Mengenal Max Dowman, Bocah Ajaib Arsenal yang Siap Menggebrak Liga Inggris

Akademi Hale End memang terkenal sebagai "pabrik bakat" milik Arsenal, dan Dowman kini jadi nama terbaru yang memicu antusiasme fans. Bahkan, banyak yang menyebutnya sebagai talenta paling menjanjikan setelah Bukayo Saka.

Potensinya sudah tercium sejak lama. Musim lalu, Dowman tampil luar biasa di Premier League U-18 dengan torehan 15 gol dan lima assist dari 15 laga.

Padahal, dia kerap melawan pemain 3 hingga 4 tahun lebih tua. Dia juga bersinar bersama timnas kelompok umur Inggris.

Performa itu membuatnya dipanggil mengikuti tur pramusim Arsenal musim panas lalu. Bocah yang masih berstatus murid Year 10 di Inggris, atau setara kelas 3 SMP di Indonesia tampil memikat saat menghadapi AC Milan dan Newcastle United.

Dia menunjukkan ketenangan luar biasa menghadapi lawan dengan fisik lebih matang. Max Dowman tampil penuh percaya diri dan bahkan menjadi motor utama di sektor serangan.

Dowman berposisi sebagai gelandang serang atau playmaker sayap kanan. Dia kerap menusuk ke dalam dengan kaki kiri andalannya.

Keunggulan terbesar sang pemain adalah kemampuan menggiring bola dengan kecepatan tinggi, kecerdasan membaca ruang, serta visi dalam melepaskan umpan. Sentuhan pertama Dowman sangat halus, sementara gerakan tipuan dan perubahan ritmenya kerap membuat lawan kesulitan menebak arah.

Yang membuatnya berbeda dari talenta muda kebanyakan adalah kematangannya. Cara Max Dowman mengalirkan bola, melakukan kombinasi satu sentuhan, hingga mengontrol tempo permainan sering disebut mirip Martin Odegaard muda.

Secara fisik, Dowman bahkan terlihat lebih siap dibanding Odegaard ketika debut di usia yang sama. Dia punya kontrol tubuh yang baik, sulit dijatuhkan, dan mampu bangkit cepat meski mendapat kontak keras.

Seperti pemain muda pada umumnya, masih ada aspek yang perlu diperbaiki. Dowman terkadang terlalu berambisi menggiring bola sendiri, padahal ada opsi umpan lebih sederhana.

Selain itu, kontribusinya dalam pressing dan bertahan masih harus ditingkatkan. Namun, mengingat usianya yang masih sangat belia, kelemahan itu dinilai wajar dan bisa diasah seiring waktu.

Meski punya prospek cerah, Arsenal menghadapi tantangan besar. Dowman belum bisa menandatangani kontrak profesional hingga usianya 17 tahun.

Situasi tersebut membuat klub-klub besar Eropa mengintai peluang untuk membajaknya, apalagi setelah Arsenal kehilangan Ayden Heaven dan Chido Obi yang memilih pindah ke Manchester United.

Untuk itu, dua tahun ke depan akan sangat krusial bagi Arsenal. Jika mampu menjaga dan mengembangkan bakat Dowman, The Gunners bisa saja memiliki bintang baru yang kelak menyusul jejak Bukayo Saka di tim utama.

Sumber: ESPN