Ruben Amorim dan Perjalanan 20 Laga Pertamanya di MU, Apa yang Telah Ia Pelajari?

Proses transisi dari gaya permainan lama ke sistem baru tidak berjalan dengan lancar. MU beberapa kali mengalami kekalahan mengejutkan dari tim yang di atas kertas lebih lemah, seperti Crystal Palace, Bournemouth, dan Wolves.

Hal ini menunjukkan bahwa Premier League jauh lebih kompetitif dibandingkan Liga Portugal, di mana Amorim sebelumnya menghadapi tim seperti Boavista dan Estoril, yang tidak sekuat klub-klub Inggris.

Satu di antara tantangan terbesar yang dihadapi Amorim adalah kualitas skuad yang tidak sesuai harapan.

Kendati memiliki pemain yang sudah dikenalnya seperti Bruno Fernandes, Diogo Dalot, dan mantan anak asuhnya di Sporting Lisbon, Manuel Ugarte, pelatih berusia 40 tahun itu tampaknya terlalu optimistis dengan kemampuan pemain lainnya di Setan Merah.

Minimnya dana belanja pada bursa transfer musim dingin makin memperumit situasi. MU hanya mendatangkan Patrick Dorgu sebagai rekrutan utama, yang tentu belum cukup untuk membawa perubahan signifikan.

Tim masih membutuhkan tambahan pemain di beberapa posisi krusial, termasuk striker berkualitas, winger cepat, bek sayap tangguh, serta gelandang yang mampu mengontrol permainan.

Amorim mencoba menerapkan formasi 3-4-2-1, yang sangat berbeda dari sistem 4-2-3-1 yang digunakan Erik ten Hag. Namun, perubahan ini justru membawa masalah baru.

Setan Merah sering kehilangan arah dalam membangun serangan, terlalu banyak meninggalkan celah di lini pertahanan, dan kesulitan menciptakan peluang berbahaya.

Kurangnya pemahaman pemain terhadap sistem baru menimbulkan keraguan di ruang ganti.

Beberapa pemain tampaknya belum sepenuhnya percaya pada pendekatan taktik baru, yang memperumit proses transisi.

Amorim kini dihadapkan pada dilema besar: apakah ia harus menyesuaikan taktiknya dengan skuad yang ada, atau tetap berpegang teguh pada filosofi permainannya sambil menunggu tambahan pemain di musim panas?

Terlepas dari ambisinya untuk membangun tim yang lebih kompetitif, tantangan utama Amorim saat ini adalah memaksimalkan potensi skuad yang tersedia.

Ia harus menemukan cara untuk membuat para pemain lebih cepat beradaptasi dengan sistemnya, sekaligus bersikap fleksibel dalam menghadapi pertandingan agar tidak terus-menerus kehilangan poin penting.

Selain dari aspek taktik, Amorim menghadapi ujian besar dalam mengelola ruang ganti. Jika ia gagal mengatasi berbagai permasalahan yang ada, MU akan kesulitan memperbaiki posisi mereka di klasemen Premier League dan berjuang di kompetisi Eropa seperti Liga Europa.

Sumber: United in Focus, 90min