Sukses


Microsoft dan OpenAI Kian Erat, Bersatu Kembangkan Super AI Melebihi Kecerdasan Manusia

Melalui restrukturisasi yang signifikan, OpenAI dan Microsoft memperkuat kolaborasi mereka untuk menciptakan AI yang melampaui kecerdasan manusia.

Bola.com, Jakarta - Kemitraan antara OpenAI dan Microsoft memasuki fase baru setelah restrukturisasi besar-besaran yang diselesaikan pada Oktober 2025.

Langkah ini menegaskan kembali tekad kedua raksasa teknologi untuk mendorong terciptanya Artificial General Intelligence (AGI), bentuk kecerdasan buatan yang berpotensi melampaui kemampuan manusia.

Restrukturisasi tersebut tak hanya menyelaraskan visi jangka panjang kedua pihak, tetapi juga mengatur ulang kepemilikan dan pengelolaan hak kekayaan intelektual mereka.

Kolaborasi ini menjadi pijakan baru bagi upaya ambisius menciptakan superintelligence, sistem AI yang dinilai dapat melampaui batas kemampuan kognitif manusia di berbagai bidang.

Kerja sama antara OpenAI dan Microsoft berawal pada 2019, ketika Microsoft menanamkan investasi awal senilai 1 miliar dolar AS.

Investasi itu menjadi titik awal kolaborasi strategis yang berkembang pesat, diperkuat dengan tambahan pendanaan pada 2021 dan suntikan besar senilai 10 miliar dolar AS pada Januari 2023, tak lama setelah kesuksesan global ChatGPT.

Sejak awal, kedua perusahaan berbagi visi untuk mengembangkan AI yang aman dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

"Kami ingin memastikan teknologi ini dapat memberikan manfaat luas, bukan hanya bagi segelintir pihak," kata perwakilan OpenAI dalam berbagai kesempatan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

AGI dan Superintelligence

OpenAI mendefinisikan AGI sebagai sistem otonom yang mampu menyaingi, bahkan melampaui, manusia dalam berbagai pekerjaan bernilai ekonomi.

CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut bahwa AGI sudah di depan mata dan fokus perusahaan kini telah bergeser menuju pengembangan superintelligence, atau AI yang jauh lebih pintar daripada manusia, termasuk pemecahan masalah, kreativitas, dan pemahaman emosional.

Sementara itu, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengambil pendekatan lebih pragmatis. Ia menilai bahwa keberhasilan AI seharusnya diukur dari dampak ekonomi nyatanya, seperti kontribusi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global.

Perbedaan sudut pandang ini mencerminkan cara pandang yang beragam antara idealisme riset dan orientasi bisnis dalam kemitraan mereka.

3 dari 6 halaman

Perubahan Kepemilikan

Dalam restrukturisasi terbaru, OpenAI mengubah entitas bisnisnya menjadi Public Benefit Corporation (PBC) bernama OpenAI Group. Struktur baru ini dimaksudkan untuk memperkuat arah pengembangan AGI sekaligus memastikan misi sosial OpenAI tetap terjaga.

Microsoft kini memiliki sekitar 27% saham di OpenAI Group PBC, dengan nilai kepemilikan diperkirakan mencapai 135 miliar dolar AS. Sebelumnya, Microsoft menguasai 32,5% saham sebelum putaran pendanaan terbaru.

Sementara itu, OpenAI Foundation, entitas nirlaba yang menjadi induk utama, memegang sekitar 26% saham senilai 130 miliar dolar AS.

Struktur baru ini memungkinkan OpenAI mempertahankan prinsip nirlabanya sekaligus memperoleh sumber daya keuangan besar untuk riset menuju AGI.

4 dari 6 halaman

Pengaturan Hak Intelektual Baru

Satu di antara poin penting dalam restrukturisasi ini adalah perubahan mekanisme deklarasi pencapaian AGI. Jika sebelumnya keputusan sepenuhnya berada di tangan dewan OpenAI, kini penilaian tersebut akan diverifikasi oleh panel ahli independen, guna menjamin transparansi dan objektivitas.

Microsoft mempertahankan hak eksklusif atas kekayaan intelektual (IP) dan layanan Azure API hingga AGI benar-benar tercapai.

Perusahaan juga memperpanjang lisensi IP hingga 2032, termasuk untuk model pasca-AGI, dengan penerapan standar keselamatan yang ketat.

Selain itu, Microsoft tetap memiliki akses terhadap metode penelitian rahasia OpenAI hingga 2030 atau hingga AGI terwujud, tergantung mana yang terjadi lebih dulu.

Ketentuan ini memastikan akses Microsoft terhadap inovasi inti OpenAI tetap berlanjut.

5 dari 6 halaman

Kemandirian Baru bagi Kedua Pihak

Restrukturisasi juga memberi ruang lebih besar bagi kedua pihak untuk beroperasi secara independen. Microsoft kini diperbolehkan mengembangkan proyek AGI secara mandiri maupun dengan mitra lain, tanpa harus terikat secara eksklusif pada OpenAI.

Sebaliknya, OpenAI kini memiliki fleksibilitas untuk bekerja sama dengan perusahaan selain Microsoft, meski produk API mereka tetap eksklusif di platform Azure.

OpenAI juga diizinkan menjual akses API kepada lembaga keamanan nasional Amerika Serikat, terlepas dari penyedia layanan komputasi yang digunakan.

Menariknya, meski OpenAI telah berkomitmen membeli layanan Azure senilai 250 miliar dolar AS, Microsoft tidak lagi memiliki hak penolakan pertama sebagai penyedia utama komputasi awan bagi OpenAI.

6 dari 6 halaman

Tantangan dan Arah Baru OpenAI

Di tengah valuasi yang terus meroket, OpenAI masih menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan talenta terbaik di tengah persaingan ketat dengan raksasa teknologi lain seperti Meta, yang aktif merekrut insinyur AI berpengalaman dengan imbalan tinggi.

Untuk memperkuat posisinya, OpenAI menjalin kemitraan baru dengan Oracle dan SoftBank dalam proyek pusat data berskala besar bernama Stargate, serta bekerja sama dengan Nvidia untuk mendapatkan chip AI khusus yang menjadi tulang punggung proyek tersebut.

Langkah-langkah ini menandai upaya OpenAI untuk mengurangi ketergantungan pada Microsoft dan memperluas jaringan strategisnya.

Ke depan, perusahaan juga berambisi mengembangkan teknologi AI yang mampu menghasilkan musik, melanjutkan inovasi yang sebelumnya berfokus pada teks dan video.

Video Populer

Foto Populer