Sukses


Efek Tarif Trump, Warga AS Bersiap Hadapi Gelombang Kenaikan Harga Barang Impor

Warga AS bersiap hadapi gelombang kenaikan harga akibat tarif impor.

Bola.com, Jakarta - Sejumlah barang impor di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami lonjakan harga menyusul kebijakan tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump.

Kendati Trump bersikeras bahwa tarif tak akan berdampak pada harga, data inflasi menunjukkan tren sebaliknya.

Kenaikan tarif membuat biaya impor meningkat, dan pada akhirnya beban tersebut dialihkan pelaku usaha kepada konsumen. Dampaknya, masyarakat AS harus bersiap menghadapi mahalnya berbagai produk di pasaran.

Berikut beberapa sektor yang berpotensi terdampak, seperti dilaporkan CNN, belum lama ini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Komputer dan Perangkat Elektronik

Departemen Perdagangan AS mencatat, komputer menjadi satu di antara komoditas impor terbesar tahun lalu. Pemasok utamanya meliputi China, Meksiko, Taiwan, Vietnam, dan Malaysia.

Produk asal China saat ini sudah dikenakan tarif minimal 30 persen, yang bisa naik lebih tinggi jika perundingan dagang dengan Beijing buntu sebelum 12 Agustus.

Barang elektronik dari Taiwan, Vietnam, dan Malaysia akan menghadapi tarif hampir dua kali lipat mulai pekan depan. Produk dari Meksiko tetap bebas bea selama mematuhi perjanjian dagang yang ditandatangani Trump selama masa jabatannya.

Data Indeks Harga Konsumen menunjukkan harga komputer di pasar konsumen AS naik hampir lima persen pada Juni dibanding tahun lalu.

India, meski bukan pemasok lima besar komputer, juga menjadi sumber penting produk elektronik dan akan terkena tarif minimum 25 persen.

Yale Budget Lab memperkirakan tarif baru ini dapat memicu kenaikan harga komputer dan elektronik sebesar 18,2 persen dalam 2–3 tahun, serta 7,7 persen dalam jangka panjang hingga satu dekade jika aturan ini tetap berlaku.

3 dari 7 halaman

Pakaian

Mayoritas pakaian impor AS berasal dari China, Vietnam, Bangladesh, India, dan Indonesia.

Menurut proyeksi Yale Budget Lab, kebijakan tarif baru berpotensi menaikkan harga pakaian hingga 37,5 persen dalam jangka pendek dan 17,4 persen dalam jangka panjang.

4 dari 7 halaman

Jam Tangan dan Sepatu

Jam tangan asal Swiss menjadi satu di antara barang mewah terlaris di AS, dengan nilai ekspor lebih dari 4 miliar dolar AS (sekitar Rp65,2 triliun) tahun lalu.

Namun, kebijakan tarif timbal balik Trump sebesar 39 persen diperkirakan membuat harga jam tangan dan produk kulit naik 39,7 persen dalam waktu dekat, serta 18,9 persen dalam jangka panjang.

Sementara itu, sepatu buatan China, Vietnam, dan Indonesia akan terkena tarif minimal 19 persen mulai pekan depan.

Untuk produk berbahan kulit, kenaikan harga diperkirakan sebanding dengan produk jam tangan.

5 dari 7 halaman

Minuman Beralkohol

Uni Eropa merupakan pemasok utama anggur dan minuman beralkohol lain ke AS. Dengan tarif impor naik dari 10 persen menjadi 15 persen, harga produk seperti anggur, wiski, dan vodka diprediksi meningkat.

Asosiasi Wine and Spirits Wholesalers of America (WSWA) mencatat, minuman impor menyumbang 35 persen dari pendapatan pasar alkohol di AS.

6 dari 7 halaman

Furnitur dan Mainan

Vietnam menempati posisi teratas sebagai pemasok furnitur impor, disusul China. Untuk mainan, dua negara tersebut juga menjadi pemain utama di pasar AS.

Produsen mainan memperingatkan bahwa tarif baru dapat membuat harga jual mainan melonjak signifikan.

7 dari 7 halaman

Kapan Efeknya Terasa?

Banyak perusahaan saat ini masih mengandalkan stok lama yang dibeli sebelum tarif diberlakukan sehingga harga di pasaran belum langsung melonjak.

Namun, analis Goldman Sachs memperkirakan butuh sekitar delapan bulan hingga dampak kebijakan tarif ini sepenuhnya terasa bagi konsumen.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer