Pasar Saham Cemas, Sinyal Pelemahan Ekonomi Indonesia Makin Terlihat

Dalam menghadapi ketidakpastian, Eastspring Investments Indonesia memilih fokus pada dua sektor utama: perbankan dan konsumen.

Erik menilai keduanya memiliki peran sentral dalam menjaga denyut ekonomi domestik.

"Perbankan adalah motor penggerak perekonomian Indonesia. Sementara itu, sektor consumer tetap menjanjikan karena Indonesia berbasis ekonomi domestik," jelasnya.

Ia menambahkan, dukungan kebijakan pemerintah, baik dari sisi moneter maupun fiskal, akan memperkuat daya tahan kedua sektor tersebut.

"Itu juga yang membuat kami lebih condong memilih consumer dan perbankan untuk saat ini," kata Erik.

Selain itu, investor kini menunggu sinyal pemangkasan suku bunga acuan, baik dari The Federal Reserve (The Fed) maupun Bank Indonesia. Erik memperkirakan kebijakan itu akan kembali dilakukan menjelang akhir 2025.

"Penurunan suku bunga sudah hampir pasti. The Fed diperkirakan akan memangkas 2 sampai 3 kali, dan September nanti hampir bisa dipastikan ada pemotongan," ungkapnya.

Untuk Bank Indonesia, Erik melihat peluang masih ada.

"Kami prediksi BI akan memangkas sekali lagi tahun ini, dan dua kali tambahan di tahun depan," lanjutnya.

Jika pemangkasan suku bunga terealisasi, dampaknya diyakini positif bagi saham maupun obligasi. Perusahaan dengan beban utang akan menikmati penurunan biaya bunga, sementara obligasi akan mendapat keuntungan dari penurunan yield.

"Yield obligasi bisa turun dari kisaran 6,4 persen sekarang menjadi sekitar 6,2 persen di akhir tahun," kata Erik.

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan.

"Kita harus hati-hati karena valuasi pasar sudah tinggi, baik di equity maupun bonds. Yield juga sudah turun, jadi fluktuasi dan risiko bagi nasabah tetap harus kita jaga," tegasnya.

Sumber: merdeka.com