IIHSG Cetak Rekor Tertinggi Enam Kali di Era Menkeu Purbaya, Pasar Dinilai Pro Pertumbuhan

Iman menilai, persepsi pasar terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah masih positif. Dari sisi aliran modal, data BEI menunjukkan bahwa sepanjang tahun berjalan (year-to-date), investor asing mencatat net sell sebesar Rp41,8 triliun.

Namun, pada Oktober 2025, tren tersebut berbalik menjadi net buy Rp12,9 triliun, menandakan mulai pulihnya minat asing terhadap pasar domestik.

Kendati tidak merinci jumlah pastinya, Iman menambahkan bahwa jumlah investor asing dan nilai aset yang mereka kelola meningkat dalam empat tahun terakhir. Ia menegaskan, anggapan bahwa Indonesia kehilangan daya tarik di mata investor global tidaklah tepat.

"Saya agak skeptis kalau ada yang bilang Indonesia tidak lagi menarik bagi investor asing. Nyatanya, Indonesia masih menjadi pilihan," ucapnya.

Lebih lanjut, Iman justru melihat tantangan utama kini datang dari investor dalam negeri. Pertumbuhan jumlah investor ritel lokal sejak 2020 dinilai masih melambat, padahal seharusnya mereka menjadi fondasi utama pasar modal nasional.

"Kami masih menunggu Danantara mulai masuk pasar pada awal tahun depan. Persepsi investor sudah mulai membaik, dan ini bisa menambah likuiditas di pasar modal," imbuhnya.

Pada perdagangan Rabu (5/-1-2025), IHSG resmi mencatat rekor tertinggi baru, ditopang oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 yang mencapai 5,04%.

Berdasarkan data RTI, IHSG menguat 0,93% ke level 8.318,52, posisi tertinggi sepanjang sejarah. Indeks LQ45 turut naik 0,60% ke level 846,89, sementara mayoritas indeks sektoral bergerak positif.

Selama sesi perdagangan, IHSG sempat menyentuh level terendah di 8.181,90 dan tertinggi di 8.318,52. Dari total saham yang diperdagangkan, 284 saham menguat, 357 melemah, dan 168 stagnan.

Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp18,5 triliun dengan frekuensi perdagangan mencapai lebih dari 2,19 juta kali dan volume 35,3 miliar saham. Sementara itu, kurs rupiah berada di kisaran Rp16.705 per dolar AS.

Dari sebelas sektor saham, hanya dua yang mengalami koreksi, yakni sektor industri yang turun 1,49% dan properti 0,47%. Sebaliknya, sektor teknologi mencatat kenaikan tertinggi sebesar 3,31%.

Sektor basic industry naik 2,51%, diikuti sektor keuangan (1,07%), infrastruktur (1,04%), consumer non-cyclical (0,51%), consumer cyclical (0,67%), kesehatan (0,26%), transportasi (0,03%), dan energi (0,10%).

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai lonjakan IHSG didorong oleh respons positif investor terhadap pertumbuhan ekonomi yang melampaui ekspektasi.

"Selain karena data ekonomi, pelaku pasar juga menunggu pengumuman MSCI. Belum ada faktor signifikan lainnya selain penguatan rupiah hari ini," kata Herditya kepada Liputan6.com.

Sumber: merdeka.com