Arkeolog Temukan Tanda-Tanda Awal Penggunaan Matematika, Jauh Sebelum Munculnya Sistem Angka

Ilustrasi Matematika — Ilustrasi matematika. (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Arkeolog telah menemukan bukti manusia sudah memiliki pemahaman tentang konsep matematika jauh sebelum adanya sistem angka dan tulisan. Ini menunjukkan kemampuan kognitif manusia telah berkembang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Penemuan ini berasal dari analisis motif bunga yang terdapat pada tembikar prasejarah dari budaya Halafian di kawasan utara Mesopotamia, yang diperkirakan berasal dari tahun 6200 hingga 5500 SM.

Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam Journal of World Prehistory, dilakukan oleh tim arkeolog dari Universitas Ibrani Yerusalem, termasuk Yosef Garfinkel dan Sarah Krulwich.

Mereka melakukan analisis terhadap sekitar 700 fragmen tembikar yang memiliki hiasan motif tumbuhan, dengan pola geometris yang teratur, seperti 4, 8, 16, 32, hingga 64 kelopak. Temuan ini menunjukkan masyarakat pada masa itu sudah memiliki pemahaman yang kompleks mengenai pola dan angka, yang merupakan dasar dari matematika.

2 dari 3 halaman

Dekorasi Tumbuhan pada Tembikar

Pola yang berulang ini dianggap sebagai indikasi awal dari pemikiran matematis, terutama dalam hal konsep pembagian ruang dan urutan, meskipun pada saat itu belum ada penggunaan angka atau tulisan.

“Tanpa bukti tertulis, sulit menilai kemampuan matematika masyarakat prasejarah. Namun, dekorasi tumbuhan pada tembikar Halafian memberi petunjuk kuat tentang hal itu,” ungkap para peneliti dalam studi mereka, seperti yang dikutip oleh Popular Mechanics.

Temuan ini sangat menarik karena berbeda dengan seni prasejarah awal yang biasanya lebih fokus pada penggambaran hewan atau manusia. Motif tumbuhan, meskipun sudah lama dimanfaatkan oleh manusia, justru jarang muncul dalam karya seni tersebut.

3 dari 3 halaman

Jauh Sebelum Ada Tulisan

Budaya Halafian dianggap sebagai salah satu awal mula di mana tumbuhan tidak hanya memiliki kegunaan praktis, tetapi juga menjadi objek yang merepresentasikan nilai artistik dan simbolik.

“Pola-pola ini menunjukkan bahwa pemikiran matematis dimulai jauh sebelum tulisan. Orang-orang memvisualisasikan pembagian, urutan, dan keseimbangan melalui karya seni,” ungkap Krulwich dalam pernyataan persnya.

Menarik untuk dicatat bahwa bunga-bunga yang digambarkan bukanlah tanaman yang biasa digunakan sebagai pangan, melainkan dipilih karena keindahannya. Meskipun demikian, Garfinkel berpendapat bahwa konsep pembagian ruang yang terlihat dalam motif tersebut mungkin berasal dari praktik sehari-hari, seperti pembagian hasil panen atau pengaturan lahan secara kolektif.

Penemuan ini memperluas wawasan kita mengenai asal-usul matematika dalam kehidupan manusia, mengindikasikan bahwa bahasa universal ini telah “berbicara” melalui seni, ribuan tahun sebelum angka-angka pertama dituliskan.