Sukses


Awal Cerah Noni Madueke di Arsenal: Dari Dukungan Bukayo Saka hingga Keakraban dengan Martin Odegaard

Madueke mulai menunjukkan keputusan Arsenal adalah langkah yang tepat.

Bola.com, Jakarta - Noni Madueke menjalani start yang mengesankan bersama Arsenal, meski awal kepindahannya diwarnai kontroversi. Dari rekomendasi Bukayo Saka hingga kedisiplinan yang mengagumkan, Madueke mulai menunjukkan keputusan Arsenal adalah langkah yang tepat.

Sebelum merekrut pemain, Arsenal selalu melakukan proses pengecekan mendalam, termasuk meminta pendapat dari mereka yang mengenal sang pemain.

Untuk Madueke, salah satu sosok penting itu adalah Bukayo Saka. Keduanya merupakan teman lama sejak masa akademi, bahkan ayah mereka juga saling mengenal.

Alih-alih khawatir akan mendapatkan pesaing posisi, Saka justru memberikan rekomendasi positif dan yakin Madueke akan meningkatkan kualitas tim, bahkan memacu dirinya sendiri.

Kepercayaan itu menjadi salah satu dasar Arsenal dan Mikel Arteta untuk tetap mengejar transfer Madueke, meski sempat muncul backlash dari fans berupa tagar #NoToMadueke dan petisi yang ditandatangani lebih dari 5.000 orang.

Arteta menegaskan bahwa kritik itu justru memperkuat tekadnya untuk membantu Madueke berkembang. Dengan biaya transfer awal 48 juta pound, Arsenal yakin pemain berusia 23 tahun itu adalah investasi yang tepat.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Kualitas Unik: Dribel, Kecepatan, dan Etos Kerja Tinggi

 

Arsenal telah lama mengagumi Madueke karena kemampuannya menghadapi lawan dalam situasi satu lawan satu. Musim lalu, ia berada di peringkat teratas Premier League untuk progressive carries per 90 menit.

Selain itu, tingkat agresivitasnya dalam menembak membuatnya berbeda dari para winger Arsenal lainnya, hanya empat pemain Premier League musim lalu yang memiliki rerata tembakan lebih banyak.

Pelatih individu Madueke, Saul Isaksson-Hurst, menggambarkannya sebagai pemain eksplosif dengan kontrol bola kelas atas. Ia menilai Madueke mampu memecah pertahanan bahkan saat lawan bertahan dalam blok rendah: “Dia dinamit,” ujarnya.

Bukan hanya talenta, etos kerja Madueke juga menjadi sorotan. Ia rutin menerima dan menganalisis video permainannya bersama Isaksson-Hurst untuk meningkatkan performa.

Bahkan, setelah liburan musim panas, Madueke mempersingkat masa rehatnya untuk mulai berlatih sendirian di London Colney, demi menyamai kesiapan rekan-rekan barunya yang sedang tur ke Singapura.

3 dari 4 halaman

Cepat Menyatu: Humoris, Religius, dan Kompak dengan Odegaard

 

Madueke tak butuh waktu lama untuk mendapatkan tempat di ruang ganti Arsenal. Momen inisiasi ketika ia menyanyikan lagu Beyonce langsung memecah suasana dan membuatnya disukai banyak pemain.

Ia juga sudah mengenal beberapa pemain, seperti Declan Rice dan Eberechi Eze, dari tim nasional Inggris. Selain itu, Madueke termasuk dalam kelompok pemain Arsenal yang religius dan rutin berdoa bersama sebelum laga.

Belakangan, ia semakin akrab dengan kapten Martin Odegaard setelah keduanya menjalani masa pemulihan cedera bersama. Mereka menemukan kesamaan selera humor dan musik, menambah harmoni dalam hubungan keduanya.

Kini, setelah kembali dari cedera, Madueke berada dalam momentum yang tepat saat ia bersiap menghadapi mantan klubnya, Chelsea.

Start cerah di Arsenal menjadi bukti bahwa kerja keras dan dukungan internal bisa mengubah keraguan menjadi potensi besar.

Sumber: Evening Standard

 
4 dari 4 halaman

Persaingan di Premier League

Video Populer

Foto Populer