Sukses


Pria Jepang Raup 1.000 Porsi Gratis dengan Menipu Aplikasi Pesan Antar Selama 2 Tahun

Pria di Jepang meniipu aplikasi makanan online, raup 1.000 porsi gratis selama dua tahun.

Bola.com, Jakarta - Seorang pria asal Jepang menjadi sorotan publik setelah kedapatan menipu layanan pesan antar makanan hingga berhasil menikmati lebih dari seribu porsi secara gratis dalam kurun dua tahun.

Pelaku bernama Takuya Higashimoto, berusia 38 tahun, ditangkap oleh kepolisian di Nagoya, Prefektur Aichi, atas tuduhan melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian mencapai 3,7 juta yen atau sekitar Rp407 juta.

Kasus ini dilaporkan oleh South China Morning Post pada Kamis (16-10-2025).

Menurut laporan Japan Times, Higashimoto mengeksploitasi sistem pengembalian dana milik aplikasi pesan antar populer di Jepang, Demae-can.

Dalam dua tahun terakhir, ia tercatat melakukan 1.095 kali pemesanan, mengonsumsi seluruh makanan yang diterima, tetapi tetap memperoleh refund palsu dengan alasan pesanan tidak sampai.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Modus Licik

Modus yang dijalankan Higashimoto terbilang rapi dan sulit dideteksi. Ia memilih opsi "pengantaran tanpa kontak" di aplikasi agar pengemudi meninggalkan pesanan di depan pintu rumah.

Setelah itu, ia menggunakan fitur obrolan pelanggan untuk mengklaim bahwa makanannya tidak pernah diterima.

Penipuan terakhir dilakukan pada 30 Juli, ketika ia membuat akun baru dengan identitas dan alamat palsu. Pada hari itu, ia memesan es krim, bento, dan steak ayam, lalu melapor bahwa pesanan tidak kunjung datang.

Uang senilai 16.000 yen atau sekitar Rp1,7 juta langsung dikembalikan oleh pihak platform di hari yang sama.

3 dari 4 halaman

Ribuan Akun Palsu

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa Higashimoto telah menganggur selama beberapa tahun dan sejak April 2023 mengoperasikan 124 akun berbeda di Demae-can.

Ia terus-menerus membuat akun baru setiap kali selesai melakukan penipuan, lalu menutupnya beberapa hari kemudian agar tak mudah dilacak.

Untuk menyamarkan identitasnya, ia menggunakan SIM prabayar, nama samaran, serta alamat fiktif di setiap akun.

Dalam pemeriksaan, Higashimoto mengakui seluruh perbuatannya.

"Awalnya saya hanya coba-coba, tapi setelah berhasil, saya tidak bisa berhenti," katanya kepada polisi.

Pihak Demae-can menegaskan akan memperketat sistem keamanan mereka. Langkah yang akan dilakukan termasuk verifikasi identitas lebih ketat bagi pengguna baru dan penerapan sistem peringatan otomatis untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

Perusahaan juga berjanji meningkatkan pengawasan terhadap laporan pengembalian dana guna mencegah modus serupa terjadi kembali.

4 dari 4 halaman

Jadi Perbincangan Publik

Kasus ini dengan cepat menjadi topik hangat di media sosial Jepang. Banyak warganet menilai Higashimoto sebagai sosok cerdik, tetapi menyalahgunakan kemampuan teknisnya.

Sebagian pengguna lain justru menyoroti kebijakan pengembalian dana Demae-can yang dinilai terlalu longgar sehingga membuka peluang penyalahgunaan.

Peristiwa ini juga mengingatkan publik pada kasus serupa di Cina tahun lalu. Saat itu, tiga orang di Provinsi Jiangsu memanfaatkan celah sistem refund aplikasi pesan antar untuk mendapatkan makanan gratis selama sebulan, meski hanya memiliki 19 yuan (sekitar Rp44 ribu) di rekening.

Ketiganya akhirnya ditangkap oleh polisi setelah kasus mereka viral.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer