5 Ide Usaha Makanan Rumahan Bermodal di Bawah Rp5 Juta, Bisa Raup Untung Besar

Berikut ini lima ide bisnis makanan rumahan yang dapat dimulai dengan modal di bawah Rp5 juta.

Bola.com, Jakarta - Dalam situasi ekonomi yang terus berubah dan biaya hidup yang semakin meningkat, banyak individu mulai mencari cara untuk tetap produktif tanpa harus meninggalkan rumah. Salah satu peluang yang sangat menarik dan memiliki risiko rendah adalah bisnis makanan rumahan.

Dengan modal kurang dari Rp5 juta, berbagai ide usaha kuliner dapat dijalankan secara mandiri dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Banyak pelaku usaha kecil yang telah membuktikan bahwa keterbatasan modal bukanlah penghalang.

Kunci keberhasilan terletak pada kreativitas, strategi yang tepat, dan kemampuan untuk memahami tren pasar. Produk makanan yang dikemas secara menarik dan memiliki cita rasa yang unik akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, terutama jika didukung oleh strategi pemasaran digital yang efektif.

Dalam bulan pertama saja, banyak pelaku usaha rumahan yang berhasil balik modal hanya dengan mengandalkan promosi di lingkungan sekitar atau melalui media sosial.

Berikut ini lima ide bisnis makanan rumahan yang dapat dimulai dengan modal di bawah Rp5 juta. Setiap ide akan disertai dengan estimasi biaya awal, proyeksi laba yang realistis, serta panduan langkah demi langkah untuk 30 hari pertama menjalankan bisnis.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Bisnis Makanan Ringan dan Jajanan Tradisional

Usaha di bidang makanan ringan seperti keripik singkong, keripik pisang, serta jajanan pasar seperti donat kentang dan risol mayo merupakan pilihan yang sangat menarik. Jenis usaha ini tidak memerlukan keterampilan khusus dan dapat dijalankan dengan peralatan dapur yang sederhana.

Dengan modal sekitar Rp4 juta, pelaku usaha dapat memperoleh bahan baku seperti tepung, minyak goreng, bumbu, serta peralatan seperti wajan besar, kompor gas, dan kemasan yang menarik. Selain menjual produk secara langsung, pemilik usaha juga memiliki kesempatan untuk memasarkan produk secara online melalui media sosial atau menitipkannya di warung-warung terdekat.

Potensi keuntungan dari usaha ini cukup menjanjikan. Dalam satu kali produksi, modal bahan baku sekitar Rp300 ribu dapat menghasilkan omzet hingga Rp600 ribu, tergantung pada jenis makanan dan harga jual yang ditetapkan.

Jika usaha ini dilakukan secara konsisten, pelaku usaha dapat meraih keuntungan bersih antara Rp3 juta hingga Rp5 juta setiap bulan. Kunci keberhasilan terletak pada menjaga kualitas rasa dan kebersihan produk, karena kedua faktor ini sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Rencana untuk 30 hari pertama dapat dimulai dengan melakukan riset resep dan uji coba rasa pada minggu pertama. Pada minggu kedua, fokuslah pada pengemasan yang menarik dan penetapan harga jual yang kompetitif.

Pekan ketiga dapat dimanfaatkan untuk promosi awal kepada tetangga, teman, atau komunitas di sekitar. Sementara itu, pada pekan keempat, lakukan evaluasi terhadap produk yang paling laris dan tingkatkan volume produksi sesuai dengan permintaan pasar. Dengan menerapkan strategi yang sederhana ini, usaha makanan ringan dapat berkembang dengan stabil.

3 dari 6 halaman

2. Layanan Katering Harian dengan Menu Masakan Rumahan

Bagi para pecinta memasak, memulai usaha katering rumahan dapat menjadi kesempatan yang sangat menjanjikan dengan investasi awal sekitar Rp 4 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk membeli bahan makanan segar, peralatan masak tambahan seperti panci besar, wadah penyajian, dan kemasan nasi box.

Pasar yang dapat dijangkau sangat luas, mencakup pekerja kantoran, pelajar, hingga ibu rumah tangga yang tidak memiliki waktu untuk memasak. Salah satu keuntungan dari usaha ini adalah adanya permintaan yang konsisten karena makanan adalah kebutuhan pokok sehari-hari.

Proyeksi keuntungan dari bisnis katering rumahan cukup menggoda. Dengan menjual satu porsi makanan seharga Rp15.000 dan kemampuan untuk menjual 30 porsi setiap hari, omzet harian bisa mencapai Rp450 ribu.

Dalam sebulan, omzet dapat mencapai lebih dari Rp13 juta, dengan estimasi laba bersih berkisar antara Rp4 juta hingga Rp5 juta setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional. Dengan semakin banyaknya pelanggan tetap, pendapatan bulanan pun akan semakin stabil.

Rencana untuk 30 hari pertama dapat dimulai dengan menentukan menu harian dan menghitung harga pokok produksi pada minggu pertama. Pada minggu kedua, lakukan uji coba dengan memberikan sampel kepada tetangga atau rekan kerja guna mendapatkan umpan balik.

Minggu ketiga bisa digunakan untuk mulai menerima pesanan secara terbatas, dengan memastikan pelayanan dilakukan dengan cepat dan rapi. Minggu keempat sebaiknya dimanfaatkan untuk mengevaluasi menu yang paling diminati serta memperluas promosi, baik melalui grup WhatsApp lokal maupun media sosial. Dengan pendekatan ini, pelanggan tetap dapat terbentuk secara alami.

4 dari 6 halaman

3. Minuman Modern yang Bisa Dibuat di Rumah

Minuman kekinian tetap menjadi favorit di kalangan generasi muda. Berbagai jenis minuman seperti es kopi susu, thai tea, matcha latte, dan coklat Milo berhasil menarik perhatian konsumen dalam jumlah besar.

Dengan investasi awal sekitar Rp 5 juta, Anda sudah dapat memulai usaha minuman kekinian dari rumah. Modal tersebut mencakup pembelian peralatan seperti blender, cup sealer, serta bahan-bahan seperti susu, kopi, bubuk minuman, gula aren, dan perlengkapan seperti cup plastik dan sedotan.

Proyeksi keuntungan dari usaha ini cukup menjanjikan, dengan margin keuntungan yang dapat mencapai 50 hingga 100 persen dari modal bahan baku. Sebagai contoh, biaya produksi untuk satu gelas minuman hanya sekitar Rp 5.000, tetapi dapat dijual dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 12.000.

Jika dalam satu hari Anda berhasil menjual antara 30 hingga 50 gelas, omzet harian yang dihasilkan bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, dengan potensi laba bersih sekitar Rp 5 juta per bulan jika dijalankan secara konsisten.

Selama 30 hari pertama, minggu pertama bisa dimanfaatkan untuk menentukan variasi menu dan mencoba resep yang paling cocok. Pada minggu kedua, siapkan semua perlengkapan serta tempat sederhana, misalnya di depan rumah atau menggunakan gerobak kecil.

Minggu ketiga sebaiknya digunakan untuk melakukan promosi melalui media sosial, menawarkan diskon saat pembukaan, serta memperluas jaringan pelanggan. Di minggu keempat, lakukan evaluasi terhadap rasa dan harga untuk memastikan bisnis Anda tetap bersaing di pasar.

Jika Anda mampu menjaga konsistensi, usaha ini berpotensi untuk balik modal dalam waktu 1 hingga 2 bulan.

5 dari 6 halaman

4. Makanan Beku Buatan Sendiri

Usaha makanan beku, atau yang biasa dikenal dengan frozen food, merupakan pilihan yang sangat tepat bagi mereka yang ingin menjalankan bisnis yang tahan lama dan praktis. Produk-produk seperti nugget ayam, sosis, dimsum, atau bakso ikan dapat diproduksi sendiri dengan modal kurang dari Rp 5 juta.

Modal ini mencakup bahan baku daging, tepung, bumbu, kemasan plastik vakum, serta freezer kecil untuk penyimpanan. Pasar untuk produk ini sangat luas, mengingat banyak orang saat ini lebih memilih makanan cepat saji yang bisa dinikmati di rumah. Dari segi keuntungan, usaha frozen food memiliki margin yang berkisar antara 30 hingga 50 persen untuk setiap produk yang dijual.

Sebagai contoh, jika Anda mengeluarkan modal Rp 1 juta untuk memproduksi 100 bungkus dimsum, setiap bungkus dapat dijual seharga Rp 20.000. Dengan demikian, total omzet yang bisa diraih mencapai Rp 2 juta, dengan laba bersih berkisar antara Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu per batch produksi. Jika dilakukan produksi 4 hingga 5 kali dalam sebulan, pendapatan bersih dapat mencapai antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Rencana untuk 30 hari pertama dapat dimulai dengan melakukan riset resep dan uji coba rasa pada minggu pertama. Pada minggu kedua, fokuslah pada produksi awal dalam jumlah terbatas untuk melakukan uji pasar. Di minggu ketiga, aktiflah dalam promosi melalui media sosial dan marketplace, serta tawarkan sistem pre-order untuk menghindari penumpukan stok.

Minggu keempat dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil penjualan, menjaga kualitas penyimpanan produk, dan memperbaiki strategi promosi yang telah diterapkan. Dengan sistem yang terencana dengan baik, usaha frozen food ini berpotensi untuk terus berkembang tanpa memerlukan ruang yang terlalu besar.

6 dari 6 halaman

5. Pembuatan Kue Basah dan Kue Kering

Peluang usaha yang menarik selanjutnya adalah membuat kue basah dan kue kering, yang banyak dicari untuk berbagai acara seperti arisan, ulang tahun, dan hari raya. Dengan investasi sekitar Rp3,5 juta, Anda dapat memulai usaha ini dari dapur rumah Anda.

Dana tersebut dapat digunakan untuk membeli bahan-bahan seperti tepung, mentega, telur, dan gula, serta peralatan seperti oven kecil dan loyang. Produk yang ditawarkan bisa disesuaikan dengan musim, contohnya kue kering saat menjelang Lebaran atau brownies kukus dan bolu marmer untuk penjualan harian.

Potensi keuntungan dari usaha ini cukup menjanjikan, dengan margin penjualan yang bisa mencapai antara 40 hingga 70 persen. Sebagai contoh, satu toples kue kering memerlukan biaya bahan sekitar Rp25.000, namun dapat dijual seharga Rp50.000.

Jika dalam sebulan Anda memproduksi 100 toples, omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp5 juta dengan laba bersih berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3 juta. Jika dijalankan secara konsisten dan mulai menerima pesanan dalam jumlah besar, pendapatan Anda dapat meningkat secara signifikan.

Rencana untuk 30 hari pertama dapat dimulai dengan melakukan riset resep dan menentukan varian produk utama pada minggu pertama. Minggu kedua dapat difokuskan pada percobaan rasa dan pengemasan agar produk terlihat menarik di pasaran.

Pada minggu ketiga, lakukan promosi kecil-kecilan di lingkungan sekitar serta melalui media sosial. Sementara itu, pada minggu keempat, evaluasi hasil penjualan, catat produk yang paling laku, dan mulai memperluas jangkauan pasar ke toko oleh-oleh atau kios terdekat.

Dengan ketekunan dan konsistensi, usaha ini berpotensi berkembang menjadi bisnis musiman yang sangat menguntungkan.

Video Populer

Foto Populer