Mengenal Payment ID, Semua Transaksi Keuangan Masyarakat Bisa Dipantau

Payment ID menjadi satu di antara program prioritas dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.

Sistem ini menggunakan kode unik berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk mengintegrasikan seluruh aktivitas pembayaran individu, mulai transaksi perbankan, kartu kredit, dompet digital seperti GoPay dan OVO, hingga layanan pinjaman daring.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dudi Dermawan, menyebut Payment ID sebagai inovasi dengan potensi besar.

"Payment ID ini sangat powerful," tegasnya dalam Editors Briefing di Labuan Bajo, Juli 2025.

Dengan Payment ID, otoritas dapat mengakses profil keuangan seseorang secara menyeluruh, mencakup pendapatan, pengeluaran, utang, hingga investasi.

Proses pengajuan kredit pun akan lebih praktis. Bank hanya perlu mengirim permintaan persetujuan melalui ponsel nasabah, dan jika disetujui, profil keuangan lengkap dapat diakses melalui fitur BI-Payment Info.

Menurut Dudi, sistem ini mampu menilai kesehatan finansial dan mendeteksi indikasi penipuan lebih akurat dibandingkan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang saat ini digunakan.

"Jika besar pasak daripada tiang, kondisi keuangan pemilik Payment ID tersebut bisa dibilang tidak sehat," katanya, memberi contoh.

BI menegaskan bahwa perlindungan data menjadi prioritas. Akses informasi pribadi hanya diberikan jika pemilik akun menyetujui melalui notifikasi resmi.

Dalam uji coba awal yang digunakan untuk verifikasi penerima bansos, sistem menemukan kasus di mana satu individu memiliki empat rekening berbeda dengan total mutasi mencapai Rp10 juta.

Secara teknis, Payment ID berfungsi sebagai identitas unik, alat autentikasi transaksi, dan penghubung antara data profil dengan aktivitas finansial.

Inovasi ini juga menjadi fondasi pembentukan profil pelaku sistem pembayaran secara komprehensif dan terintegrasi.

Sumber: merdeka.com