Sukses


Bagaimana Hugo Ekitike Memantapkan Dirinya Sebagai Striker Nomor 1 Liverpool

Ulasan bagaimana Hugo Ekitike merebut posisi nomor satu di lini depan Liverpool.

Bola.com, Jakarta - Hugo Ekitike perlahan, tetapi pasti, menegaskan statusnya sebagai penyerang utama Liverpool musim ini.

Performa dan kontribusinya di lini depan membuatnya unggul dalam persaingan, bahkan ketika klub memiliki dua penyerang bernama besar dalam skuad.

Pada laga Sabtu lalu, Ekitike terlihat berjuang menahan kram sebelum papan pergantian pemain mengangkat nomor punggung 22 pada menit ke-78, menandai berakhirnya penampilannya.

Saat striker asal Prancis itu melangkah ke tepi lapangan dalam kondisi kelelahan, para pendukung tuan rumah berdiri memberikan aplaus sebagai bentuk penghargaan atas dua gol yang ia sumbangkan dalam kemenangan Liverpool atas Brighton & Hove Albion.

Nama Mohamed Salah sebenarnya diperkirakan tetap menjadi sorotan utama, mengingat berbagai peristiwa pada pekan sebelumnya.

Namun, performa Ekitike justru memperkuat keyakinan bahwa tim asuhan Arne Slot mampu melanjutkan kebangkitan kecil mereka dalam beberapa pertandingan terakhir dan tetap tajam sebagai kekuatan menyerang, terutama selama Salah membela Mesir di Piala Afrika 2025 dalam beberapa pekan ke depan.

Untuk dua akhir pekan berturut-turut, rekrutan mahal senilai 79 juta paun dari Eintracht Frankfurt itu mencetak dua gol di ajang Liga Inggris.

Pekan sebelumnya di Elland Road, kontribusi gemilang penyerang berusia 23 tahun itu sempat luput dari sorotan akibat rapuhnya pertahanan Liverpool pada 15 menit terakhir pertandingan, yang membuat keunggulan 2-0 sirna dan laga berakhir imbang 3-3 melawan Leeds United.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Statistik Mengesankan

Situasi berbeda terjadi saat menghadapi Brighton. Liverpool mampu menjaga keunggulan hingga peluit akhir dan menang 2-0.

Ekitike pun menikmati sambutan meriah dari Kop, termasuk lagu khusus untuknya yang dinyanyikan dengan irama Do The Conga milik grup pop Inggris, Black Lace, yang kini mulai menjadi favorit di hari pertandingan.

Catatan statistik Ekitike terbilang mengesankan. Dalam 10 kali starter pertamanya di Premier League bersama Liverpool, ia telah mencetak tujuh gol. Hanya Daniel Sturridge, dengan delapan gol, yang mencatatkan jumlah lebih banyak.

Mohamed Salah juga pernah mencetak tujuh gol pada fase serupa, sementara Robbie Fowler dan Sadio Mane masing-masing mengoleksi enam gol, sebuah daftar nama yang menempatkan Ekitike di jajaran elite klub.

Secara keseluruhan, Ekitike telah mencetak 10 gol dari 23 penampilan di semua kompetisi musim ini. Ia menjadi pemain Liverpool pertama sejak Mane pada musim juara 2019/20 yang mencapai dua digit gol lebih cepat dibandingkan Salah, yang kala itu baru mengoleksi lima gol.

Ketajaman Ekitike tercermin dari efektivitasnya. Tujuh gol liganya lahir dari nilai expected goals (xG) sebesar 4,4, dengan tingkat konversi tembakan mencapai 23 persen.

Di antara pemain Premier League yang telah bermain minimal 500 menit musim ini, hanya Erling Haaland dari Manchester City yang memiliki rasio gol non-penalti per 90 menit lebih baik, yakni 0,72.

3 dari 6 halaman

Komentar Van Dijk

Kualitas tersebut juga diakui rekan-rekannya.

"Dia sangat klinis," ujar kapten Liverpool, Virgil van Dijk, usai pertandingan.

"Dia penting lewat gol-golnya, juga kerja keras yang ia berikan. Dia menuntut lebih dari dirinya sendiri, dan kami juga menuntut banyak darinya."

"Ini bukan musim yang mudah, tapi untuk datang dan langsung menghasilkan angka seperti ini adalah hal yang luar biasa. Itu yang kami butuhkan. Dia hanya perlu tetap tenang dan terus bekerja," lanjut bek tengah asal Belanda itu.
4 dari 6 halaman

Persaingan di Lini Depan

Persaingan di lini depan Liverpool memang sudah diprediksi menarik sejak kedatangan Ekitike pada Juli, yang kemudian disusul pemecahan rekor transfer Inggris lewat perekrutan Alexander Isak dari Newcastle United senilai 125 juta paun pada hari terakhir bursa awal September.

Slot berulang kali menegaskan bahwa memiliki dua penyerang nomor sembilan kelas atas adalah keuntungan, terlebih dengan niatnya melakukan rotasi lebih sering dibandingkan musim debutnya yang berujung gelar pada 2024/25.

Namun, reputasi besar dan harga mahal selalu dibarengi ekspektasi menit bermain, sementara hierarki di lini depan belum benar-benar terbentuk.

Ekitike mampu mengambil peluang lebih dulu di awal musim karena Isak masih membutuhkan waktu untuk memulihkan kebugaran setelah menjalani musim panas penuh aksi mogok demi memuluskan kepindahannya ke Anfield.

Penyerang Prancis itu langsung mencetak gol dalam tiga pertandingan pertamanya, sebelum momentumnya terhenti akibat kartu merah, hasil kartu kuning kedua karena melepas jersey usai mencetak gol penentu melawan Southampton di Carabao Cup, September.

Skorsing yang menyusul membuka jalan bagi Isak menjalani starter pertamanya di Premier League saat melawan Crystal Palace.

Ekitike kemudian sempat mengalami puasa gol liga dari derbi Merseyside kontra Everton pada 20 September hingga kembali mencetak gol pembuka melawan Leeds pada 6 Desember. Namun, dalam rentang delapan laga tanpa gol tersebut, ia hanya tiga kali turun sebagai starter.

5 dari 6 halaman

Aktif Memberi Pengaruh

Penempatannya di bangku cadangan terasa keras, mengingat Isak juga kesulitan memberi dampak signifikan saat dipercaya tampil di lini depan.

Bahkan ketika penyerang Swedia itu akhirnya mencetak gol liga pertamanya untuk Liverpool dalam kemenangan tandang atas West Ham United bulan lalu, data Opta mencatat ia hanya menyentuh bola 13 kali dalam 68 menit bermain.

Tiga hari berselang, ia hanya mencatat satu sentuhan tambahan dalam 18 menit saat menghadapi Sunderland di Anfield.

Alasan bahwa Isak masih membutuhkan waktu adaptasi mulai terdengar usang, seiring kompetisi mendekati pertengahan musim.

Berbeda dengan Isak yang kerap menunggu permainan datang kepadanya, Ekitike justru aktif memaksakan pengaruhnya dalam laga. Ia menjadi titik fokus yang agresif, memanfaatkan posturnya untuk menahan bek lawan dan menghubungkan permainan.

Ia juga nyaman berlari melebar maupun menusuk ke belakang pertahanan dengan kecepatan dan kekuatannya.

Laga Liga Champions melawan Inter pekan lalu baru menjadi kali kedua Slot menurunkan Ekitike dan Isak secara bersamaan sejak awal.

Formasi 4-4-2 dengan gelandang berbentuk berlian memang membuat Liverpool lebih rapat, tetapi kedua penyerang tersebut tidak saling bertukar satu pun umpan, tanpa tanda-tanda kecocokan. Ketika Slot melakukan pergantian di babak kedua, Isak yang lebih dulu ditarik keluar.

Pada laga berikutnya melawan Brighton, Slot justru memilih Florian Wirtz sebagai starter dan mengubah sistem menjadi 4-2-3-1. Keputusan itu menghadirkan sinyal positif, dengan mulai terbangunnya pemahaman antara Wirtz dan Ekitike, serta membuat Liverpool tampil lebih cair saat menyerang.

6 dari 6 halaman

Dimensi dalam Permainan

Ekitike menawarkan banyak dimensi dalam permainannya. Di antara penyerang tengah Premier League musim ini, hanya Joao Pedro dari Chelsea yang mencatat rata-rata take-on lebih banyak per 90 menit dibandingkan angka 3,5 miliknya.

Sementara itu, hanya Haaland dan Igor Jesus dari Nottingham Forest yang melepaskan tembakan per 90 menit lebih banyak dari catatan 3,1 milik Ekitike. Singkatnya, ia kerap menjadi pemicu terjadinya peluang.

Banyak faktor berperan, tetapi sulit mengabaikan fakta bahwa Liverpool meraih tujuh kemenangan dari 10 laga liga yang dimulai Ekitike musim ini, dan hanya satu kemenangan dari enam laga saat ia tidak menjadi starter.

"Banyak orang fokus pada gol-gol Hugo, yang memang sangat penting, tapi saya juga melihat hal lain, bagaimana dia makin kuat," kata Slot kepada media internal klub, LFCTV.

"Semakin sulit bagi tim lain untuk merebut bola darinya. Energinya juga meningkat, untuk terus berlari, dengan atau tanpa bola."

"Banyak pemain yang kami datangkan musim panas ini harus beradaptasi dengan ritme Premier League dan Liga Champions, bukan hanya soal sepak bola, tetapi juga intensitas dan kondisi fisik," tuturnya.

Dengan jeda satu pekan penuh sebelum lawatan ke markas Tottenham Hotspur, serta tujuh hari berikutnya sebelum Wolverhampton Wanderers bertandang ke Anfield, rotasi besar tidak akan menjadi kebutuhan mendesak.

Untuk saat ini, Ekitike telah memantapkan diri sebagai tumpuan utama di lini depan Liverpool, meninggalkan Isak, setidaknya untuk sementara, di balik bayangannya.

 

Sumber: The Athletic via NY Times

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer