Sukses


5 Caretaker Sukses di Pentas Premier League, Sanggupkah Ole Gunnar Solskjaer?

Bola.com, Jakarta - Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk menjadi manajer baru Manchester United menggantikan Jose Mourinho yang dipecat. Mantan striker Norwegia itu ditunjuk sebagai caretaker di Old Trafford hingga akhir musim 2018/19.

Solskjaer mendapat tugas berat untuk menggantikan Jose Mourinho yang dipecat belum lama ini. Manajer Portugal itu didepak setelah meraih serangkaian hasil buruk pada musim ini.

Banyak yang meragukan kemampuan Solskjaer untuk mendongkrak performa Setan Merah karena ia sebelumnya pernah gagal dengan Cardiff City. Meskipun begitu, fans United tidak perlu khawatir.

Sejarah membuktikan bahwa beberapa caretaker pernah meraih pencapaian hebat bersama klub yang dibesutnya. Mungkin saja Solskjaer bisa bernasib bagus di Old Trafford.

Berikut ini tiga caretaker yang cukup sukses di Premier League seperti dilansir Sportskeeda.

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini.

2 dari 6 halaman

Glenn Roeder (Newcastle United)

Newcastle tampil mengecewakan pada musim 2005-2006 meski diperkuat dua striker maut Michael Owen dan Alan Shearer. Graeme Souness pun harus meninggalkan klub dan posisinya kemudian digantikan oleh Glenn Roeder.

Ketika Roeder mengambil alih, Newcastle berada tepat di atas zona degradasi. Namun, kehadiran Roeder memberikan dampak yang positif setelah meraih 10 kemenangan dan hanya kalah tiga kali dari 15 pertandingan.

The Magpies pada akhirnya bisa finis di peringkat ketujuh dan mendapatkan tiket ke Piala Intertoto. Meski mendapatkan kontrak permanen, Roeder kemudian dipecat pada musim berikutnya.

3 dari 6 halaman

Kenny Dalglish (Liverpool)

Dalglish ditunjuk menjadi caretaker Liverpool setelah Roy Hodgson dipecat pada Januari 2011. Hodgson meninggalkan Liverpool di posisi ke-12 di Premier League dan Dalglish diberi tugas untuk membereskan hal tersebut.

Di bawah King Kenny, The Reds berhasil memenangkan 10 dari 18 pertandingan terakhir mereka dan hanya kalah empat kali. Liverpool pada akhirnya finis di posisi keenam dan terlihat lebih baik dari era Hodgson.

Karena kesuksesannya sebagai caretaker, Dalglish mendapat kontrak permanen dari Liverpool pada musim panas 2011. Meski mampu membawa The Reds memenangkan EFL Cup - trofi pertama mereka sejak 2006 - dia dipecat pada musim panas 2012 setelah finis di posisi ke-8 di Premier League.

4 dari 6 halaman

Roberto Di Matteo (Chelsea)

Mantan gelandang Chelsea, Roberto Di Matteo ditunjuk sebagai caretaker pada awal Maret 2012 setelah Andre Villas-Boas dipecat. Ketika Di Matteo mengambil alih, The Blues berada di posisi ke-5 di liga dan jauh dari perebutan gelar Premier League.

Namun, Chelsea ternyata tidak salah menunjuk Di Matteo sebagai manajer sementara mereka. The Blues dibawanya menjadi juara FA Cup setelah mengalahkan Liverpool 2-1 di final.

Kesuksesan Di Matteo itu ternyata juga menular di Liga Champions dan pria Italia itu berhasil membawa Si Kuping Besar ke Stamford Bridge setelah mengalahkan Bayern Munchen. Di Matteo menjadi manajer permanen Chelsea pada musim berikutnya tetapi dipecat pada bulan November.

5 dari 6 halaman

Craig Shakespeare (Leicester City)

Setelah memenangkan Premier League, Leicester City menjalani musim yang buruk pada musim 2016/17 dan Claudio Ranieri dipecat setelah klub terpuruk di posisi ke-17. The Foxes kemudian mengangkat asisten pelatih Craig Shakespeare sebagai caretaker.

Pengangkatan Shakespeare ternyata memberikan dampak yang positif di klub. Arsitek asal Inggris itu berhasil mengerek posisi Leicester ke peringkat 12 dan menembus perempat final Liga Champions.

Prestasi hebat yang ditorehkan Shakespeare itu mampu membuatnya mendapatkan kontrak permanen dengan durasi tiga tahun pada akhir musim. Sayangnya, Shakespeare tidak mampu mengulangi prestasinya tersebut pada musim berikutnya dan dipecat tiga bulan kemudian.

6 dari 6 halaman

Guus Hiddink (Chelsea)

Pelatih legendaris asal Belanda Guus Hiddink pernah menjadi manajer sementara di Chelsea dalam dua kesempatan berbeda dan keduanya berbuah hasil yang bagus. Meskipun begitu, Hiddink tak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi manajer permanen di Stamford Bridge.

Hiddink pertama kali menangani The Blues pada musim 2008/09. Ia menggantikan Luis Felipe Scolari yang dipecat pada Februari 2009 setelah Chelsea tercecer di posisi ke-4 di Premier League.

Hiddink berhasil mendongkrak performa Chelsea. Meski The Blues hanya finis di posisi ke-3, timnya memenangkan 11 dari 13 pertandingan di liga dan dia juga mengantarkan mereka meraih juara FA Cup.

Tugas kedua Hiddink di Stamford Bridge mirip seperti Solskjaer di United. Ia harus membereskan kekacauan yang ditinggalkan Jose Mourinho setelah dipecat pada Desember 2015.

Hiddink mengambil alih Chelsea saat di posisi ke-16. Meski tidak berhasil mempersembahkan trofi, Hiddink membawa Chelsea tidak terkalahkan dalam 12 pertandingan beruntun dan berhasil mendongkrak tim ke posisi ke-10.

Sumber: Bola.net

Video Populer

Foto Populer