Setelah 14 Tahun Menanti, Timor-Leste Resmi Jadi Anggota Penuh ASEAN di KTT ke-47

Langkah Timor-Leste untuk menjadi bagian dari ASEAN bukanlah proses singkat. Permohonan pertama diajukan pada 2011, tetapi negara itu harus melalui tahapan evaluasi ketat dari seluruh anggota.

Progres baru mulai terlihat pada 2022, saat ASEAN memberikan status pengamat kepada Timor-Leste. Status itu memungkinkan Dili menghadiri berbagai pertemuan tingkat tinggi di lingkungan ASEAN.

Meski begitu, beberapa negara sempat meragukan kesiapan ekonomi Timor-Leste, termasuk Singapura yang menilai kemampuan finansial dan kelembagaan negara tersebut masih perlu diperkuat.

Tantangan utama yang dihadapi mencakup isu keamanan, ketergantungan ekonomi pada sumber daya alam, serta komitmen dalam pemberantasan korupsi.

Namun, Timor-Leste terus menunjukkan kesungguhan untuk memenuhi standar ASEAN, dengan dukungan kuat dari sejumlah negara anggota, terutama Indonesia.

Perkembangan signifikan terjadi pada 10 September 2025 ketika para pejabat senior ASEAN berkumpul di Port Dickson, Malaysia, dalam Pertemuan Pejabat Senior (SOM) ASEAN 2025.

Pertemuan itu secara khusus membahas persiapan akhir sebelum pengesahan resmi keanggotaan penuh Timor-Leste.

Piagam ASEAN menetapkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh negara calon anggota. Di antaranya adalah lokasi geografis di Asia Tenggara, pengakuan dari seluruh anggota, serta kesediaan untuk terikat pada ketentuan dalam Piagam ASEAN.

Selain itu, setiap anggota baru wajib membuka dan mempertahankan kedutaan di seluruh negara ASEAN, berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri dan KTT, serta menandatangani seluruh perjanjian dan deklarasi yang telah disepakati.

Timor-Leste juga berkomitmen untuk aktif dalam tiga pilar utama komunitas ASEAN: Komunitas Politik-Keamanan (APSC), Komunitas Ekonomi (AEC), dan Komunitas Sosial-Budaya (ASCC).

Sebagai bukti keseriusannya, sehari sebelum pengukuhan resmi, Sabtu (25-10-2025), Timor-Leste menyerahkan instrumen aksesi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).

Langkah tersebut menegaskan komitmen Dili terhadap perdamaian kawasan dan prinsip netralitas di tengah ketegangan geopolitik global.

Bergabungnya Timor-Leste ke ASEAN membawa dampak simbolis sekaligus strategis bagi kawasan. Keanggotaan baru ini memperkuat citra ASEAN sebagai organisasi regional yang inklusif dan berorientasi pada kerja sama lintas perbedaan.

Dengan populasi sekitar 1,3 juta jiwa dan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,6 miliar dolar AS per September 2025, berdasarkan data Bank Dunia, Timor-Leste memang masih menghadapi tantangan ekonomi.

Namun, negara ini juga memiliki potensi besar untuk berkembang melalui integrasi ekonomi dan kerja sama kawasan.

Kehadiran Timor-Leste di ASEAN diharapkan membawa perspektif baru serta energi segar dalam memperkuat kohesi kawasan. Dukungan dari negara-negara anggota lainnya akan berperan penting dalam proses adaptasi dan integrasi Dili di komunitas ASEAN.

Dengan demikian, keanggotaan penuh Timor-Leste bukan hanya simbol penyatuan geografis Asia Tenggara, tetapi juga representasi dari semangat kolektif ASEAN untuk tumbuh bersama, baik secara politik, ekonomi, maupun budaya, menuju masa depan yang lebih tangguh dan inklusif.

Sumber: merdeka.com