Sukses


Lonjakan Pengangguran di AS Picu Gejolak Harga Emas Global

Lonjakan pengangguran di AS disebut mendorong pergerakan harga emas.

Bola.com, Jakarta - Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai rilis data pengangguran Amerika Serikat pada Oktober lalu menjadi satu di antara faktor utama di balik gejolak harga emas global.

Peningkatan angka pengangguran yang cukup tajam dinilai mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

"Apa yang menyebabkan harga emas dunia maupun logam mulia terus mengalami fluktuatif yang kemungkinan besar akan menguat? Salah satunya adalah rilis data pengangguran di Amerika Serikat yang kemarin pengangguran cukup luar biasa di bulan Oktober," ujar Ibrahim, Minggu (14-12-2025).

Ia menjelaskan, melemahnya sektor ketenagakerjaan tersebut memberi sinyal bahwa pemulihan ekonomi AS mulai kehilangan tenaga.

Kondisi itu mendorong pelaku pasar mengalihkan sebagian aset ke instrumen lindung nilai, termasuk emas, sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pelonggaran Moneter

Situasi tersebut sempat mengerek harga emas dunia ke level tinggi, meski pergerakannya diwarnai koreksi tajam di pasar Amerika.

Pada penutupan terakhir, harga emas global berada di kisaran 4.300 dolar AS per troy ons, sedangkan harga logam mulia di pasar domestik ditutup di level Rp2.462.000 per gram.

"Walaupun kemarin sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan, turunnya pun juga di pasar Amerika cukup signifikan juga. Akhirnya ditutup di USD 4.300. Kemudian logam mulianya ditutup di hari Sabtu di Rp2.462.000," jelas Ibrahim.

Melemahnya indikator ketenagakerjaan AS juga kembali membuka ruang bagi kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada awal tahun depan.

3 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Ibrahim menilai, jika tren pelemahan tenaga kerja berlanjut, isu penurunan suku bunga berpotensi kembali mengemuka dalam rapat The Fed pada Januari.

Ia menambahkan, perubahan kepemimpinan di bank sentral AS turut membuka kemungkinan penurunan suku bunga lebih dari satu kali, sebagaimana yang terjadi pada 2025. Kondisi tersebut secara historis kerap memberikan sentimen positif bagi harga emas.

"Tetapi, kemungkinan dengan adanya perubahan kepemimpinan di Bank Central Amerika kemungkinan besar ini akan membuat penurunan suku bunga lebih dari satu kali. Sama seperti penurunan suku bunga di tahun 2025," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Berpeluang Menguat

Dengan kombinasi data pengangguran yang melemah dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, Ibrahim memandang prospek harga emas masih cenderung positif.

Menurutnya, level resistensi terdekat emas dunia berada di 4.329 dolar AS per troy ons, yang setara dengan sekitar Rp2.477.000 untuk logam mulia di dalam negeri.

Dalam horizon satu pekan, harga emas global berpeluang bergerak ke area 4.380 dolar AS per troy ons. Adapun di pasar domestik, pergerakan tersebut berpotensi mendorong harga logam mulia mendekati Rp2.590.000 per gram.

Video Populer

Foto Populer