Samsung Tanggapi Isu Kenaikan Harga HP pada 2026

MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, Ilham Indrawan di workshop 'Explore Galaxy Way Trip' di Pulau Jeju, Korea Selatan. Liputan6.com/Iskandar — Ilham Indrawan, Senior Manager Pemasaran Produk MX di Samsung Electronics Indonesia, hadir dalam workshop 'Explore Galaxy Way Trip' yang berlangsung di Pulau Jeju, Korea Selatan. Liputan6.com/Iskandar

Bola.com, Jakarta - Rumor kenaikan harga smartphone pada tahun 2026 akibat dari kelangkaan komponen seperti RAM, memori, dan penyimpanan secara global mulai menarik perhatian banyak konsumen belakangan ini. Isu tersebut menjadi semakin relevan seiring meningkatnya kebutuhan perangkat canggih di pasaran.

Kenaikan harga komponen tersebut disebabkan oleh melonjaknya permintaan chip dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan OpenAI yang berusaha meningkatkan kapasitas serta kemampuan kecerdasan buatan (AI) mereka. Permintaan yang tinggi ini mendorong banyak produsen memenuhi kebutuhan teknologi AI yang terus berkembang.

Akibatnya, banyak pabrikan di seluruh dunia memutuskan untuk memenuhi permintaan dari raksasa teknologi AI demi meraih keuntungan yang signifikan. Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa kenaikan biaya komponen global akan langsung berdampak pada harga jual smartphone, termasuk di pasar Indonesia.

Menanggapi situasi ini, pihak Samsung Electronics Indonesia mengungkapkan masih melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan final. Saat ini, belum ada kepastian apakah harga ponsel Samsung akan mengalami kenaikan pada tahun depan.

"Kita masih melihat akan seperti apa tahun depan. Khususnya tentang harga peripheral, kemudian memory, chipset, RAM, ROM untuk tahun depan," ungkap MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, Ilham Indrawan.

Pernyataan ini menunjukkan perusahaan masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan harga.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Samsung di Jakarta pada Jumat (19/12/2025), Ilham menekankan dinamika harga komponen global sangat penting dalam menentukan harga produk. Namun, sampai saat ini, perusahaan belum mencapai keputusan akhir mengenai penyesuaian harga untuk tahun yang akan datang.

"Apakah tahun depan ada strategi khusus untuk menaikkan harga ataupun misalnya ada strategi berbeda, kita masih godok semua," tambahnya.

Samsung, sebagai raksasa teknologi dari Korea Selatan, menegaskan fokus utama mereka tidak berubah. Nilai yang diterima konsumen tetap menjadi prioritas utama, terlepas dari tantangan yang dihadapi dalam hal biaya produksi.

Komitmen ini juga berlaku untuk seluruh jajaran produk Samsung di Indonesia, mulai dari segmen entry level hingga flagship yang sudah tersedia di pasaran.

"Yang pasti kita akan fokus untuk memberikan value terbaik buat konsumen dari semua lini produk kita. Dari mulai A-series A07 sampai dengan saat ini kita punya Z Fold 7, hingga S25-series," tutup Ilham.

2 dari 3 halaman

Harga Elektronik Diprediksi Naik pada 2026

MX Product Marketing Senior Manager, Samsung Electronics Indonesia, Annisa Maulina — Annisa Maulina mengatakan Galaxy Tab A11+ adalah tablet Samsung yang paling affordable (Liputan6.com/Nariza Riskantia Haya).

Menurut prediksi, harga perangkat elektronik akan mengalami kenaikan pada 2026. Ini disebabkan oleh lonjakan permintaan akan chip dan memori (RAM) yang diperlukan untuk pusat data kecerdasan buatan (AI), yang berpotensi menyebabkan kekurangan stok perangkat keras.

Dalam menghadapi situasi ini, Samsung menunjukkan komitmennya untuk menjaga agar harga produk tetap bersaing, khususnya untuk tablet yang mereka luncurkan. Annisa Maulina, Senior Manager Pemasaran Produk MX Samsung Electronics Indonesia, menegaskan perusahaan tidak berencana untuk menaikkan harga tablet pada tahun depan.

“Sebenarnya untuk line-up varian tablet 2026, kami enggak ada rencana untuk menaikkan harganya. Untuk semua segmen sih, dari Tab A11 sampai Tab A11+. Jadi, kami hanya ingin fokus untuk kasih value yang terbaik buat konsumen,” ujar Annisa pada hari Kamis (18/12/2025) di Jakarta.

Optimisme yang ditunjukkan oleh Samsung juga didukung oleh pertumbuhan pasar tablet yang terus meningkat. Annisa menyatakan pasar tablet diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Menurutnya, keberagaman pilihan produk menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan penjualan. Sepanjang tahun 2025, Samsung telah meluncurkan 10 model tablet di Indonesia, yang tentunya memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen.

“Jadi memang untuk tahun depan sih kami optimis untuk pasar tablet akan terus meningkat dan kami juga akan meningkatkan juga fitur-fitur AI yang nanti lebih bervariasi,” jelas Annisa.

Selain mempertimbangkan harga dan variasi produk, Samsung juga fokus pada pengembangan fitur AI di tablet mereka.

Ke depannya, fitur tersebut akan semakin beragam dan mengalami peningkatan dalam kecerdasannya.

“Fitur AI akan selalu ada improvement. Tapi mungkin nanti improvement-nya diperkenalkan pada saat produk flagship diluncurkan, baik smartphone maupun tablet,” tegas Annisa.

3 dari 3 halaman

Produk-produk yang Diperkirakan Harganya Melonjak

Diperkirakan bahwa harga untuk smartphone, televisi, kamera, dan berbagai perangkat elektronik lainnya akan mengalami kenaikan signifikan pada tahun depan.

Ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan komponen, terutama chip dan RAM yang diperlukan untuk pusat data AI. Menurut analisis yang dilakukan, lonjakan harga ini terjadi karena permintaan GPU dan memori yang meningkat dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Meta, Amazon, Nvidia, dan OpenAI yang berupaya memperluas kapasitas pusat data AI mereka.

Akibatnya, kondisi ini menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan di segmen konsumen, di mana banyak produsen chip, penyimpanan, dan memori global lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan raksasa teknologi tersebut.

"Kami melihat peningkatan pesat permintaan AI di pusat data yang memicu kemacetan di banyak area," ungkap Peter Hanbury dari perusahaan konsultan Bain & Company dalam wawancaranya dengan CNBC. Dampak dari situasi ini juga dirasakan oleh industri manufaktur produk konsumen, terutama ketika kapasitas hard disk drive (HDD) untuk pusat data tidak mencukupi. Sebagai solusi, perusahaan seperti Google dan Microsoft beralih menggunakan solid state drive (SSD), yang merupakan komponen vital bagi laptop, PC, dan smartphone.

"Samsung, SK Hynix, dan Micron mengalihkan kapasitas produksi DRAM dan NAND ke pasar enterprise karena lebih mendatangkan keuntungan lebih besar," seperti yang dikutip dari Android Police pada Jumat, 12 Desember 2025.

Selain itu, CEO Alibaba, Eddie Wu, juga menyatakan dampak dari kelangkaan komponen ini terhadap pasar global, mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur AI internal menghadapi kekurangan dalam chip semikonduktor, memori, dan perangkat penyimpanan.