Sukses


Thomas Frank dan Filosofi Chef yang Mencetak Mbeumo dan Kolega Jadi Rebutan MU serta Tim Raksasa Liga Inggris

Thomas Frank berhasil membentuk Brentford sebagai tim dengan kolektivitas tinggi.

Bola.com, Jakarta - Brentford mengakhiri Premier League 2024/2025 dengan jumlah poin lebih banyak daripada Tottenham (56 dibandingkan dengan 38), jumlah gol lebih banyak (66-64), dan kebobolan lebih sedikit (57-65). Angka-angka itu menjadi perbandingan yang releven.

Lalu, Mbeumo (20 gol), Wissa (19 gol), dan Kevin Schade (11 gol) mencetak total 50 gol bagi Brentford. Padahal, saat itu mereka harus kelimpungan karena bomber utama, Ivan Toney memilih terbang ke Liga Arab Saudi, bergabung dengan Al Ahli.

Toney dan Brentford sudah identik, seolah tak terpisahkan. Apalagi, Ivan Toney mengoleksi 36 gol dalam 83 penampilan bersama 'The Bees'. Di akhir musim, beberapa pemain Brentford menjadi incaran tim-tim raksasa Liga Inggris, buah dari keberhasilan sistem Frank.

Suasana itulah yang membuat Thomas Frank, Pelatih Brentford, bekerja keras. Ia membuktikan sanggup memberi banyak benefit di tengah keterbatasan anggaran. Nama Frank kini menjulang setelah selangkah lagi bakal menjadi pelatih Tottenham Hotspur.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Terobosan Sejak Kali Pertama Datang

Sejak kali pertama menangani Brentford, Frank mengombinasikan beragam permainan. Ia familiar dengan ciri khas 'kick and rush', serangan balik sampai penguasaan bola. BBC pernah menyebutnya sebagai pelatih paling fleksibel dalam sepak bola.

Pundit BBC, Alex Keble menegaskan, Frank adalah sosok fleksibel yang sanggup membingungkan lawan dengan pola fleksibelnya. "Ia mirip dengan Unai Emery di Aston Villa," tegasnya.

Sementara itu, legenda Timnas Inggris, Chris Sutton mengatakan, Frank mulai mengubah gayanya dalam dua tahun terakhir. Falsafah penguasaan bola menjadi opsi utama. Meski begitu, masih banyak serangan balik, transisi cepat dan bola panjang yang rapi.

Jika Frank datang ke Tottenham Hotspur, siapa yang bakal mendapat benefit?. "Sulit untuk tidak membayangkan Dominic Solanke berkolaborasi dengan Wilson Odobert seperti halnya Wissa dan Mbeumo,” sebut Keble.

 

3 dari 4 halaman

Pujian untuk Model Pendekatan

Mantan gelandang Tottenham Hotspur, Danny Murphy, memuji pendekatan fleksibel Frank. Jika menjadi senjata baru di Spurs, lawan akan kesulitan menebak arah permainan setiap pekan.

Frank, yang dikenal atas perhatian detailnya, pernah membandingkan menjadi pelatih di Premier League dengan menjadi chef kepala di restoran kelas atas. “Chef harus bisa memasak sendiri. Dia punya 20 koki lain yang mengerjakan berbagai hal untuknya, jadi dia memimpin semua koki itu. Tapi dia tahu seperti apa hasil akhir yang sempurna," jelasnya.

Profilnya melejit sejak tiba di Inggris pada 2016, sebagai asisten pelatih kepala Brentford, menggantikan Dean Smith. Meski tidak pernah bermain secara profesional, ia bisa menembus Premier League setelah memulai karier kepelatihannya bersama tim U-8 klub kampung halamannya, Frederiksvaerk.

Ia naik menjadi pelatih tim nasional Denmark di berbagai kelompok usia hingga 2013. Saat itu, Frank mendapat tawaran peran sebagai pelatih tim utama di raksasa Superliga Denmark, Brondby.

 

4 dari 4 halaman

Memori Khusus tentang Frank

Mantan penyerang Lee Rochester Sorensen, yang pernah bermain di tim U-17 Denmark, memiliki memori sendiri. "Dia selalu berusaha untuk berkembang dan memiliki rencana di setiap langkahnya. Frank selalu punya rencana A, B dan C," tegasnya.

Mantan gelandang Brondby, Martin Ornskov, menikmati pendekatan kolaboratif Frank selama kebersamaan mereka di klub. “Kadang dia berdiskusi dengan kami soal solusi saat pertandingan. Alih-alih menganggapnya sebagai kelemahan, saya justru melihat itu sebagai kekuatan," ujarnya.

Setelah Frank Lampard meninggalkan posisinya sebagai pelatih Chelsea pada 2023, Thomas Frank mengundangnya untuk menyaksikan sesi latihan Brentford. Super Lamp memberi pujian terhadap ketelitian sang kolega sesama pelatih itu.

Kini, Frank punya kans menangani tim raksasa di Liga Inggris. Artinya, apakah nanti Tottenham Hotspur atau tim lain, sosok Frank sudah menjadi sensasi tersendiri.

Sumber: BBC

Video Populer

Foto Populer