukan kepada Conte.