Mengapa Son Heung-min Menolak Kontrak Baru Tottenham, padahal Thomas Frank Ingin Mempertahankannya?

Musim lalu, manajemen Tottenham Hotspur sempat mempertimbangkan untuk menawarkan kontrak jangka panjang baru bagi Son, yang kabarnya menjadi tawaran terbesar dalam sejarah klub, menyusul performa impresifnya di bawah asuhan Ange Postecoglou.

Namun, ketika Spurs gagal lolos ke Liga Champions dan performa Son kembali terganggu cedera, pembicaraan kontrak pun mandek.

Gaya bermain intens dan menuntut fisik khas Postecoglou juga menjadi kendala tersendiri bagi Son, yang harus bolak-balik ke Asia untuk memenuhi tugas internasional bersama Timnas Korea Selatan.

Kondisi ini membuatnya makin ragu soal kelanjutan kariernya di klub.

Alih-alih hengkang secara gratis, Son memilih menandatangani perpanjangan kontrak selama satu tahun pada Januari lalu. Tujuannya jelas, agar Tottenham tetap mendapat pemasukan dari kepindahannya, sebagai bentuk balas jasa atas segalanya yang telah klub berikan kepadanya.

"Saya tidak ingin pergi tanpa meninggalkan apa pun untuk klub ini," demikian keyakinan yang ia sampaikan kepada pihak internal klub.

Kala kontrak satu tahun itu diaktifkan Spurs, Barcelona sebenarnya sudah bersiap menampung Son andai sang pemain berstatus bebas transfer.

Klub raksasa Spanyol itu melihat Son sebagai aset penting baik secara komersial maupun teknis, apalagi mereka tengah mempersiapkan tur pramusim ke Korea Selatan pada 2025 ini, setelah gagal mewujudkannya tahun sebelumnya.

Barcelona bahkan dikabarkan rela melepas Ansu Fati dan mulai bersiap menyusun masa depan tanpa Robert Lewandowski.

Namun, Son tak tergoda. Ia memilih fokus menyelesaikan musim 2024/25 bersama Tottenham, yang akhirnya berbuah manis lewat raihan trofi Liga Europa, gelar pertama klub dalam 17 tahun terakhir.

Itulah momen yang membuatnya merasa perjalanannya di Tottenham telah lengkap.

Kendati sejak awal sudah berniat pergi pada musim panas 2025, situasi sempat berubah setelah kedatangan Thomas Frank. Tottenham pun membuka kemungkinan untuk kembali membicarakan kontrak baru. Namun, Son tetap teguh pada pendiriannya: saatnya pergi.

Musim terakhirnya tidak mudah. Ia mengalami empat cedera berbeda, total absen selama 67 hari dan melewatkan 17 pertandingan.

Usia yang sudah menginjak 33 tahun membuat proses pemulihannya tidak secepat dulu, dan ia mulai meragukan kemampuan menjaga konsistensi di level tertinggi.

"Dia benar-benar mempertanyakan peran dan dampaknya bagi tim," ujar seorang sumber internal klub menyebut.

Son tidak ingin menjadi beban bagi pelatih maupun rekan-rekannya.

Di tengah musim yang naik turun, meski juara Liga Europa, Spurs terpuruk di Piala FA dan Carabao Cup, bahkan sempat mendekati zona degradasi Premier League, Son merasa perpisahan adalah keputusan terbaik untuk semua pihak.

Sejumlah klub Eropa seperti Atletico Madrid, Napoli, Bayer Leverkusen, hingga beberapa klub Premier League menunjukkan minat, tetapi enggan membayar mahal karena faktor usia dan sisa kontraknya yang pendek.

Sementara itu, tawaran dari Arab Saudi diyakini jauh lebih menggiurkan secara finansial.

Namun, uang bukan motivasi utama Son. Fokusnya adalah mempersiapkan diri menghadapi Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Utara.

Itulah sebabnya, sejak lebih dari setahun terakhir, ia telah mempertimbangkan hijrah ke Major League Soccer (MLS). LAFC menjadi tujuan utamanya, memberikan kesempatan beradaptasi lebih awal dengan lingkungan sepak bola di benua penyelenggara Piala Dunia.

Son sudah terbang ke Los Angeles, Selasa kemarin, untuk menjalani tes medis dan merampungkan kepindahannya ke LAFC.

Transfer ini diyakini akan menjadi yang termahal sepanjang sejarah MLS, dengan nilai antara 24 hingga 26 juta dolar AS, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang Emmanuel Latte Lath saat bergabung ke Atlanta United seharga 22 juta dolar.

Kepergian Son dari Tottenham menutup satu dekade penuh dedikasi, kerja keras, dan prestasi, yang akhirnya ditutup dengan manis lewat trofi yang selama ini dirindukan. Kini, babak baru dalam kariernya akan dimulai di Los Angeles.

Sumber: Football Asian