Sukses


13 Momen Olimpiade yang Mengubah Sejarah

Bola.com, Jakarta - Sejak Olimpiade modern kali pertama digelar pada 1896, banyak peristiwa bersejarah yang mewarnai penyelenggaraannya. Momen-momen tersebut membuat olimpiade selalu menjadi pesta olahraga yang istimewa dan layak dikenang oleh para atlet, penonton, hingga publik dunia. 

Sejarah yang menyertai olimpiade tak melulu soal medali dan rekor. Namun, ada juga pencapaian inspiratif hingga momen kontroversial. Yang jelas, dunia tak akan sama tanpa olimpiade. 

Berikut ini 13 momen bersejarah yang terjadi selama berlangsungnya olimpiade, mulai partisipasi atlet wanita pertama, skandal doping, hingga perubahan medali Olimpiade.

Paris, 1900: Atlet Wanita Pertama Berpartisipasi

Atlet perempuan tidak diizinkan mengikuti ajang olahraga sedunia ini hingga Olimpiade Paris 1900. Yang menarik, atlet perempuan yang ambil bagian tak hanya jadi penggembira, tapi juga mampu mencetak prestasi dengan meraih medali emas.

Wanita kali pertama berpartisipasi pada Olimpiade 1900 di Paris, Prancis. (Riders Digest)

Ada dua atlet wanita yang berhasil memenangimedali emas pada Olimpiade ini, yakni Helene de Pourtales dan Charlette Cooper.

Helene de Pourtalès, bersama kru kapal layar Lerina, merebut medali emas pada cabang balap kapal kelas 2-3 ton. Sedangkan, Charlette Cooper jadi juara di cabang tenis. Pada laga final, dia sukses mengalahkan petenis asal Perancis, Helene Prevost.

Olimpiade London 2012 juga menjadi titik sejarah baru dengan memberikan debut pertandingan tinju wanita, dan juga untuk kali pertama semua negara peserta menurunkan atlet wanita.

Berlin, 1936: Atlet Kulit Hitam Mencetak Rekor

Olimpiade Berlin yang berlangsung pada tahun 1936 terbilang kontroversial karena partai berkuasa Jerman, Nazi, yang dipimpin Adolf Hitler menggunakan event tersebut sebagai propaganda ras bangsa Arya. Mereka juga seolah ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Jerman adalah negara yang ramah dan toleran. 

Ironisnya, propaganda Hitlet tersebut mendapat pukulan telak dari atlet berkulit hitam asal Amerika Serikat, Jesse Owens. Dia meruntuhkan klaim Hitler soal keperkasaan dan keunggulan ras Arya dengan memenangi beberapa medali emas di cabang, yakni nomor 100 dan 200 meter, lompat jauh, dan lari estafet 4 x 100 meter.

Keberhasilan Owens secara tidak langsung mempermalukan Hitler dan mematahkan teorinya soal ras Arya. Buktinya, seorang kulit hitam pun bisa berdiri sejajar (bahkan lebih unggul) dibanding ras Arya maupun para atlet kulit putih. Prestasi Owens mendapat apresiasi tinggi dari salah satu kompetitornya yang berasal dari Jerman, Luz Long. Sang atlet tak segan menyalami Owens sebagai pengakuan atas kehebatan atlet AS itu. 

London, 1948: Atlet Kursi Roda Ambil Bagian

Olahraga yang menjadi asal Paralympic adalah balap kursi roda, yang diusulkan oleh dokter Inggris Ludwig Guttmann. Ajang tersebut sengaja digelar untuk membantu proses rehabilitasi veteran perang yang terluka dan mengalami cacat pada tubuhnya seusai Perang Dunia II.

Para atlet tersebut diharapkan bisa kembali menemukan kepercayaan diri melalui kompetisi. Lomba kursi roda ini terus berkembang dan kini menjadi Paralimpiade modern. 

2 dari 4 halaman

1

Roma, 1960: Skandal Doping Pertama

Sebagai Olimpiade pertama yang disiarkan di televisi dan mulai disponsori berbagai merek komersial, Olimpiade Roma menampilkan citra baru yang tidak pernah dilihat penonton sebelumnya. Sayangnya citra tersebut sangat negatif, skandal. Ini adalah Olimpiade pertama yang menandai kemunculan atlet yang memakai doping obat-obatan yang dilarang. 

Atlet yang tersandung doping tersebut adalah Knud Enemark Jensen. Dia atlet balap sepeda dari Denmark. Jensen meninggal di tengah lomba balap sepeda 100 km di sepanjang jalan Via Cristoforo Colombo, Roma. Dari hasil autopsi, ditemukan adanya nicotinyl alcohol, yaitu zat yang digunakan untuk melancarkan oksigen dalam darah, namun berisiko menyebabkan penggumpalan darah dan kematian.

Mexico City, 1968: Protes Anti-diskriminasi

Pada puncak gerakan hak-hak sipil di S, beberapa atlet kulit hitam Amerika Serikat mengusulkan pemboikotan event olahraga antarbangsa tersebut. Akan tetap, dua sprinter Afro-Amerika yakni John Carlos dan Tommie Smith memilih melakukan protes dengan cara mereka sendiri.

Mereka mengacungkan tangan mereka ke atas, sebagai dukungan atas gerakan Black Power yang mendukung persamaan nasib antara kulit hitam dan putih. Aksi ini dilakukan saat lagu kebangsaan AS diputar pada acara penyerahan medali. Akibat ulah tersebut, mereka dilarang masuk Perkampungan Atlet Olimpiade. Namun, aksi dalam diam itu telah membuat dunia mengetahu perjuangan gerakan hak-hak sipil yang terjadi di AS. 

Munich, 1972: Teror Berdarah Olimpiade

Olimpiade Munich 1972. (esportes.estadao.com)

Olimpiade di Munich ini ditandai dengan sebuah teror berdarah. Sebanyak 11 atlet Israel yang disandera teroris berkebangsaan Palestina tewas. Kelompok teroris yang beranggotakan 8 orang ini mendobrak tempat penginapan atlet dan menyandera mereka selama 18 jam.

Sempat terjadi upaya perundingan sekaligus rencana menjebak para teroris di landasan militer Furstenfeldbruck. Namun, upaya otoritas Jerman gagal dan malah membuat para teroris tersebut membunuh para sandera karena merasa terancam.

Peristiwa ini secara permanen merusak citra perdamaian yang dibawa oleh Olimpiade, dan mendorong Jerman untuk memperkuat kebijakan anti-teroris dengan membentuk pasukan antiteror GSG 9.

3 dari 4 halaman

2

Montreal, 1976: Boikot Negara-negara Afrika

Hak asasi manusia menjadi isu utama pada Olimpiade Montreal 1976 setelah 22 negara Afrika memboikot ajang olahraga ini. Tindakan itu dipicu kehadiran Selandia Baru pada pesta olahraga multievent empat tahunan tersebut.

Selandia baru dimusuhi negara-negara Eropa karena sempat memenuhi undangan pertandingan rugbi dari Afrika Selatan yang waktu itu dikuasai rezim Apartheid. Ini sekaligus jadi upaya pertama boikot Olimpiade karena alasan politik.

Moskow, 1980: Boikot Amerika Serikat

Upaya boikot terjadi lagi, kali ini di tengah-tengah berlangsungnya Perang Dingin. Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Jimmy Carter memboikot ajang ini bersama negara-negara sekutunya untuk memprotes invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Sebagai gantinya, dibuatlah ajang Liberty Bell Classic di Philadelphia, yang diikuti atlet-atlet dari negara-negara yang mendukung boikot tersebut.

Barcelona, 1992: Pemain NBA Bawa Kejayaan bagi Amerika Serikat

Tim nasional basket Amerika Serikat pada Olimpiade ini dijuluki Dream Team karena berisikan pemain-pemain top NBA seperti Michael Jordan, Charles Brckley, dan Patrick Ewing. Ini menjadi Olimpiade pertama yang mengikutsertakan pemain NBA sebagai bagian dari skuat.

Dream Team berhasil memenangkan 8 pertandingan, termasuk mengalahkan Kroasia di final sehingga berhak membawa pulang medali emas. Mereka dikenang sebagai tim basket terhebat yang diturunkan AS sepanjang sejarah Olimpiade.

Atlanta, 1996: Muhammad Ali Tandai Peringatan 100 Tahun Olimpiade

Walaupun Ali tidak ikut bertanding, perjuangannya membawa obor Olimpiade Atlanta 1996 benar-benar menguras emosi. Apalagi saat itu sudah muncul tanda-tanda petinju legendaris ini mulai mengidap Parkinson. 

Keikutsertaan Ali itu menjadi momen spesial sekaligus menandai peringatan 100 tahun event olimpiade modern, yang kali pertama digelar pada 1996. 

4 dari 4 halaman

3

Sydney, 2000: Bersatunya Semenanjung Korea

Perang Korea telah memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara dengan garis paralel 38 yang dipenuhi ranjau. Namun, Olimpiade berhasil mempersatukan mereka meskipun hanya melalui seremoni upacara pembukaan.

Pada acara pembukaan Olimpiade Sydney 2000, delegasi Korea Selatan dan Korea Utara berparade bersama dengan membawa bendera semenanjung korea yang ditutupi wara biru yang melambangkan perdamaian.

Athena, 2004: Desain Medali Olimpiade Diubah 

Medali berdesain baru diberikan pada para juara di Olimpiade Athena 2004. Medali baru tersebut menggantikan desaim lama yang dibuat oleh orang Italia, Giuseppe Cassioli. Desain medali perlu diubah karena malah menampilkan gambar Colloseum Roma dibanding venue di Yunani.

Beijing, 2008: Phelps Raup Medali Terbanyak 

Pada Olimpiade Beijing 2008, perenang AS, Michael Phelps dan rekan-rekan setimnya mengukir rekor dunia pada nomor estafet. Total, Phelps membawa pulang delapan medali emas (kemenangan terbanyak dalam sebuah olimpiade.

Sesuai memenangi medali emas kedelapan, dia tetap berkomentar merendah di hadapan para penonton. "Rekor ada untuk dipecahkan, apapun itu."  

Sumber: Reader Digest

 

Video Populer

Foto Populer