Tijjani Reijnders Menolak Bayang‑bayang De Bruyne, Fokus Jadi Nomor 8 Sejati

Reijnders menggambarkan dirinya sebagai gelandang all-round dengan peran utama sebagai nomor delapan.

Bola.com, Jakarta - Tijjani Reijnders tampaknya sedang menghadapi dua hal sekaligus: pujian besar karena dibanding‑bandingkan dengan legenda, dan tekanan untuk membuktikan bahwa dirinya punya identitas yang berbeda.

“Perbandingan dengan De Bruyne tentu pujian besar, tapi peran dan kualitas kami berbeda,” ujar Reijnders kepada Voetbal International.

Ia menegaskan sejak awal klub juga sudah menyampaikan bahwa dirinya bukan pengganti De Bruyne.

Reijnders menggambarkan dirinya sebagai gelandang all-round dengan peran utama sebagai nomor delapan. Ia beroperasi sebagai pemain box-to-box yang aktif dalam membangun serangan sekaligus membantu pertahanan.

“Kekuatan terbesar saya adalah sering berada di posisi mencetak gol. Biasanya saya mendapat setidaknya dua peluang per pertandingan,” jelasnya.

Meski belum setajam saat membela AC Milan, Reijnders optimistis gol akan kembali datang.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Penegasan: Nomor 8 Sejati

Ini bukan kali pertama Reijnders menegaskan sikap serupa. Pada pertengahan 2025, saat bergabung dengan City, ia menyatakan jelas bahwa ia tidak datang untuk menggantikan De Bruyne, meski mengidolakan sang maestro Belgia dan pernah mempelajari cara permainan serta visinya.

Laporan ESPN mencatat bahwa Reijnders menegaskan ia bermain dengan caranya sendiri, meski mengambil pelajaran dari pemain lain, termasuk cara De Bruyne memindai lapangan dan memberi umpan.

Lebih jauh, Reijnders mendeskripsikan perannya sebagai nomor delapan sejati yang serba bisa, bukan sekadar playmaker kreatif ala De Bruyne.

3 dari 3 halaman

Yakin Gol Akan Datang

Tijjani ingin bergerak antara pertahanan dan serangan, terlibat di build-up maupun fase akhir. Bukan hanya berada di ujung lapangan memberi umpan, tetapi juga bergerak maju untuk mencetak atau menciptakan peluang.

Sementara untuk urusan gol, ia menyatakan sering berada di posisi gol, rata‑rata mendapat dua peluang bagus per laga, meski belum sesering saat bermain di Milan.

Ia yakin, dengan terus menempatkan diri di posisi tepat, gol akan datang.Perbedaan kualitas: ia mengakui belum seproduktif di Milan, tetapi percaya pada proses. Ia fokus memperbaiki adaptasi dan mengambil peran di sistem Pep Guardiola, bukan memaksa menjadi versi lain dari pemain lain.

Sumber: ESPN, Voetbal International

Video Populer

Foto Populer