Sukses


Chant dari Suporter Liverpool untuk Federico Chiesa Picu Kontroversi

Chant Suporter Liverpool untuk Federico Chiesa bikin heboh, ini alasannya.

Bola.com, Jakarta - Federico Chiesa baru seumur jagung berseragam Liverpool, tetapi namanya sudah begitu lekat di Anfield.

Winger asal Italia itu didatangkan dari Juventus pada musim panas lalu dengan biaya awal £10 juta, sekaligus menjadi rekrutan pertama era Arne Slot.

Kendati sempat lebih sering tampil sebagai pemain pelapis, kebahagiaan Chiesa berada di Merseyside terlihat jelas, bahkan lebih cerah dibanding masa-masanya di Turin yang diwarnai konflik internal dan cedera berkepanjangan.

Tak butuh waktu lama, Chiesa pun mendapatkan chant khusus dari Kopites. Lagu itu seolah menjadi pengikat baru antara dirinya dan publik Anfield, apalagi setelah ia mencetak gol kemenangan pada laga perdana Premier League musim 2025/26 melawan Bournemouth (16-8-2025).

Statusnya bahkan disebut "tidak untuk dijual" oleh klub di tengah isu transfer yang sempat berembus.

Namun, chant yang awalnya dianggap sekadar ungkapan kasih sayang untuk sang winger kini justru menimbulkan perdebatan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Lirik yang Dinilai Menyentuh Luka Lama

Chant untuk Chiesa berisi kalimat, "you can hear them crying in Turin" serta "one chat with Arne Slot, and he said 'ciao, f** off Juve, I'm a Kopite now'."

Bagi sebagian besar suporter, lirik tersebut hanyalah bentuk selebrasi kemenangan dan sindiran ringan kepada Juventus. Namun, ada pula yang menilai chant itu problematis, mengingat sensitivitas sejarah antara Liverpool dan klub asal Turin tersebut.

Banyak orang Italia, khususnya pendukung Juventus, belum bisa melupakan tragedi Heysel 1985, ketika 39 fans, sebagian besar Juventini, tewas dalam kerusuhan jelang final Piala Champions di Brussel.

Investigasi kemudian menyatakan Stadion Heysel tidak layak menggelar laga sebesar itu, tetapi satu di antara faktor penyebab bencana adalah serangan yang dilakukan sekelompok suporter Liverpool.

Jurnalis Inggris, Tony Evans, termasuk yang lantang mengkritik. Melalui akun X, ia menulis:

"Saya sebenarnya ingin membuat rangkuman pekan pertama Premier League, tapi akhirnya tak tahan. Lagu Chiesa itu benar-benar 'tone-deaf' dan menyedihkan."

The Athletic pun mendukung pandangan Evans. Dalam artikelnya, mereka menilai ungkapan "crying in Turin" akan sangat melukai, mengingat Liverpool masih kerap dicemooh dengan sebutan "victims" oleh rival terkait tragedi Hillsborough, yang merenggut nyawa 97 pendukung mereka. 

3 dari 4 halaman

Balasan dari Suporter

Meski begitu, banyak Kopites menepis anggapan chant tersebut terkait Heysel. Bagi mereka, lirik itu semata-mata menggambarkan bagaimana Chiesa meninggalkan Juventus dengan segala masalahnya.

"Saya sudah baca banyak omong kosong di sini, tapi yang ini benar-benar paling konyol," tulis seorang pengguna X.

Pengguna lain menambahkan:

"Apakah dia tidak sadar bahwa bukan kami yang menyuruh Juve untuk 'f*** off’? Itu bagian dari kisah Chiesa, bagaimana ia menutup pintu dengan cara sendiri setelah diperlakukan buruk. Jangan lebay dan memelintir sesuatu hanya untuk mencari sensasi."

Bahkan, sebuah jajak pendapat di X yang diikuti lebih dari 16 ribu akun menunjukkan bahwa 87 persen responden tidak mempermasalahkan chant tersebut.

4 dari 4 halaman

Masih Jadi Perdebatan

Belum jelas apakah suporter Liverpool akan mengubah lirik chant Chiesa demi meredam potensi gesekan dengan Juventus.

Namun, melihat respons mayoritas fans di dunia maya, tampaknya lagu itu akan tetap dilantunkan.

Bagi banyak orang di Anfield, chant tersebut bukan sekadar nyanyian, melainkan simbol kebangkitan Chiesa setelah perjalanan sulitnya, dan juga bukti hubungan hangat yang mulai terjalin antara sang winger Italia dan para pendukung The Reds.

 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer