Dirut Pertamina Janji Operasikan Kilang Terbesar di Indonesia usai Disentil Menkeu Purbaya

Proyek RDMP Balikpapan menelan investasi sekitar 7,4 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp122,7 triliun. Dari total tersebut, 4,3 miliar dolar AS berasal dari ekuitas, sementara 3,1 miliar dolar AS diperoleh melalui pinjaman yang dijamin oleh Export Credit Agency (ECA).

Setelah rampung, proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak sebesar 100.000 barel per hari sehingga total kapasitas kilang Balikpapan mencapai 360.000 barel per hari.

Peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor BBM.

Simon menjelaskan, RDMP Balikpapan tidak hanya menambah kapasitas produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas bahan bakar yang dihasilkan.

"Dengan demikian, impor kita akan berkurang, produk yang dihasilkan akan lebih baik, dan setara dengan Euro V, yaitu kadar sulfur di bawah 10 ppm," kata Simon.

Menurutnya, peningkatan kualitas ini menjadi langkah penting agar Indonesia mampu bersaing dalam produksi energi bersih.

"Kiami harus terus memperbaiki diri dan mengembangkan kilang supaya bisa mencapai produksi dengan performa terbaik," ujar Simon.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan kritik kepada Pertamina dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta. Ia menilai, BUMN energi tersebut belum menunjukkan progres nyata dalam pembangunan kilang baru yang dijanjikan sejak 2018.

"Jadi, nanti kalau Bapak dan Ibu (anggota DPR) ketemu Danantara lagi, minta Pertamina bangun kilang baru," kata Purbaya.

Ia mengingatkan bahwa saat dirinya masih menjabat di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Pertamina pernah berjanji membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun. Namun, hingga kini, komitmen tersebut dinilai belum terealisasi sepenuhnya.

Menurut Purbaya, impor BBM yang terus meningkat menggerus anggaran negara karena subsidi energi membengkak setiap tahun.

Ia pun meminta DPR dan pemerintah bekerja sama dalam mengawasi kinerja Pertamina, khususnya dalam pengembangan kilang domestik.

"Jadi, saya bukan juru bayar saja. Saya akan masuk dan melihat mereka menjalankan atau tidak proyek-proyek yang diusulkan," tegasnya.

Purbaya berharap, pengawasan yang lebih ketat dapat memastikan Pertamina benar-benar berperan aktif dalam memperkuat kemandirian energi nasional dan menekan beban fiskal akibat impor BBM.

Sumber: merdeka.com